BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Anak usia
dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan
dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada
pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan
dalam berbagai sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang
perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang
diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap
tahapan perkembangan anak.
Pendidikan
pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang
dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan
pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan diman anak dapat
mengeksplorasi pengalaman yang meberikan kesempatan padanya untuk mengetahui
dan memahami pengalaman belajar yang diprolehnya dari lingkungan,
melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara
berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.
Salah satu
kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik PAUD adalah mampu mengikuti
pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan tuntutan yang
berkembang dalam masyarakat. Kemampuan dasar yang dikembangkan di PAUD meliputi
kemampuan bahasa, fisik/motorik, seni dan kemampuan kognitif. Pengembangan
kemampuan kognitif bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir anak. Pada
kemampuan kognitif tersebut, anak diharapkan dapat mengenal konsep sains dan
matematika sederhana.
Kegiatan
pembelajaran matematika pada anak diorganisir secara terpadu melalui tema-tema
pembelajaran yang paling dekat dengan konteks kehidupan anak dan
pengalaman-pengalaman riil. Guru dapat menggunakan media permainan dalam
pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja dan belajar secara individual,
kelompok dan juga klasikal. Penggunaan media pada kegiatan pembelajaran
matematika anak usia dini, khususnya dalam pengenalan konsep bilangan bertujuan
mengembangkan pemahaman anak terhadap bilangan dan operasi bilangan dengan
benda-benda kongkrit sebagai pondasi yang kokoh pada anak untuk mengembangkan
kemampuan matematika pada tahap selanjutnya.
Berdasarkan
observasi yang telah dilakukan penulis di lapangan ditemukan adanya
permasalahan dalam kegiatan pengembangan di kelas yaitu rendahnya kemampuan
mengenal konsep bilangan di TK PGRI TUNAS PATAKA pada Kelompok B. Pada saat
proses pembelajaran peneliti melihat peran guru masih menekankan pengajaran
yang berpusat pada guru (teacher centered). Hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya peran guru yang terlalu menguasai kelas. Guru dengan spontan
memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan kegiatan kepada anak.
Kondisi ini ditengarai penyebabnya adalah dalam proses pembelajaran guru kurang
memanfaatkan media pembelajaran dan permainan yang tepat yang dapat menumbuhkan
motivasi belajar anak.
Selain
kurangnya media pembelajaran dan permainan yang tepat, hal ini lebih disebabkan
oleh minimnya ruangan kelas yang dimiliki oleh TK PGRI TUNAS PATAKA . Sehingga
guru merasa kesulitan mencari tempat jika menambahkan media dan sumber belajar
terlalu banyak.
Permasalahan
lain yang terjadi di TK PGRI TUNAS PATAKA adalah metode yang digunakan oleh
guru masih menggunakan metode drill dan praktek-praktek paper-pencil test. Pada
pengembangan kognitif khususnya pada pengenalan konsep bilangan, guru
memberikan perintah kepada anak agar mengambil majalah dan pensil
masing-masing. Selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak untuk menghitung
jumlah benda yang terdapat pada majalah dan mengisinya dengan angka yang sesuai
dengan jumlah benda tersebut pada kolom yang telah disediakan. Setelah anak
mengerti, guru menyuruh anak untuk mengerjakannya sendiri. Hal ini merupakan
salah satu penyebab rendahnya kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan di TK
PGRI TUNAS PATAKA . Sebagai indikator rendahnya kemampuan anak di PAUD
tersebut, dapat dilihat bahwa dari 27 siswa kelompok B yang sudah mengenal
bilangan hanya 8 siswa (30%), dan sisanya sebanyak 19 siswa (70%) belum
mengenal angka.
Berdasarkan
permasalahan yang terjadi di TK PGRI TUNAS PATAKA, penulis tertarik untuk
meneliti secara langsung pemanfaatan media kartu angka sebagai salah satu cara
meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak PAUD dan dapat memperbaiki
kondisi pembelajaran yang terjadi di TK PGRI TUNAS PATAKA. Media ini dianggap
mampu memecahkan masalah diatas karena dalam proses pembelajaran, alat
bantu atau media tidak hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi
dapat merangsang siswa untuk merespon dengan baik segala pesan yang
disampaikan.
Penggunaan media pembelajaran selain dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar, media pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Selanjut untuk meneliti masalah di atas, Penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka Siswa Kelompok B Melalui Media Kartu Angka di TK PGRI TUNAS PATAKA”.
Penggunaan media pembelajaran selain dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar, media pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Selanjut untuk meneliti masalah di atas, Penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka Siswa Kelompok B Melalui Media Kartu Angka di TK PGRI TUNAS PATAKA”.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah, Apakah melalui
penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka pada
Anak Usia Dini di TK PGRI TUNAS PATAKA Kecamatan RANCAH?
C. Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian
ini yaitu:
1.
Mengembangkan potensi anak dalam mengenal angka dan
merangsang kemampuan mengidentifikasi jumlah dan simbol angka melalui media
kartu angka.
2.
Untuk mengetahui apakah kemampuan mengenal angka siswa
kelompok B dapat meningkatkan Melalui Media Kartu Angka di TK PGRI TUNAS PATAKA
Kecamatan RANCAH Tahun Pelajaran 2016/2017.
D. Manfaat
Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang lebih baik bagi anak ataupun guru, dalam
meningkatkan serta memperbaiki proses pembelajaran berhitung, selain itu juga
diharapkan bagi peneliti lain dapat mengembangkan penggunaan media atau
pendekatan lain guna meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
1.
Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini
adalah untuk mengembangkan pengetahuan tentang ilmu-ilmu pendidikan yang
berhubungan dengan peningkatan potensi belajar anak usia dini.
2.
Manfaat praktis
a. Bagi sekolah
Manfaaat penelitian bagi sekolah yaitu
sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan penggunaan metode dan
media yang tepat dan optimal sehingga hasilnya bisa dijadikan sebagai contoh
untuk sekolah-sekolah yang lain.
b. Bagi guru
Manfaat penelitian bagi guru yaitu menambah
pengetahuan serta mengembangkan kemampuan guru dalam menggunakan
metode pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga tercipta
suasana pembelajaran yang kreatif dan lebih baik.
c. Bagi anak
Manfaat
penelitian bagi anak yaitu dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka dan
merangsang kemampuan mengidentifikasi jumlah angka dan simbolnya dengan
menggunakan media yang menyenangkan.
No comments:
Post a Comment