Tuesday, January 9, 2018

BAB I SKRIPSI



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Tertulis dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah menyatakan bahwa  Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian  rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini merupakan masa keemasan (golden age), stimulasi seluruh aspek perkembangan (nilai moral dan agama, kognitif, fisik/motorik bahasa, sosial emosional dan seni) berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Pertumbuhan otak anak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat (eksplosif).
Mengingat pentingnya masa ini, maka stimulasi diberikan pada awal kehidupan anak agar seluruh potensinya dapat berkembang secara optimal. Upaya pengembangan harus dilakukan melalui kegiatan bermain agar tidak membuat anak kehilangan masa bermainnya. Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan  bagi  anak, bermain  juga  membantu  anak  mengenal dirinya dengan siapa ia hidup, serta lingkungan tempat ia hidup. Melalui bermain anak memperoleh kesempatan untuk berkreasi, bereksplorasi, dan mengekspresikan perasaannya.
Untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya anak mendapatkan tempat dan kesempatan dalam berbagai bentuk kegiatan bermain sambil belajar. Bentuk kegiatan ini diwujudkan dalam berbagai ekspresi diri secara kreatif (Jamaris 2005 : 3). Terdapat kesempatan dikalangan pakar pendidikan bahwa upaya untuk mencapai hasil belajar yang baik yaitu dengan meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam proses belajar mengajar melalui cara belajar siswa aktif (Student Active Learning).
Agar pendidikan lebih bermakna bagi anak maka diperlukan pendidikan secara berencana dan sistematis. Pemberian kesempatan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan berekspresi dengan berbagai cara dengan penyediaan media pada semua bidang pengembangan diharapkan terakomodasi. Kegiatan berekspresi baik dalam  bentuk hasil karya maupun bentuk perilaku, sesungguhnya memupuk dan mengembangkan anak untuk berkreasi. Hendaknya sistem pendidikan dapat memberikan wadah untuk memunculkan dan merangsang pemikiran, sikap dan perilaku anak usia dini.
Keberhasilan tentu harapan semua dan untuk mewujudkannya tidaklah mudah. Sebagaimana telah terkondisikan di Kelompok Bermain Cempaka Desa Kadupandak Kecamatan Tambaksari sampai saat ini kegiatan belajar mengajar terutama kegiatan kreativitas kecuali mewarnai dirasakan kurang maksimal. Kemampuan anak masih dalam tahap Mulai Berkembang (MB), dengan kemampuan rata-rata 32%.
Keterbatasan dalam pengelolaan sumber belajar berpengaruh tidak terpenuhinya kebutuhan belajar. Kurangnya kegiatan eksplorasi menghambat memunculkannya ide dan dan inisiatif anak untuk berkarya atau berkreativitas.    


Anak menjadi ragu dan kurang percaya diri mencoba hal yang baru. Untuk mengarah pada prinsip Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenangkan (PAIKEM), kegiatan kreativitas harus dapat memberikan tantangan dan motivasi kepada siswa untuk dapat melakukannya sendiri yaitu dengan memfasilitasi serta menyediakan media dan sumber belajar yang menarik.
Setelah meneliti permasalahan yang terdapat pada siswa kelompok B, peneliti bersama rekan sejawat memilih kegiatan menempel untuk dijadikan penelitian. Kegiatan menempel yang dimaksud yaitu yang memiliki keberagaman bahan yang dapat digunakan. Sehingga anak lebih bebas berekspresi, menuangkan ide, bereksplorasi dengan berbagai macam media atau bahan yang akan menghasilkan sebuah karya. Seni kolase sepertinya dapat dijadikan pilihan untuk menantang anak berkreativitas. Dengan harapan kegiatan ini akan memperkaya daya imajinasi anak dan anak lebih termotivasi untuk berkarya. Selain menampilkan unsur keindahan, dalam pengerjaannya pun kegiatan kolase memiliki kesenangan tersendiri.
B.  Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian tindakan kelas difokuskan pada salah satu permasalahan yaitu tentang  kegiatan kreativitas anak usia dini dalam kegiatan menempel dengan teknik kolase. Dengan demikian  maka diangkatlah sebuah judul penelitian: “MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI KELOMPOK BERMAIN (KOBER) CEMPAKA DESA KADUPANDAK KECAMATAN TAMBAKSARI KABUPATEN CIAMIS”
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.        Bagaimanakah penerapan kreativitas kolase  pada siswa kelompok B di Kober Cempaka Desa Kadupandak Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis?
2.        Apakah kegiatan kolase dapat meningkatkan kreativitas siswa kelompok B di Kober Cempaka Desa Kadupandak Kecamatan Tambaksari kabupaten Ciamis?

D. Kegunaan Penelitian
1.    Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk membantu peneliti sebagai guru dalam menghasilkan ilmu pengetahuan yang sahih dan relevan di bidang pengembangan kreativitas anak usia dini untuk memperbaiki sistem pembelajaran di Kelompok Bermain.
2.    Manfaat Praktis
a. Bagi guru
1.        Mengembangkan media dan sumber belajar yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat memotivasi siswa berimajinasi dan menuangkan idenya menjadi bentuk hasil karya.
2.        Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran dan mengatasi permasalahan di kelas.
3.        Dapat meningkatkan keterampilan dan mengembangkan pengetahuan.
4.        Dapat meningkatkan profesionalitas dan rasa percaya diri guru.
b. Bagi siswa
Beberapa manfaat penelitian bagi siswa yaitu :
1.        Anak mendapat ilmu dan keterampilan baru.
2.        Kegiatan kolase memberi kebebasan pada anak untuk berekspresi dan      mengembangkan imajinasinya.
3.        Anak termotivasi untuk menghasilakn karya-karya baru.
4.        Pembelajaran menjadi menyenangkan.
5.        Melatih anak berfikir kreatif.
6.        Berbagai aspek perkembangan anak teroptimalkan.
c. Bagi sekolah
1.        Munculnya inovasi pembelajaran yang disebabkan karena adanya penyelesaian dari permasalahan yang dihadapi guru di kelas.
2.        Penenlitian bermanfaat bagi pengembangan kurikulum di tingkat sekolah.









No comments:

Post a Comment