KEGIATAN
PELAYANAN DI POSYANDU
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan
utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama, mencakup;
1. Kesehatan ibu dan anak;
2. Keluarga berencana;
3. Imunisasi;
4. Gizi;
5. Pencegahan dan penanggulangan diare.
Terdapat kegiatan pilihan/pengembangan,
dimana masyarakat dapat menambah kegiatan baru disamping 5 kegiatan utama yang
telah ditetapkan, dinamakan Posyandu Terintegrasi. Kegiatan baru tersebut
misalnya;
1. Bina Keluarga Balita (BKB);
2. Tanaman Obat Keluarga (TOGA);
3. Bina Keluarga Lansia (BKL);
4. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
5. berbagai program pembangunan masyarakat
desa lainnya.
Meja 1 sampai dengan meja 4 di tempati oleh
kader posyandu,sedangkan meja ke 5 ditempati oleh bidan desa,yaitu saya
sendiri.
Setiap bulannya saya selalu berharap bahwa
posyandu yang saya bina akan semakin baik tiap bulannya,agar masyarakat semakin
yakin dan rajin membawa anak nya ke posyandu,sehingga tumbuh kembang anak-anak
mereka dapat terpantau dengan baik.
Dalam melaksanakan posyandu tentunya saya
dibantu oleh kader-kader yang terlatih,sehingga posyandu dapat berjalan dengan
lancar setiap bulannya.
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN KEGIATAN DI POSYANDU
1. Kader
mendaftar bayi / balita yang dibawa ibu-ibu : yaitu nama bayi / balita tersebut
ditulis pada secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya. Apabila
balita merupakan peserta baru, berarti KMS baru diberikan, nama anak ditulis
pada KMS dan secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMSnya.
Selain itu,
kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu hamil tersebut ditulis pada
Formulir atau Register Ibu Hamil. Apabila ibu hamil tidak membawa balita,
langsung dipersilahkan menuju ke kegiatan 4.LANGKAH
2. Kader di
kegiatan 1 meminta orang tua balita untuk membawa bayi / balitanya dan
menyerahkan KMS kepada kader di kegiatan2.
3. Kader di
kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil penimbangan bayi / balita tersebut pada
secarik kertas yang diselipkan dalam KMSLANGKAH
4. Setelah
ditimbang, kader meminta keluarga balita menyerahkan KMS dan kertas catatan
kepada kader di kegiatan setelah itu kader memindahkan catatan hasil
penimbangan balita dari secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut.
Kader
menyerahkan KMS kepada keluarga balita yang kemudian menuju ke kegiatan 4.
5. Kader yang bertugas menerima KMS anak dari
keluarga balita membacakan dan menjelaskan data KMS tersebut.
6. Kader
kemudian memberikan nasihat kepada keluarga balita, baik dengan mengacu pada
data KMS maupun pada hasil pengamatan terhadap anaknya.
7. Apabila
tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5 (pelayanan), kader dapat melakukan
rujukan ke tenaga kesehatan, bidan, PLKB, atau Puskesmas apabila ditemukan
masalah pada balita, ibu hamil, atau ibu menyusui.
8. Selain itu,
kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar, misalnya
Pemberian Makanan Tambahan (PMT), tablet tambah darah (tablet besi), Vitamin A,
Oralit dan sebagainya LANGKAH - 5
9. Khusus untuk
kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, bidan, atau
PLKB yang memberikan layanan antara lain :
ü Imunisasi
ü Keluarga
Berencana (KB)
ü Pemberian
tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya
KEGIATAN PUSBILA
Bentuk pelayanan pada posyandu
lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional, yang dicatat
dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal
penyakit yang diderita atau ancaman masalah kesehatan yang dialami. Beberapa kegiatan pada posyandu lansia adalah :
1.
Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
2.
2. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.
3.
Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula (diabetes melitus).
4.
Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi
awal adanya penyakit ginjal.
5.
Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir-butir diatas.
6.
Penyuluhan Kesehatan, biasa
dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan
konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh
individu dan kelompok usia lanjut.
Selain itu banyak juga
posyandu lansia yang mengadakan kegiatan tambahan seperti senam lansia,
pengajian, membuat kerajinan ataupun kegiatan silahturahmi antar lansia.
Kegiatan seperti ini tergantung dari kreasi kader posyandu yang bertujuan untuk
membuat lansia beraktivitas kembali dan berdisiplin diri.
Mekanisme pelayanan Posyandu Lansia tentu saja berbeda dengan posyandu
balita pada umumnya. Mekanisme pelayanan ini tergantung pada mekanisme dan
kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah penyelenggara. Ada yang
menyelenggarakan posyandu lansia ini dengan sistem 5 meja seperti posyandu
balita, ada pula yang hanya 3 meja.
ü Pendaftaran
Mendaftarkan
lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah terdaftar di buku register
langsung menuju meja selanjutnya.
ü Melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah
ü Pencatatan (Pengisian Kartu
Menuju Sehat)
Melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan
darah, berat badan, tinggi badan.
ü Penyuluhan
Penyuluhan
kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan.
ü Pelayanan medis.
TAHAPAN KEGIATAN PUSBILA
1. Meja 1:
Pendaftaran
Mendaftarkan
lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah terdaftar di
buku register langsung menuju meja selanjutnya.
2. Meja 2: Kader
melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah
3. Meja 3:
Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
Kader
melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan
darah, berat badan, tinggi badan.
4. Meja 4:
Penyuluhan
Penyuluhan
kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan.
5. Meja 5:
Pelayanan medis
Pelayanan oleh tenaga professional
yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan
pengobatan ringan.
KEGIATAN POSBINDU
Jenis
Kegiatan Posbindu
1. Melakukan
wawancara untuk menggali informasi faktor resiko keturunan dan perilaku.
- Melakukan penimbangan dan mengukur lingkar perut, serta Indeks Massa Tubuh termasuk analisa lemak tubuh.
- Melakukan pengukuran tekanan darah.
- Melakukan pemeriksaan gula darah.
- Melakukan pengukuran kadar lemak darah (kolesterol total dan trigliserida).
- Melakukan pemeriksaan fungsi paru sederhana (Peakflowmeter)
- Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asetat) oleh tenaga bidan terlatih
- Melaksanakan konseling (diet, merokok, stress, aktifitas fisik dan lain-lain) dan penyuluhan kelompok termasuk sarasehan.
- Melakukan olah raga/aktifitas fisik bersama dan kegiatan lainnya.
- Melakukan rujukan ke Puskesmas
- Untuk jadwal sebaiknya diatur berdasarkan kesepakatan bersama dengan memperhatikan anjuran jangka waktu monitoring yang bermanfaat secara klinis (lihat pada tabel anjuran pemantauan).
TAHAPAN KEGIATAN POSBINDU
Penyelenggaraan
Posbindu
1. Satu hari sebelum pelaksanaan ( Tahap Persiapan)
a. Mengadakan
pertemuan kelompok untuk menentukan jadwal kegiatan.
b.Menyiapkan
tempat dan peralatan yang diperlukan.
c. Membuat dan
menyebarkan pengumuman mengenai waktu pelaksanaan.
2. Hari Pelaksanaan
a.
Melakukan pelayanan dengan sistem 5
meja atau modifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama.
b.
Aktifitas bersama seperti
berolahraga bersama, demo masak, penyuluhan, sarasehan atau
peningkatan ketrampilan bagi para anggotanya.
3. Satu hari setelah pelaksanaan ( Tahap evaluasi )
a.
Menilai kehadiran (para anggotanya,
kader dan undangan lainnya)
b.
Catatan pelaksanaan kegiatan
c.
Masalah yang dihadapi
d.
Mencatat hasil penyelesaian masalah
Merupakan bagian dari Sistem Rujukan Kesehatan
Nasional. Bila terdapat peserta yang memiliki kriteria harus dirujuk,
sesegeranya dirujuk ke Puskesmas dengan terlebih dahulu memotivasi agar mau
dirujuk ke Puskesmas.
Pada saat merujuk, sertakan KMS dan lembar rujukan ke
Puskesmas sebagai media informasi Petugas Puskesmas dalam menerima rujukan dari
masyarakat.
Pada kondisi tertentu bila memerlukan pendamping
rujukan dari kader Posbindu agar dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.
KEGIATAN KELAS IBU BALITA
1.PERSIAPAN
a. Pertemuan
persiapan
b. Pengkajian
kebutuhan dasar
c. .Merancang
penyelenggaraan: Pelatihan bagi pelatih (TOT), Pelatihan bagi
fasilitator, dan Pendekatan pada tokoh agama dan tokoh masyarakat
2.
PELAKSANAAN KELAS IBU BALITA
a. Indentifikasi
sasaran
b. Mempersiapkan
tempat dan sarana belajar
c. Mempersiapkan
materi
d. Mengundang
ibu yang mempunyai anak yang berusia antara 0-5 tahun
e. Mempersiapkan
tim fasilitator dan narasumber
f.
Menyusun rencana anggaran
g. Menyelenggarakan
kelas ibu balita
h. Monitoring
dan evaluasi
3. JARAK
PERTEMUAN
ü Kelompok A
(usia 0-1 th) 2x pertemuan dengan jarak pertemuan 1-3 bulan
ü Kelompok B
(usia 1-2 th) 2x pertemuan dengan jarak 3-6 bulan
ü Kelompok C
(usia 2-5 th) 2x pertemuan dengan jarak 6 bulan-1 tahun
- Pindah ke kelompok berikutnya sesuai dengan usia balita
- Jarak pertemuan kelas ibu balita dapat disesuaikan dengan kesepakatan masing-masing wilayah.
KONSEP
PELAKSANAAN KELAS IBU BALITA
- Memakai buku KIA sebagai alat (acuan) utama pembelajaran.
- Metode belajar memakai pendekatan cara belajar orang dewasa, yaitu partisipatif interaktif, ceramah, tanya jawab, peragaan/praktek, curah pendapat, penugasan dan simulasi.
- Materi: buku KIA, modul yang berkaitan (misal: buku modul tumbuh kembang anak) dan alat-alat bantu lain.
- Kurikulum: disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi/masalah kesehatan di tempat tersebut. Agar efektif, Kelas Ibu Balita dapat diintegrasikan dengan kegiatan terkait yang ada di masyarakat, misalnya Bina Keluarga Balita (BKB) dan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) atau kegiatan Desa lainnya.
- Dari, oleh dan untuk masyarakat: seluruh masyarakat termasuk tokoh-tokoh agama dan masyarakat berperan dalam pelaksanaan Kelas Ibu Balita.
- Peserta: Ibu-ibu yang mempunyai anak berusia antara 0-5 tahun. Tiap kelas dibagi berdasarkan kelompok umur balita: 0-1 tahun, 1-2 tahun, dan 2-5 tahun. Jumlah peserta idealnya maksimal 15 orang/kelas.
- Fasilitator/pengajar: Bidan atau petugas kesehatan yang telah dilatih menjadi fasilitator Kelas Ibu Balita atau yang telah menjalani on the job training Kelas Ibu Balita.
- Narasumber: Narasumber diperlukan untuk memberi input tentang topik tertentu. Narasumber merupakan tenaga kesehatan dalam bidang spesifik tertentu seperti: ahli gizi, dokter, bidan, perawat, perawat gigi, Kader PAUD, dll.
- Waktu: disesuaikan dengan kesiapan ibu/bapak/keluarga, bisa pagi atau sore hari. Lama kegiatan 20-60 menit atau disesuaikan dengan kondisi setempat.
- Frekuensi pertemuan: 3 kali pertemuan atau sesuai hasil kesepakatan antara fasilitator dengan peserta.
- Tempat fleksibel: bisa di Balai Desa, Dusun, memakai salah satu rumah warga, Posyandu, Puskesmas, RB, RS, dll.
TAHAPAN KEGIATAN KELAS IBU BALITA
Kelas Ibu Balita dilaksanakan dengan proses :
- mengumpulkan ibu balita dengan kelompok umur 2 – 5 tahun.
- teknik belajar dengan cara diskusi,tukar pendapat/tukar pengalaman.
- semua ibu bayi membawa Buku KIA.
Di dalam pelaksanaan Kelas Ibu Balita ada Susunan
Acara sebagai berikut : Pembukaan, Sambutan, Kontrak waktu / kesepakatan,
Perkenalan, Pre Test, Materi, Post Test dan Penutup.
Pembukaan
Acara dibuka oleh pembawa acara, dengan diawali do’a bersama.
Sambutan oleh Ibu Bidan Desa
- Penyampaian tujuan pelaksanaan Kelas Ibu Balita.
Kontrak Waktu / Kesepakatan
Disampaikan oleh pembawa acara dengan peserta. Kesepakatannya antara lain :
- Peserta mengikuti kegiatan sampai selesai
- Acara dimulai setelah semua peserta hadir
- Peserta membawa buku KIA
- Pertemuan berikutnya tanggal : 14 September 2015, dimulai jam 10.00 WIB.
Perkenalan
Peserta dan fasilitator saling memperkenalkan dirinya
masing-masing.
Pelaksanaan Kegian Pokok
Pre test : Pre test dilakukan untuk penjajagan
pengetahuan peserta. Materi
Materi disampaikan oleh fasilitator. Teknik
penyampaian materi secara diskusi / curah pendapat, dengan membahas buku KIA.
Post test
Post test
dilakukan sebagai evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan kelas ibu balita, dengan
tujuan untuk mengetahui peningkatan penyerapan materi yang dibahas
bersama atau yang disampaikan fasilitator.
Penutup : Acara ditutup oleh pembawa acara
dengan do’a bersama-sama dan ucapan salam.
KEGIATAN
PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL
1. Analisa Singkat
Melakukan analisa kebutuhan sebelum melaksanakan kelas ibu hamil
bertujuan untuk mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan untuk menunjang
kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil. Misalnya :
siapa tim fasilitator yang akan memfasilitasi pertemuan, pakah diperlukan nara
sumber atau bagaimana persiapan materi dan alat bantu sudah lengkap atau perlu
ditambah dengan alat bantu lainnya, dll.
2.
Kegiatan
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil
atau sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap
pertemuan, materi kelas ibu hamil disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi ibu hamiltetapi tetap mengutamakan materi pokok. Setiap akhir pertemuan
dilakukan senam ibu hamil, bagi ibu hamil yang mempunyai usia kehamilan > 20
minggu. Senam ibu hamil merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil,
jika dilaksanakan, setelah sampai di rumah diharapkan dapat dipraktekan.
Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa
dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit
termasuk senam hamil 15 - 20 menit.
LANGKAH
PENDIDIKAN DI KELAS IBU HAMIL
Dalam memberikan pendidikan pada ibu
hamil tersebut dilakukan langkah-langkah dari mulai persiapan sampai
pelaksanaan pembelajaran kelas ibu hamil Depkes & JICA (2008) antara
lain sebagai berikut:
1)
Melakukan identifikasi terhadap ibu
hamil yang ada di wilayah kerja. Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah
ibu hamil dan umur kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta setiap
kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam kurun waktu
tertentu misalnya selama satu tahun.
2)
Mempersiapkan tempat dan sarana
pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya tempat di puskesmas atau polindes, kantor
desa/balai pertemuan, posyandu atau di rumah salah seorang warga masyarakat.
Sarana belajar menggunakan kursi, tikar, karpet, VCD player dan lain-lain jika
tersedia.
3)
Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan
dan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan
disampaikan.
4)
Persiapan peserta kelas ibu hamil,
mengundang ibu hamil umur antara 20 sampai 32 minggu.
5)
Siapkan tim pelaksana kelas ibu
hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan nara sumber jika diperlukan.
6)
Membuat rencana pelaksanan kegiatan.
7)
Akhir pertemuan dilakukan senam ibu
hamil, sebagai kegiatan/materi ekstra.
8)
Menentukan waktu pertemuan, yang
disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan
lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit.
e.
Materi pada Kelas Ibu Hamil
Pertemuan
kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil. Pada setiap pertemuan
materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi ibu hamil. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam hamil. Senam
hamil ini merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, diharapkan dapat
dipraktekan setelah sampai di rumah. Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan
ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan
120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit (Depkes RI, 2009).
2)
Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan
Ke-1
a)
Kehamilan, perubahan tubuh dan
keluhan
-
Apa kehamilan itu?
-
Perubahan tubuh ibu selama
kehamilan.
-
Keluhan umum saat hamil dan cara
mengatasinya (kram kaki, wasir dan nyeri pinggang).
-
Apa saja yang perlu dilakukan ibu
hamil
-
Pengaturan gizi termasuk pemberian
tablet tambah darah untuk penanggulangan anemia.
b)
Perawatan kehamilan
-
Kesiapan psikologis menghadapi
kehamilan.
-
Hubungan suami istri selama
kehamilan.
-
Obat yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi ibu hamil.
-
Tanda-tanda bahaya kehamilan.
-
Perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K).
3)
Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan
Ke-2
a)
Persalinan
-
Tanda-tanda persalinan.
-
Tanda bahaya persalinan.
-
Proses persalinan.
-
IMD (Inisiasi Menyusu Dini).
b)
Perawatan nifas
-
Apa yang dilakukan ibu nifas agar
dapat menyusui ASI ekslusif?
-
Bagaimana menjaga kesehatan ibu
nifas?
-
Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas.
-
KB pasca persalinan.
4)
Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan
Ke-3
a)
Perawatan bayi
-
Perawatan bayi baru lahir (BBL).
-
Pemberian K1 injeksi pada BBL.
-
Tanda bahaya bayi baru lahir (BBL).
-
Pengamatan perkembangan bayi/anak.
-
Pemberian imunisasi pada BBL.
5)
Mitos
·
Penggalian dan penelusuran mitos
yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
a)
Penyakit menular
-
Infeksi menular seksual (IMS).
-
Informasi dasar HIV/AIDS.
-
Pencegahan dan penanganan malaria
pada ibu hamil.
b) Akte
kelahiran
-
Pentingnya akte kelahiran.
f.
Monitoring, Evaluasi
1) Monitoring
Monitoring dilakukan dalam rangaka
melihat perkembangan dan pencapaian serta masalah dalam pelaksanaan kelas
ibu hamil, hasil monitoring dapat dijadikan bahan untuk perbaikan dan
pengembangan kelas ibu hamil selanjutnya.Kegiatan monitoring dilakukan secara
berkala dan berjenjang mulai dari tingkat Desa, Kecamatan, Kbupaten / Kota
dan Provinsi.
2) Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk melihat
keluaran dan dampak baik positif maupun negatif pelaksanaan kelas ibu
hamil berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi tersebut bias dijadikansebagai
bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan kelas ibu
hamil berikutnya. Evaluasi oleh pelaksana (bidan/koordinator bidan)
dilakukan setiap selesai pertemuan.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas
Kesehatan Provinsi dapat melakukan evaluasi bersama-sama misalnya 1 kali
setahun.
3) Idikator Keberhasilan
a.
Indikator Input :
-
petugas kesehatan sebagai
fasilitator kelas ibu hamil
-
ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil
-
suami/anggota keluarga yang hadir
mengikuti kelas ibu hamil
-
kader yang terlibat dalam
penyelenggaraan kelas ibu hamil
b.
Indikator Proses
-
Fasilitator : manajemen waktu,
penggunaan variasi metode pembelajaran, bahasan peyampaian, penggunaan
alat bantu, kemampuan melibatkan peserta, informasi Buku KIA
-
Peserta : fekuensi kehadiran,
keaktifan bertanya dan berdiskusi
-
Penyelenggaraan : tempat, sarana,
waktu
c.
Indikator Output :
-
peningkatan jumlah ibu hamil yang
memiliki Buku KIA
-
ibu yang datang pada K4
-
ibu/keluarga yang telah memiliki
perencanaan persalinan
-
ibu yang datang untuk mendapatkan
tablet Fe
-
ibu yang telah membuat pilihan
bersalin dengan Nakes
-
IMD
-
kader dalam keterlibatan
penyelenggaraan
KEGIATAN PROLANIS
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis)
adalah sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang melibatkan
peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan dalam rangka memelihara
kesehatan peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis, sehingga dapat
mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan efektif
dan efisien.
Program yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini bertujuan
untuk mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup
optimal. Penyakit kronis yang dimaksud adalah diabetes melitus tipe 2 dan
hipertensi.
1.
Konsultasi Medis. Lewat kegiatan ini, peserta Prolanis dapat membuat jadwal
konsultasi yang disepakati bersama dengan fasilitas kesehatan pengelola.
2.
Edukasi Kelompok Peserta Prolanis. Edukasi Klub Risti (Klub Prolanis) adalah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam upaya memulihkan penyakit dan mencegah
timbulnya kembali penyakit serta meningkatkan status kesehatan bagi peserta
Prolanis.
3.
Senam Sehat Prolanis Puskesmas Susunan
Baru
Salah satu
bentuk kegiatan prolanis adalah aktifitas klub yang dapat diwujudkan melalui
kegiatan senam sehat pada kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Puskesmas
Susunan Baru yang selain berfungsi sebagai Fasilitas Kesehatan juga terdapat
komunitas/pegawai yang hampir kesemuanya merupakan anggota BPJS Kesehatan. Oleh
karena itu Puskesmas Susunan Baru juga melaksanakan kegiatan kelompok berupa
senam sehat prolanis.
Akhir kata,
semoga kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas kesehatan di Puskesmas Susunan
Baru, sehingga dapat terus meningkatkan kualitas layanan kami (HWB).
4.
Reminder Melalui SMS Gateway. Ini merupakan bentuk kegiatan untuk memotivasi peserta supaya
melakukan kunjungan rutin ke fasilitas kesehatan pengelola. Melalui sms, peserta
Prolanis akan mendapat pengingatan jadwal konsultasi ke fasilitas kesehatan
pengelola tersebut.
5.
Home Visit. Home visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah peserta
Prolanis untuk memberi informasi atau edukuasi kesehatan diri dan lingkungan
bagi peserta Prolanis dan keluarganya. Sasaran kegiatan ini meliputi peserta
baru terdaftar, peserta tidak hadir terapi di dokter praktek
perorangan/klinik/puskesmas 3 bulan berturut-turut, peserta dengan GDP/GDPP di
bawah standar 3 bulan berturut-turut, peserta dengan tekanan darah tidak
terkontrol 3 bulan berturut-turut, dan peserta pasca opname.
TAHAPAN KEGIATAN PROLANIS
Persiapan pelaksanaan PROLANIS
- Melakukan identifikasi data peserta sasaran berdasarkan: a). Hasil Skrining Riwayat Kesehatan dan atau b). Hasil Diagnosa DM dan HT (pada Faskes Tingkat Pertama maupun RS)
- Menentukan target sasaran
- Melakukan pemetaan Faskes Dokter Keluarga/ Puskesmas berdasarkan distribusi target sasaran peserta
- Menyelenggarakan sosialisasi Prolanis kepada Faskes Pengelola
- Melakukan pemetaan jejaring Faskes Pengelola (Apotek, Laboratorium)
- Permintaan pernyataan kesediaan jejaring Faskes untuk melayani peserta PROLANIS
- Melakukan sosialisasi PROLANIS kepada peserta (instansi, pertemuan kelompok pasien kronis di RS, dan lain-lain)
- Penawaran kesediaan terhadap peserta penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi untuk bergabung dalam PROLANIS
- Melakukan verifikasi terhadap kesesuaian data diagnosa dengan form kesediaan yang diberikan oleh calon peserta Prolanis
- Mendistribusikan buku pemantauan status kesehatan kepada peserta terdaftar PROLANIS
- Melakukan rekapitulasi data peserta terdaftar
- Melakukan entri data peserta dan pemberian flag peserta PROLANIS
- Melakukan distribusi data peserta Prolanis sesuai Faskes Pengelola
- Bersama dengan Faskes melakukan rekapitulasi data pemeriksaan status kesehatan peserta, meliputi pemeriksaan GDP, GDPP, Tekanan Darah, IMT, HbA1C. Bagi peserta yang belum pernah dilakukan pemeriksaan, harus segera dilakukan pemeriksaan
- Melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan status kesehatan awal peserta per Faskes Pengelola (data merupakan luaran Aplikasi P-Care)
- Melakukan Monitoring aktifitas PROLANIS pada masing-masing Faskes Pengelola: a.) Menerima laporan aktifitas PROLANIS dari Faskes Pengelola. b.) Menganalisa data
- Menyusun umpan balik kinerja Faskes PROLANIS
- Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/ Kantor Pusat.
Pelaksanaan Kegiatan
Prolanis
Kegiatan
diawali dengan pendaftaran pemeriksaan kesehatan, yaitu pengukuran tinggi
badan, berat badan, tensi tekanan darah dan pengambilan sampel darah.
Memasuki acara inti,
1.
Sambutan dari kepala puskesmas
2.
Sambutan kepala kantor cabang BPJS
3.
Yel-yel PROLANIS
4.
Penjelasan Mengenai Prolanis dan Penyakit Kronis
Diabetes dan Hipertensi
5.
Melaksanakan kegiatan prolanis
-
Pendaftaran peserta
-
Mengukur tinggi badan, berat badan, tekanan darah,
kadar glukosa dalam darah dan lain-lain
-
Pemeriksaan kesehatan
-
Senam prolanis
6. Penutupan
acara prolanis