Sunday, January 7, 2018

CONTOH PTK PAUD BAB II



BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1.  Kajian Teori
A.    Pengertian tentang Kemampuan.
Didalam kamus bahasa Indonesia kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti (kuasa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.Menurut Chaplin Ability (Kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan. Sedangkan menurut Robbins kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek. Adapula pendapat lain menurut Akhmat sudrajat menghubungkan kemampuan dengan kata kecakapan. Setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan. Kecapakan ini mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut. Proses pembelajaran mengharuskan siswa mengoptimalkan segala kecakapan yang dimiliki.
Kemampuan adalah yang dapat dikuasai oleh anak setelah terjadinya proses belajar. Kemampuan anak PAUD tentu tidak sama dengan kemampuan anak pada jenjang yang lebih tinggi, mengingat usia, kematangan cara berfikir anak belum maksimal (PGPAUD 2402).

B.     Pengertian tentang Berhitung Permulaan
Secara umum permainan berhitung permulaan di PAUD bertujuan agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung, sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang pendidikan selanjutnya.
Secara khusus permainan berhitung permulaan di PAUD bertujuan agar anak :
a.       Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini, melalui pengamatan terhadap benda-benda konkrit, gambar atau angka-angka yang terdapat disekitar anak.
b.      Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan ketrampilan berhitung.
c.       Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi.
d.      Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan suatu peristiwa yang terjadi disekitarnya.
e.       Memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan.
Dalam berhitung permulaan harus memperhatikan prinsip-prinsip permainan berhitung permulaan yaitu :
a.       Permainan berhitung diberikan secara bertahap, diawali dengan menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa konkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar.
b.      Pengetahuan dan ketrampilan pada permainan berhitung diberikan secara bertahap menurut kesukaannya, misal dari konkrit ke abstrak, mudah ke sukar, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks.
c.       Permainan berhitung akan berhasil jika anak-anak diberi kesempatan berpartisipasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri.
d.      Permainan berhitung membutuhkan suasana menyenangkan dan memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan alat peraga/media yang sesuai dengan benda sebenarnya (tiruan), menarik dan bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan.
e.       Bahasa yang digunakan di dalam pengenalan konsep berhitung seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang terdapat di lingkungan sekitar anak.
f.        Dalam permainan berhitung anak dapat dikelompokan sesuai tahap penguasaannya yaitu tahap konsep, masa transisi dan lambang.
g.      Dalam mengevaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan. (Depdiknas.2007, 2)

C.    Pengertian tentang Metode
Metode adalah cara menyampaikan/mentransfer ilmu yang tepat sesuai dengan anak usia PAUD sehingga menghasilkan pemahaman yang maksimal bagi anak didik.
Metode merupakan bagian dari setrategi pembelajaran untuk mencapai tujuan dan dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang ditetapkan (PGPAUD 2101, 7.3)
Metode yang digunakan oleh guru adalah salah satu kunci pokok didalam keberhasilan suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh anak. Pemilihan metode yang akan digunakan harus relevan dengan berbagai variasi materi, media dan bentuk kegiatan yang akan dilakukan (Depdiknas.2007, 13).

D.    Pengertian tentang Jarimatika.
Jarimatika adalah cara berhitung (operasi kali-bagi-tambah-kurang) dengan menggunakan jari-jari tangan. Jarimatika lebih merupakan alat komunikasi orang tua kepada anak-anaknya, yang merupakan sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan berhitung dasar kepada anak-anak menurut kaidah-kaidah berikut :
a.       Dimulai dengan memahamkan secara benar terlebih dahulu tentang konsep bilangan, lambang bilangan, dan operasi hitung dasar.
b.      Barulah kemudian mengajarkan cara berhitung dengan jari-jari tangan.
c.       Prosesnya diawali, dilakukan dan diakhiri dengan gembira.
d.      Dibandingkan dengan metode lain, metode jarimatika lebih menekankan pada penguasaan konsep terlebih dahulu baru ke cara cepatnya, sehingga anak-anak menguasai ilmu secara matang. Selain itu metode ini disampaikan secara fun, sehingga anak-anak akan merasa senang dan gampang dalam mengerjakannya.
Apa nilai lebih berhitung menggunakan metode jarimatika.
a.         Sederhana.
b.         Jarimatika memberikan Visualisasi proses berhitung, hal ini akan membuat anak mudah melakukannya.
c.         Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak, mungkin mereka menganggapnya lucu. Dengan begitu mereka akan melakukannya dengan Gembira.
d.         Jairmatikan relatif tidak memberatkan memori otak saat digunakan.
e.         Alatnya tidak perlu dibeli, tidak akan pernah ketinggalan, ataupun terlupa dimana menyimpannya.
Karena diberikan secara menyenangkan maka sistim limbik diotak anak akan senantiasa terbuka sehingga memudahkan anak dalam menerima materi baru. Membiasakan mengembangkan otak kanan dan kirinya, baik secara motorik maupun secara fungsional, sehingga anak menganggap mudah, dan ini merupakan langkah awal membangun rasa percaya dirinya untuk lebih jauh menguasai ilmu matematika secara luas.

E.     Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan untuk melengkapi penelitian ini adalah penelitian tentang peningkatan kemampuan berhitung permulaan yang pernah dilakukan oleh :
Septi Peni Wulandani (2004). Melakukan penelitian berjudul “ Jarimatika Penambahan dan Pengurangan” hasil penelitiannya, mengapa anak perlu menguasai ketrampilan berhitung ? karena :
a.       Agar dapat memahami alam semesta dan hukum-hukumnya.
b.      Agar dapat merancang dengan baik.
c.       Agar dapat membuat perencanaan dan evaluasi dengan baik.
d.      Agar dapat berlaku adil.
e.       Agar dapat berbelanja dengan benar.
f.        Agar tidak mudah ditipu.
g.      Mengajarkan konsep.
h.      Proses operasi matematika.
Umi Kayvan (2009). Melakukan penelitian berjudul “ 57 Permainan Kreatif Untuk Mencerdaskan Anak”. Hasil penelitiannya yaitu : pada tahap pertama pembelajaran matematika anak-anak dilatih untuk mampu menghitung mengenali angka-angka, menafsir, menambahkan, mengurangi, dan memahami konsep sederhana seperti : bahwa 1 mewakili satu orang unit dan 2 untuk dua unit.

F.     Kerangka Berfikir
Untuk Meningkatkan kemampuan berhitung permulaan guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik bagi anak sehingga anak termotivasi untuk melakukan proses berhitung permulaan dengan mudah dan menyenangkan sesuai dengan kemampuan dan keinginannya serta tidak membebani memori otak anak.

G.    Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka diatas dapat diajukan hipotesis bahwa melalui metode jarimatika dapat Meningkatkan kemampuan berhitung permulaan bagi anak kelompok B TK PGRI TUNAS PATAKA Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis.












No comments:

Post a Comment