Sunday, March 25, 2018

KEGIATAN PELAYANAN DI POSYANDU


KEGIATAN PELAYANAN DI POSYANDU

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama, mencakup;
1.      Kesehatan ibu dan anak;
2.      Keluarga berencana;
3.      Imunisasi;
4.      Gizi;
5.      Pencegahan dan penanggulangan diare.

Terdapat kegiatan pilihan/pengembangan, dimana masyarakat dapat menambah kegiatan baru disamping 5 kegiatan utama yang telah ditetapkan, dinamakan Posyandu Terintegrasi. Kegiatan baru tersebut misalnya;

1.      Bina Keluarga Balita (BKB);
2.      Tanaman Obat Keluarga (TOGA);
3.      Bina Keluarga Lansia (BKL);
4.      Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
5.      berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.

Meja 1 sampai dengan meja 4 di tempati oleh kader posyandu,sedangkan meja ke 5 ditempati oleh bidan desa,yaitu saya sendiri.
Setiap bulannya saya selalu berharap bahwa posyandu yang saya bina akan semakin baik tiap bulannya,agar masyarakat semakin yakin dan rajin membawa anak nya ke posyandu,sehingga tumbuh kembang anak-anak mereka dapat terpantau dengan baik.
Dalam melaksanakan posyandu tentunya saya dibantu oleh kader-kader yang terlatih,sehingga posyandu dapat berjalan dengan lancar setiap bulannya.







LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN KEGIATAN DI POSYANDU
1.      Kader mendaftar bayi / balita yang dibawa ibu-ibu : yaitu nama bayi / balita tersebut ditulis pada secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya. Apabila balita merupakan peserta baru, berarti KMS baru diberikan, nama anak ditulis pada KMS dan secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMSnya.
Selain itu, kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu hamil tersebut ditulis pada Formulir atau Register Ibu Hamil. Apabila ibu hamil tidak membawa balita, langsung dipersilahkan menuju ke kegiatan 4.LANGKAH
2.      Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita untuk membawa bayi / balitanya dan menyerahkan KMS kepada kader di kegiatan2.
3.      Kader di kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil penimbangan bayi / balita tersebut pada secarik kertas yang diselipkan dalam KMSLANGKAH
4.      Setelah ditimbang, kader meminta keluarga balita menyerahkan KMS dan kertas catatan kepada kader di kegiatan setelah itu kader memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut.
Kader menyerahkan KMS kepada keluarga balita yang kemudian menuju ke kegiatan 4.
5.       Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga balita membacakan dan menjelaskan data KMS tersebut.
6.      Kader kemudian memberikan nasihat kepada keluarga balita, baik dengan mengacu pada data KMS maupun pada hasil pengamatan terhadap anaknya.
7.      Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5 (pelayanan), kader dapat melakukan rujukan ke tenaga kesehatan, bidan, PLKB, atau Puskesmas apabila ditemukan masalah pada balita, ibu hamil, atau ibu menyusui.
8.      Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar, misalnya Pemberian Makanan Tambahan (PMT), tablet tambah darah (tablet besi), Vitamin A, Oralit dan sebagainya LANGKAH - 5
9.      Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, bidan, atau PLKB yang memberikan layanan antara lain :
ü  Imunisasi
ü  Keluarga Berencana (KB)
ü  Pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya

KEGIATAN PUSBILA


Bentuk pelayanan pada posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional, yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman masalah kesehatan yang dialami. Beberapa kegiatan pada posyandu lansia adalah :
1.      Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
2.      2. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta    penghitungan denyut nadi selama satu menit.
3.      Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes melitus).
4.      Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.
5.      Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir-butir diatas.
6.      Penyuluhan Kesehatan, biasa dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan kelompok usia lanjut.
Selain itu banyak juga posyandu lansia yang mengadakan kegiatan tambahan seperti senam lansia, pengajian, membuat kerajinan ataupun kegiatan silahturahmi antar lansia. Kegiatan seperti ini tergantung dari kreasi kader posyandu yang bertujuan untuk membuat lansia beraktivitas kembali dan berdisiplin diri.
Mekanisme pelayanan Posyandu Lansia tentu saja berbeda dengan posyandu balita pada umumnya. Mekanisme pelayanan ini tergantung pada mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia ini dengan sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada pula yang hanya 3 meja.
ü  Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia   yang sudah terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya.
ü  Melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah
ü  Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
Melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi badan.
ü  Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan.
ü  Pelayanan medis.




























TAHAPAN KEGIATAN PUSBILA

1.      Meja 1: Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya.
2.      Meja 2:  Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah
3.      Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi badan.
4.      Meja 4: Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan.
5.      Meja 5: Pelayanan medis
Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan.

















KEGIATAN POSBINDU

Jenis Kegiatan Posbindu
1.      Melakukan wawancara untuk menggali informasi faktor resiko keturunan dan perilaku.
  1. Melakukan penimbangan dan mengukur lingkar perut, serta Indeks Massa Tubuh termasuk analisa lemak tubuh.
  2. Melakukan pengukuran tekanan darah.
  3. Melakukan pemeriksaan gula darah.
  4. Melakukan pengukuran kadar lemak darah (kolesterol total dan trigliserida).
  5. Melakukan pemeriksaan fungsi paru sederhana (Peakflowmeter)
  6. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asetat) oleh tenaga bidan terlatih
  7. Melaksanakan konseling (diet, merokok, stress, aktifitas fisik dan lain-lain) dan penyuluhan kelompok termasuk sarasehan.
  8. Melakukan olah raga/aktifitas fisik bersama dan kegiatan lainnya.
  9. Melakukan rujukan ke Puskesmas
  10. Untuk jadwal sebaiknya diatur berdasarkan kesepakatan bersama  dengan memperhatikan anjuran jangka waktu monitoring yang bermanfaat secara klinis (lihat pada tabel anjuran pemantauan).













TAHAPAN KEGIATAN POSBINDU

Penyelenggaraan Posbindu

1. Satu hari sebelum pelaksanaan ( Tahap Persiapan)
a. Mengadakan pertemuan kelompok untuk menentukan jadwal kegiatan.
b.Menyiapkan tempat dan peralatan yang diperlukan.
c. Membuat dan menyebarkan pengumuman mengenai waktu pelaksanaan.
2. Hari Pelaksanaan
a.       Melakukan pelayanan dengan sistem 5 meja atau modifikasi sesuai dengan kebutuhan dan  kesepakatan bersama.
b.      Aktifitas bersama seperti berolahraga bersama, demo masak, penyuluhan,  sarasehan atau    peningkatan ketrampilan bagi para anggotanya.
3. Satu hari setelah pelaksanaan ( Tahap evaluasi )
a.       Menilai kehadiran (para anggotanya, kader dan undangan lainnya)
b.      Catatan pelaksanaan kegiatan
c.       Masalah yang dihadapi
d.      Mencatat hasil penyelesaian masalah

Merupakan bagian dari Sistem Rujukan Kesehatan Nasional. Bila terdapat peserta yang memiliki kriteria harus dirujuk, sesegeranya dirujuk ke Puskesmas dengan terlebih dahulu memotivasi agar mau dirujuk ke Puskesmas.
Pada saat merujuk, sertakan KMS dan lembar rujukan ke Puskesmas sebagai media informasi Petugas Puskesmas dalam menerima rujukan dari masyarakat.
Pada kondisi tertentu bila memerlukan pendamping rujukan dari kader Posbindu agar dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.






KEGIATAN KELAS IBU BALITA
1.PERSIAPAN
a.       Pertemuan persiapan
b.      Pengkajian kebutuhan dasar
c.       .Merancang penyelenggaraan: Pelatihan bagi pelatih (TOT), Pelatihan bagi fasilitator, dan Pendekatan pada tokoh agama dan tokoh masyarakat
2. PELAKSANAAN KELAS IBU BALITA
a.       Indentifikasi sasaran
b.      Mempersiapkan tempat dan sarana belajar
c.       Mempersiapkan materi
d.      Mengundang ibu yang mempunyai anak yang berusia antara 0-5 tahun
e.       Mempersiapkan tim fasilitator dan narasumber
f.        Menyusun rencana anggaran
g.      Menyelenggarakan kelas ibu balita
h.      Monitoring dan evaluasi
3. JARAK PERTEMUAN
ü  Kelompok A (usia 0-1 th) 2x pertemuan dengan jarak pertemuan 1-3 bulan
ü  Kelompok B (usia 1-2 th) 2x pertemuan dengan jarak 3-6 bulan
ü  Kelompok C (usia 2-5 th) 2x pertemuan dengan jarak 6 bulan-1 tahun
  • Pindah ke kelompok berikutnya sesuai dengan usia balita
  • Jarak pertemuan kelas ibu balita dapat disesuaikan dengan kesepakatan masing-masing wilayah.
KONSEP PELAKSANAAN KELAS IBU BALITA
  • Memakai buku KIA sebagai alat (acuan) utama pembelajaran.
  • Metode belajar memakai pendekatan cara belajar orang dewasa, yaitu partisipatif interaktif, ceramah, tanya jawab, peragaan/praktek, curah pendapat, penugasan dan simulasi.
  • Materi: buku KIA, modul yang berkaitan (misal: buku modul tumbuh kembang anak) dan alat-alat bantu lain.
  • Kurikulum: disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi/masalah kesehatan di tempat tersebut. Agar efektif, Kelas Ibu Balita dapat diintegrasikan dengan kegiatan terkait yang ada di masyarakat, misalnya Bina Keluarga Balita (BKB) dan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) atau kegiatan Desa lainnya.
  • Dari, oleh dan untuk masyarakat: seluruh masyarakat termasuk tokoh-tokoh agama dan masyarakat berperan dalam pelaksanaan Kelas Ibu Balita.
  • Peserta: Ibu-ibu yang mempunyai anak berusia antara 0-5 tahun. Tiap kelas dibagi berdasarkan kelompok umur balita: 0-1 tahun, 1-2 tahun, dan 2-5 tahun. Jumlah peserta idealnya maksimal 15 orang/kelas.
  • Fasilitator/pengajar: Bidan atau petugas kesehatan yang telah dilatih menjadi fasilitator Kelas Ibu Balita atau yang telah menjalani on the job training Kelas Ibu Balita.
  • Narasumber: Narasumber diperlukan untuk memberi input tentang topik tertentu. Narasumber merupakan tenaga kesehatan dalam bidang spesifik tertentu seperti: ahli gizi, dokter, bidan, perawat, perawat gigi, Kader PAUD, dll.
  • Waktu: disesuaikan dengan kesiapan ibu/bapak/keluarga, bisa pagi atau sore hari. Lama kegiatan 20-60 menit atau disesuaikan dengan kondisi setempat.
  • Frekuensi pertemuan: 3 kali pertemuan atau sesuai hasil kesepakatan antara fasilitator dengan peserta.
  • Tempat fleksibel: bisa di Balai Desa, Dusun, memakai salah satu rumah warga, Posyandu, Puskesmas, RB, RS, dll.




















TAHAPAN KEGIATAN KELAS IBU BALITA
Kelas Ibu Balita dilaksanakan dengan proses :
  • mengumpulkan ibu balita dengan kelompok umur 2 – 5 tahun.
  • teknik belajar dengan cara diskusi,tukar pendapat/tukar pengalaman.
  • semua ibu bayi membawa Buku KIA. 
Di dalam pelaksanaan Kelas Ibu Balita ada Susunan Acara sebagai berikut : Pembukaan, Sambutan, Kontrak waktu / kesepakatan, Perkenalan, Pre Test, Materi, Post Test dan Penutup.
Pembukaan
            Acara dibuka oleh pembawa acara, dengan diawali do’a bersama.
Sambutan oleh Ibu Bidan Desa
  • Penyampaian tujuan pelaksanaan Kelas Ibu Balita.
Kontrak Waktu / Kesepakatan
            Disampaikan oleh pembawa acara dengan peserta. Kesepakatannya antara lain :
  • Peserta mengikuti kegiatan sampai selesai
  • Acara dimulai setelah semua peserta hadir
  • Peserta membawa buku KIA
  • Pertemuan berikutnya tanggal :  14 September 2015, dimulai jam 10.00 WIB.
Perkenalan
Peserta dan fasilitator saling memperkenalkan dirinya masing-masing.
Pelaksanaan Kegian Pokok
Pre test : Pre test dilakukan untuk penjajagan pengetahuan peserta. Materi
Materi disampaikan oleh fasilitator. Teknik penyampaian materi secara diskusi / curah pendapat, dengan membahas buku KIA.
Post test
       Post test dilakukan sebagai evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan kelas ibu balita, dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan penyerapan materi yang dibahas bersama  atau yang disampaikan fasilitator.
Penutup :  Acara ditutup oleh pembawa acara dengan do’a bersama-sama dan ucapan salam.




















KEGIATAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL
1.      Analisa Singkat 
Melakukan analisa kebutuhan sebelum melaksanakan kelas ibu hamil bertujuan untuk mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan untuk menunjang kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil. Misalnya : siapa tim fasilitator yang akan memfasilitasi pertemuan, pakah diperlukan nara sumber atau bagaimana persiapan materi dan alat bantu sudah lengkap atau perlu ditambah dengan alat bantu lainnya, dll.

2.      Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil 
Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil atau sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan, materi kelas ibu hamil disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamiltetapi tetap mengutamakan materi pokok. Setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, bagi ibu hamil yang mempunyai usia kehamilan > 20 minggu. Senam ibu hamil merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, jika dilaksanakan, setelah sampai di rumah diharapkan dapat dipraktekan.     Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15 - 20 menit.            















       
LANGKAH PENDIDIKAN DI KELAS IBU HAMIL
Dalam memberikan pendidikan pada ibu hamil tersebut dilakukan langkah-langkah dari mulai persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran kelas ibu hamil Depkes & JICA (2008) antara  lain sebagai berikut:
1)      Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di wilayah kerja. Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta setiap kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam kurun waktu tertentu misalnya selama satu tahun.
2)      Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya tempat di puskesmas atau polindes, kantor desa/balai pertemuan, posyandu atau di rumah salah seorang warga masyarakat. Sarana belajar menggunakan kursi, tikar, karpet, VCD player dan lain-lain jika tersedia.
3)      Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan disampaikan.
4)      Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur antara 20 sampai 32 minggu.
5)      Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan nara sumber jika diperlukan.
6)      Membuat rencana pelaksanan kegiatan.
7)      Akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, sebagai kegiatan/materi ekstra.
8)      Menentukan waktu pertemuan, yang disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit.

e.       Materi pada Kelas Ibu Hamil
Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil. Pada setiap pertemuan materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam hamil. Senam hamil ini merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, diharapkan dapat dipraktekan setelah sampai di rumah. Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit (Depkes RI, 2009).
2)       Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan Ke-1
a)       Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan
-         Apa kehamilan itu?
-         Perubahan tubuh ibu selama kehamilan.
-         Keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya (kram kaki, wasir dan nyeri pinggang).
-         Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil
-         Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan anemia.
b)       Perawatan kehamilan
-         Kesiapan psikologis menghadapi kehamilan.
-         Hubungan suami istri selama kehamilan.
-         Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi ibu hamil.
-         Tanda-tanda bahaya kehamilan.
-         Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).
3)       Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan Ke-2
a)       Persalinan
-         Tanda-tanda persalinan.
-         Tanda bahaya persalinan.
-         Proses persalinan.
-         IMD (Inisiasi Menyusu Dini).
b)       Perawatan nifas
-         Apa yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui ASI ekslusif?
-         Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
-         Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas.
-         KB pasca persalinan.
4)       Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan Ke-3
a)       Perawatan bayi
-         Perawatan bayi baru lahir (BBL).
-         Pemberian K1 injeksi pada BBL.
-         Tanda bahaya bayi baru lahir (BBL).
-         Pengamatan perkembangan bayi/anak.
-         Pemberian imunisasi pada BBL.
5)       Mitos
·     Penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
a)         Penyakit menular
-          Infeksi menular seksual (IMS).
-          Informasi dasar HIV/AIDS.
-          Pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil.
b)       Akte kelahiran
-         Pentingnya akte kelahiran.
f.       Monitoring, Evaluasi
1)      Monitoring
Monitoring dilakukan dalam rangaka melihat perkembangan dan pencapaian serta masalah dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil monitoring dapat dijadikan bahan untuk perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil selanjutnya.Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat Desa, Kecamatan, Kbupaten / Kota dan Provinsi.
2)      Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun negatif pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi tersebut bias dijadikansebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil berikutnya. Evaluasi oleh pelaksana (bidan/koordinator bidan) dilakukan setiap selesai pertemuan.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat melakukan evaluasi bersama-sama misalnya 1 kali setahun.
3)      Idikator Keberhasilan
a.       Indikator Input :
-         petugas kesehatan sebagai fasilitator kelas ibu hamil
-         ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil
-         suami/anggota keluarga yang hadir mengikuti kelas ibu hamil
-         kader yang terlibat dalam penyelenggaraan kelas ibu hamil
b.      Indikator Proses
-         Fasilitator : manajemen waktu, penggunaan variasi metode pembelajaran, bahasan peyampaian, penggunaan alat bantu, kemampuan melibatkan peserta, informasi Buku KIA
-         Peserta : fekuensi kehadiran, keaktifan bertanya dan berdiskusi
-         Penyelenggaraan : tempat, sarana, waktu
c.        Indikator Output :
-         peningkatan jumlah ibu hamil yang memiliki Buku KIA
-         ibu yang datang pada K4
-         ibu/keluarga yang telah memiliki perencanaan persalinan
-         ibu yang datang untuk mendapatkan tablet Fe
-         ibu yang telah membuat pilihan bersalin dengan Nakes
-         IMD
-         kader dalam keterlibatan penyelenggaraan



















KEGIATAN PROLANIS

Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) adalah sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan dalam rangka memelihara kesehatan peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis, sehingga dapat mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan efektif dan efisien.
Program yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini bertujuan untuk mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal. Penyakit kronis yang dimaksud adalah diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi.
1.      Konsultasi Medis. Lewat kegiatan ini, peserta Prolanis dapat membuat jadwal konsultasi yang disepakati bersama dengan fasilitas kesehatan pengelola.
2.      Edukasi Kelompok Peserta Prolanis. Edukasi Klub Risti (Klub Prolanis) adalah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam upaya memulihkan penyakit dan mencegah timbulnya kembali penyakit serta meningkatkan status kesehatan bagi peserta Prolanis.
3.      Senam Sehat Prolanis Puskesmas Susunan Baru
Salah satu bentuk kegiatan prolanis adalah aktifitas klub yang dapat diwujudkan melalui kegiatan senam sehat pada kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Puskesmas Susunan Baru yang selain berfungsi sebagai Fasilitas Kesehatan juga terdapat komunitas/pegawai yang hampir kesemuanya merupakan anggota BPJS Kesehatan. Oleh karena itu Puskesmas Susunan Baru juga melaksanakan kegiatan kelompok berupa senam sehat prolanis.
Akhir kata, semoga kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas kesehatan di Puskesmas Susunan Baru, sehingga dapat terus meningkatkan kualitas layanan kami (HWB).
4.      Reminder Melalui SMS Gateway. Ini merupakan bentuk kegiatan untuk memotivasi peserta supaya melakukan kunjungan rutin ke fasilitas kesehatan pengelola. Melalui sms, peserta Prolanis akan mendapat pengingatan jadwal konsultasi ke fasilitas kesehatan pengelola tersebut.
5.      Home Visit. Home visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah peserta Prolanis untuk memberi informasi atau edukuasi kesehatan diri dan lingkungan bagi peserta Prolanis dan keluarganya. Sasaran kegiatan ini meliputi peserta baru terdaftar, peserta tidak hadir terapi di dokter praktek perorangan/klinik/puskesmas 3 bulan berturut-turut, peserta dengan GDP/GDPP di bawah standar 3 bulan berturut-turut, peserta dengan tekanan darah tidak terkontrol 3 bulan berturut-turut, dan peserta pasca opname.






















TAHAPAN KEGIATAN PROLANIS
Persiapan pelaksanaan PROLANIS 
  1. Melakukan identifikasi data peserta sasaran berdasarkan:  a). Hasil Skrining Riwayat Kesehatan dan atau  b). Hasil Diagnosa DM dan HT (pada Faskes Tingkat Pertama maupun RS) 
  2.  Menentukan target sasaran 
  3. Melakukan pemetaan Faskes Dokter Keluarga/ Puskesmas berdasarkan distribusi target sasaran peserta 
  4. Menyelenggarakan sosialisasi Prolanis kepada Faskes Pengelola 
  5. Melakukan pemetaan jejaring Faskes Pengelola (Apotek, Laboratorium) 
  6. Permintaan pernyataan kesediaan jejaring Faskes untuk melayani peserta PROLANIS 
  7. Melakukan sosialisasi PROLANIS kepada peserta (instansi, pertemuan kelompok pasien kronis di RS, dan lain-lain) 
  8. Penawaran kesediaan terhadap peserta penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi untuk bergabung dalam PROLANIS 
  9. Melakukan verifikasi terhadap kesesuaian data diagnosa dengan form kesediaan yang diberikan oleh calon peserta Prolanis 
  10. Mendistribusikan buku pemantauan status kesehatan kepada peserta terdaftar PROLANIS
  11. Melakukan rekapitulasi data peserta terdaftar 
  12. Melakukan entri data peserta dan pemberian flag peserta PROLANIS 
  13. Melakukan distribusi data peserta Prolanis sesuai Faskes Pengelola 
  14. Bersama dengan Faskes melakukan rekapitulasi data pemeriksaan status kesehatan peserta, meliputi pemeriksaan GDP, GDPP, Tekanan Darah, IMT, HbA1C. Bagi peserta yang belum pernah dilakukan pemeriksaan, harus segera dilakukan pemeriksaan 
  15. Melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan status kesehatan awal peserta per Faskes Pengelola (data merupakan luaran Aplikasi P-Care) 
  16. Melakukan Monitoring aktifitas PROLANIS pada masing-masing Faskes Pengelola: a.) Menerima laporan aktifitas PROLANIS dari Faskes Pengelola. b.) Menganalisa data 
  17. Menyusun umpan balik kinerja Faskes PROLANIS 
  18. Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/ Kantor Pusat. 

Pelaksanaan Kegiatan Prolanis

Kegiatan diawali dengan pendaftaran pemeriksaan kesehatan, yaitu pengukuran tinggi badan, berat badan, tensi tekanan darah dan pengambilan sampel darah.

Memasuki acara inti,
1.         Sambutan dari kepala puskesmas
2.         Sambutan kepala kantor cabang BPJS
3.         Yel-yel PROLANIS
4.         Penjelasan Mengenai Prolanis dan Penyakit Kronis Diabetes dan Hipertensi
5.         Melaksanakan kegiatan prolanis
-             Pendaftaran peserta
-             Mengukur tinggi badan, berat badan, tekanan darah, kadar glukosa dalam darah dan lain-lain
-             Pemeriksaan kesehatan
-             Senam prolanis
6.      Penutupan acara prolanis