Tuesday, January 9, 2018

CONTOH RESUME MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF



MENINGKATKAN KEMAMPUAN  MENGENAL HURUF
MELALUI METODE BERMAIN KARTU HURUF BERGAMBAR Penelitian Tindakan Kelas  di Kelompok A                                                         Taman Kanak-Kanak Bakti Pertiwi                                                                              Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis                             Tahun Ajaran 2015/2016

I.    PENDAHULUAN
a.    Latar Belakang Masalah
Pembelajaran pengenalan huruf pada pendidikan anak usia dini termasuk pada bidang pengembangan bahasa yaitu belajar membaca permulaan.  Pelajaran membaca permulaan yang selama ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini ( Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak, Raudhatul Athpal/ RA dan yang lainya) dirasakan menjadi beban yang sangat berat karena selain tuntutan orang tua yang mengharapkan anaknya dapat membaca atau minimal kemampuan anak dapat mengenal huruf, juga dengan pembelajaran bahasa dapat menunjang aspek-aspek perkembangan lainya. Belajar membaca permulaan  mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting dalam membentuk kualitas peserta didik. Sehingga para peserta didik diharapkan akan menjadi produk pendidikan yang berkualitas dan kompeten serta siap memasuki pendidikan ketahap selanjutnya. Dalam pembelajaran mengenal huruf di TK banyak kendala yang dihadapi oleh anak misalnya anak tidak mampu mengenal,  memahami, membaca lambang – lambang  huruf vokal maupun konsonan.
         Kondisi ini dipicu oleh guru yang menyampaikan materi pembelajaran kurang kreatif. Guru menggunakan metode yang kurang tepat sehingga komunikasi antar subjek pembelajaran bersifat satu arah. Materi pembelajaran disampaikan secara monoton (tidak ada variasi) dengan alat dan media pembelajaran seadanya bahkan tanpa media sama sekali. Padahal untuk mencapai tujuan pengajaran, guru harus mampu mengorganisasikan semua komponen sedemikian rupa sehingga antara komponen yang satu dengan yang lainnya dapat berinteraksi secara harmonis (Mansur Muslich, 2008 : 223)      
            Berdasarkan observasi awal/pra penelitian di TK Bakti Pertiwi menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik pada bidang pengembangan bahasa membaca permulaan / pengenalan huruf masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya kemampuan anak dalam bidang perkembangan bahasa yaitu, kemampuan mengenal huruf  dibandingkan dengan bidang perkembangan  yang lainnya.
          Semester satu Tahun Pelajaran 2015/2016 kemampuan yang dimilki anak dalam mengenal huruf masih rendah. Hanya terdapat tiga orang dari sepuluh peserta didik  kelompok A  di TK Bakti Pertiwi  yang memiliki kemampuan mengenal huruf dengan baik, tujuh peserta didik dalam mengenal huruf masih kurang masih salah dalam menyebutkan lambang huruf vokal dan konsonan.Yang menjadi faktor penyebab adalah guru yang kurang kreatif dalam menyediakan media dan alat peraga dalam proses pembelajaran yang sangat penting serta menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
         Sehubungan dengan uraian  tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf melalui metode bermain kartu huruf bergambar.
            Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi fokus penelitian  pada masalah penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.          Subjek penelitian ini terfokus pada anak kelompok A di Taman Kanak-Kanak Bakti Pertiwi Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis sebanyak sepuluh anak.
2.          Penelitian ini lebih terfokus untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf melalui metode bermain kartu huruf bergambar..
3.          Meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf melalui metode bermain kartu huruf bergambar disesuaikan dengan usia anak empat sampai lima tahun (kelompok A)
Rumusan masalah dalam penelitian ini  adalah :
1.        Bagaimana perencanaan proses meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf dengan menggunakan metode  bermain kartu huruf bergambar pada anak kelompok A di  Taman Kanak-Kanak Bakti Pertiwi Desa  Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis.
2.        Bagaimana pelaksanaan aktivitas anak dalam meningkatkan kemampuan  mengenal huruf menggunakan metode bermain kartu bergambar?
3.        Apakah ada peningkatan kemampuan anak dalam mengenal huruf setelah menggunakan metode bermain kartu huruf  bergambar pada anak kelompok A di Taman Kanak-Kanak Bakti Pertiwi Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis
Manfaat  Teoritis
1.      Penelitian menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar memberikan sebuah solusi  yang dapat menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi  dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf.
2.      Memberikan sumbang pemikiran peneliti kepada TK Bakti Pertiwi Desa Kaso Kecamatan Tambaksari  Kabupaten Ciamis berkaitan dengan meningkatkan kemampuan mengenal huruf  melalui metode bermain kartu huruf bergambar.
b.   Manfaat Praktis
1.        Bagi Siswa
Siswa dapat pengalaman langsung untuk mengembangkan kemampuan mengenal angka menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar yang  menyenangkan.
2.        Bagi Guru
Penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan membiasakan diri menjadi guru yang reflektif, yang senantiasa berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran.
3.        Bagi Sekolah
Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan citra sebagai sekolah yang  efektif, yang membimbing siswa menjadi insan yang cerdas dan komperhensif. BAB II
II.  Tinjauan  Pustaka
A.   Kajian Teori
       1.  Perkembangan Bahasa Anak TK
Pembelajaran mengenal huruf merupakan bagian dari pembelajaran aspek keaksaraan dalam bidang pengembangan bahasa. Bahasa adalah merupakan alat komunikasi utama bagian seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya. Anak-anak yang memiliki kemampuan berbahasa yang baik umumnya memiliki kemampuan dalam mengungkapkan pemikiran, perasaan, serta tindakan interaktif dengan lingkungan. Kemampuan berbahasa tidak selalu ditunjukkan oleh kemampuan membaca saja, tetapi juga kemampuan lain seperti penguasaan kosa kata, pemahaman, dan kemampuan berkomunikasi. Depdiknas (2007:3).
Keterampilan berbahasa sangat erat kaitanya dengan perkembangan kognitif dan kompetensi sosial anak. Menurut Howard, Shaughnessy(at.al) dalam Jolongo (2007) dijelaskan bahwa anak yang belajar berbicara dan berinteraksi dengan baik dengan orang lain cenderung lebih berkembang dalam kemampuan keaksaraan dan belajar beragam pengalaman.Sebaliknya, anak yang gagal dalam perkembangan keterampilan berbahasa sesuai usianya memilki resiko dalam kehidupan sosialnya, bermasalah dalam keterampilan membaca, dan kesulitan akademik lainya di sekolah.
            Kegiatan membaca merupakan sebuah proses berpikir yang harus dipelajari dan dilatih, karena tidak terjadi secara otomatis. Dalam mengajarkan anak membaca, diperlukan bimbingan yang bersipat individual, waktu yang tidak sedikit, dan kesabaran pendidik dalam memotivasi anak. Kesiapan membaca dapat mengembangkan pemahaman anak tentang hubungan antara bahasa lisan dan simbol-simbol tulisan. Dengan memiliki kesiapan membaca, anak dapat meningkatkan kemampuanya dalam menggunakan kosa kata.
            Kemampuan membaca permulaan merupakan bidang pengembangan bahasa aspek keaksaraan, anak dapat mengenal huruf vokal dan konsonan.
2.   Kemampuan Anak Mengenal Huruf

Mengenal huruf adalah merupakan kegiatan yang melibatkan unsur auditif (pendengaran) dan visual (pengamatan). Kemampuan mengenal huruf dimulai ketika anak senang mengeksplorasi buku dengan cara memegang atau membolak-balik buku. Depdiknas (2007:4)
Pendekatan permainan mengenal huruf dalam pengembangan kemampuan mengenal huruf di TK, terdapat beberapa pendekatan yang dilakukan melalui berbagai bentuk permainan. Beberapa pendekatan yang dimaksud diantaranya adalah metode sintesis, metode global, dan metode whole-linguistic.
Metode sintesis yang didasarkan pada teori asosiasi, memberikan suatu pengertian bahwa suatu unsur (misalnya unsur huruf) akan bermakna apabila unsur tersebut bertalian atau dihubungkan dengan unsur lain (huruf lain) sehingga membentuk suatu arti. Depdiknas (2007:10) Unsur huruf tidak akan memiliki makna apa-apa kalau tidak bergabung (sintesis) dengan unsur (huruf) lain, sehingga membentuk suatu kata, kalimat atau cerita yang bermakna. Atas dasar itu, terdapat permainan mengenal huruf dimulai dari unsur huruf. Permainan  mengenal huruf dimulai dari unsur huruf. Permainan mengenal huruf ini dilakukan dengan menggunakan bantuan gambar pada setiap kali memperkenalkan huruf, misalnya huruf a disertai gambar ayam, angsa, anggur, apel.
Untuk melaksanakan permainan mengenal huruf, perlu diidentifikasi kemampuan yang diharapkan. Kemampuan tersebut dipilih dan dikelompokkan agar memudahkan guru mengidentifikasi berbagai bentuk kemampuan yang mendasari perkembangan kemampuan mengenal huruf. Berbagai kemampuan dalam program kegiatan belajar TK dapat disusun dan dikelompokkan dalam permainan mengenal huruf dan menulis sebagai berikut:
1.        Permainan mengenal huruf meliputi kemampuan mendengar, melihat dan memahami, berbicara dan membaca gambar.
a).   Kemampuan mendengar
b).  Kemampuan melihat dan memahami
c).   Kemampuan berbicara (berkomunikasi)
d).   Membaca gambar
f.    Manfaat Permainan Huruf
            Berikut adalah beberapa manfaat dari bermain huruf bagi anak :
1)        Permainan edukatif ini berguna mengajarkan huruf dengan cepat kepada anak.
2)        Selain dapat digunakan sebagai media belajar mengeja dan membaca, permainan huruf juga dapat mengenalkan warna dan bentuk kepada anak. Sehingga, dapat melatih kemampuan motorik halus yang diperolehnya saat anak menempelkan angka, meraba, memegang dengan kelima jarinya.
3)        Melatih konsentrasi pada anak. Saat menyusun dan mengurutkan huruf, anak  dituntut fokus pada huruf atau bentuk yang ada di depanya. Sehingga, huruf-huruf tersebut dapat tersusun dengan tepat.
3.   Kartu Huruf Sebagai Media Bermain Anak TK
Kartu huruf bergambar merupakan media dalam pembelajaran mengenal huruf atau membaca permulaan dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 1997:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat anak mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Media pembelajaran menurut Yusufhadi Miarso ( 2004 :458-460 didefinisikan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan, serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali. Sedangkan kegunaan dari media pembelajaran ( Yusufhadi Miarso. 2004.: 458-460) adalah :
1.        Memberikan rangsangan kepada otak siswa sehingga otak siswa dapat berfungsi optimal.
2.        Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
3.        Melampaui batas ruang kelas.
4.        Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkunganya.
5.        Menghasilkan keseragaman pengamatan.
6.        Memberikan pengalaman yang integral / menyeluruh dari sesuatu yang kongkrit maupun abstrak.
7.        Media memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajara mandiri pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.
8.        Meningkatkan kemampuan keterbatasan baru.
9.        Meningkatkan kemampuan ekspresi siswa.
4.  Bermain Untuk Anak
Dunia anak – anak merupakan dunia bermain tempat dimana mereka bertemu dan berkreatifitas. Walaupun mereka tidak saling mengenal, mereka berkumpul bersama dan bermain. Melalui bermain mereka akan saling mengenal dan berinteraksi dengan bahasa mereka.Melalui bermain mereka juga akan belajar tentang kehidupan, melatih keberanian juga menumbuhkan rasa kepercayaan diri, serta belajar menghargai teman sesamanya.
 Anak belajar melalui bermain. Pada intinya bermain adalah suatu kegiatan yang bersifat voluntir, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran secara intrinsik, menyenangkan, aktif dan fleksibel, M. Solehuddin (dalam Masitoh 2005:6.9). Hampir senada dengan pendapat Solehuddin, Sue Dockett & Marilyn Fleer (dalam Masitoh 2005:6.9), mengemukakan bahwa bermain bagi anak usia dini memiliki karakteristik simbolik, bermakna, aktif, menyenangkan, suka rela atau voluntir, episodic, dan ditentukan aturan.
Karakteristik Bermain menurut Edrika (2008:2) Bermain terjadi secara sukarela artinya motivasi bermain terjadi dari anak sendiri, anak yang memilih bermain dan mereka tidak bisa dipaksa bermain.
1.   Menyenangkan artinya anak selalu bertindak aktif dalam kegiatan bermain.
2.   Kegiatan bermain yang  dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri.
            Mengembangkan kemampuan nalar, karena melalui permainan serta alat-alat permainan, anak-anak belajar mengerti dan memahami suatu gejala tertentu.
1.    Ketika bermain, anak menggunakan pengalaman ketika berinteraksi langsung dengan lingkungan di sekitar mereka sehingga dapat mengeksplorasi dunianya.
2.    Anak belajar membuat peraturan dan mengontrol perilaku ketika bermain.
3.    Menyediakan kesempatan untuk berhadapan dan menyelesaikan masalah.
4.    Menyediakan kesempatan untuk berhadapan dan menyelesaikan masalah.
5.    Membantu anak mengekspresikan pikiran dan perkataan.
6.    Sarana penyaluran energi yang positif.
Permainan kartu huruf termasuk pada katagori bermain fasif merupakan aktifitas bermain anak yang biasanya dilakukan sendiri dalam mencari kepuasan dan kesenangan sendiri dalam aktivitas bermain, tanpa harus menggunakan tenaga atau kekuatan fisik. Bermain fasif juga terdapat manfaat yang tidak kalah pentingnya dengan bermain aktif, serta dapat menunjang pada perkembangan kejiwaan dan intelegensi serta EQ ( Emotional Quation ) anak-anak. Beberapa aktifitas bermain fasif adalah sebagai berikut :
a.         Membaca
Membaca merupakan salah satu kegiatan bermain fasif yang secara psikologis mempunyai manfaat positif bagi anak-anak. Dengan membaca anak akan lebih percaya diri, akan mendapatkan pengetahuan baru, dan biasanya anak akan lebih mandir, tidak menggantungkan diri pada orang lain untuk memperoleh hiburan atau kesenangan dan mengembangkan potensi atau minat yang ada pada dirinya, sehingga mampu meningkatkan perkembangan kepribadian anak dikemudian hari, serta mendorong kreatifitas anak. Dengan membaca pula, anak akan mendapat pemahaman terhadap masalah pribadi mereka dan mampu memecahkan masalah yang mereka hadapi.
5.   Bermain  Kartu Huruf Bergambar
Kartu huruf bergambar adalah merupakan media dalam permainan menemukan kata. Anak diajak bermain dengan menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata sesuai dengan gambar yang melambangkanya atau berdasarkan teka-teki atau soal-soal yang dibuat oleh guru. Titik berat latihan menyusun huruf ini adalah keterampilan mengeja suatu kata (Rose and Roe, 1990:8). Kartu huruf bergambar dapat juga diartikan media yang dibuat oleh yang dibuat oleh pabrik atau buatan sendiri sesuai kreatifitas guru berbentuk potongan yang berisikan gambaran atau tulisan dan bersifat menyampaikan komunikasi atau stimulus pembelajaran kepada anak. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud kartu huruf bergambar adalah media pembelajaran visual yang merupakan alat permainan untuk mengembangkan aspek kognitif, psikomotor dan melatih ketrampilan berbahasa serta dapat memberikan situasi belajar yang sangat dan menyenangkan.
a.         Kelebihan Kartu Huruf Bergambar
           Dalam pembelajaran membaca teknik menurut Mackey (dalam Rofi’uddin, 2003:44) guru dapat menggunakan strategi permainan membaca, misalnya cocokan kartu, ucapkan kata itu, temukan kata itu, kontes ucapan, temukan kalimat itu, baca dan berbuat. Kelebihan kartu huruf antara lain :
1.        Selain permainan yang bersifat menyenangkan tetapi juga untuk belajar ketrampilan berbahasa tertentu, misalnya menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
2.        Dapat membantu dan meningkatkan daya imajinasi anak melalui proses belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anak.
3.        Membantu guru menginterpretasikan dan mengembangkan kurikulum menjadi bentuk pelajaran yang menarik.
4.        Dalam pelajaran akan memberikan rasa yang menyenangkan dalam proses belajar sehingga akan belajar seolah-olah proses belajar anak dilakukan tanpa adanya keterpaksaan, tetapi  justru belajar dengan rasa keharmonisan.
            Dengan bermain kartu huruf bergambar, anak dapat berbuat agak santai. Sel-sel otak anak dapat berkembang akhirnya anak dapat menyerap informasi dan memperoleh kesan yang mendalam terhadap materi pelajaran, materi pelajaran tersebut dapat disimpan terus dalam ingatan jangka panjang. Dari beberapa keunggulan kartu huruf bergambar dapat diketahui bahwa kartu huruf dapat membantu memperjelas pesan yang disampaikan dengan kelebihannya menarik indra dan minat.
B.   Model Tindakan
 Sebagaimana diketahui bahwa banyak berbagai  macam metode penelitan tindakan kelas yang dapat digunakan untuk  mencapai tujuan pembelajaran dengan mempunyai kelebihan dan kelemahan dari metode tersebut. Peneliti melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan kemampuan mengenal huruf melalui metode bermain kartu huruf bergambar menggunakan metode penelitian tindakan kelas Lewin menurut Eliot.
Penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus, kegiatan dari setiap siklus terdiri dari tiga kegiatan pokok yaitu perencanaan (plan), tindakan pelaksanaan (action), observasi (observation), dan refleksi (refletive).
            PTK menurut Eliot dimulai dengan identifikasi masalah yang terjadi di kelas, artinya guru harus mengetahui tentang apa yang terjadi dikelasnya. Setelah masalah teridentifikasi, maka penelitian berikutnya dilakukan dengan pemeriksaan di kelas dan guru sebagai peneliti biasanya dapat merasakan langsung atau dapat teramati secara langsung.
Model Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis & McTaggart penelitian terdiri dari perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observer), dan refpleksi (reflekct) . Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis & McTaggart melaksanakan penelitian tiap siklus minimal terdiri dari tiga pertemuan tatap muka, apabila penelitianya tiga siklus secara keseluruhan   penelitian akan terdiri dari  sekitar sembilan pertemuan tatap.muka. Model Penelitian meurut Kemmis & McTaggart ini akan memerlukan waktu yang lama sehingga pelaksanaanya tidak berlangsung secara efisien.
Model Penelitian Tindakan Kelas oleh Hopkins ( Wiraatmadja, 2007,168-170) dengan tahapan, perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan ( acting ), pengamatan (observing), merefleksikan ( reflekcsing ).
Ciri dari Model Penelitian Kelas menurut Hopkins ( Wiraatmadja), yaitu dalam setiap siklus terdiri dari beberapa tidakan atau tahapan tindakan yang terperinci. Model ini diterapkan supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara tahap-tahap didalam pelaksanaan aksi atau proses belajar mengajar.Untuk pelaksanaan tindakan jumlah siklus sangat tergantung pada permasalahan yang perlu diselesaikan.
Berbagai model penelitian tindakan kelas yang diuraikan diatas terdapat kelebihan dan kelemahanya, oleh sebab itu dapat memilih model penelitian tindakan kelas apa yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi di kelas sehingga tujuan perbaikan akan berhasil dengan baik mencapai peningkatan yang memuaskan.

III.    Metodologi Penelitian
A.  Tujuan,Tempat dan Waktu Penelitian
1.   Tujuan Penelitian
a.       Untuk mendeskripsikan langkah-langkah meningkatkan kemampuan  anak  mengenal huruf menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar pada anak kelompok A di Taman Kanak-Kanak Bakti Pertiwi Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis.
b.      Untuk mengetahui hasil peningkatan  kemampuan anak dalam mengenal huruf menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar pada anak kelompok A di Taman Kanak-Kanak Bakti Pertiwi Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis.
2.   Tempat Penelitian.
    Penelitian Tindakan Kelas  ini  dilaksanakan pada anak kelompok A di TK Bakti Pertiwi Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis, waktu pelaksanaan semester dua  tahun ajaran 2015-2016
            Yang diteliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini  adalah :
a.         Anak didik, yaitu kemampuan mengenal huruf yang dimiliki anak dan partisipasi anak dalam proses pembelajaran melalui metode bermain kartu huruf bergambar pada proses pembelajaran yang disesuaikan pada tema saat pembelajaran tersebut.
b.        Guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan metode bermain kartu huruf bergambar untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf pada anak  dalam proses  pembelajaran yang menyenangkan.
3.   Waktu Penelitian
          Penelitian ini akan dilaksanakan pada anak kelompok A  di TK Bakti Pertiwi Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis Semester dua tahun ajaran 2015-2016 yang terdiri dari sepuluh  anak
B.   Metode Penelitian
             Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penerapan metode bermain kartu huruf, dalam mengembangkan kemampuan mengenal huruf pada anak TK. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk mengetahui kondisi dan temuan-temuan yang ada dilapangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan yang berasal dari bahasa action research. Menurut Sukardi (2003;2010) penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. Penelitian tindakan merupakan pengembangan penelitian terpakai atau applied research, dalam hal ini peneliti bersifat sebagai:
1.        Pemeran aktif kegiatan pokok;
2.        Agen perubahan;
3.        Subjek atau objek yang diteliti memperoleh manfaat dari hasil tindakan yang diberikan secara terencana oleh peneliti.
            Penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus, kegiatan dari setiap siklus terdiri dari tiga kegiatan pokok yaitu perencanaan (plan), tindakan pelaksanaan (action), observasi (observation), dan refleksi (refletive). Langkah-langkah PTK yang digunakan diadaptasi dari alur PTK menggunakan model Lewin menurut Elliot.
C.   Rancangan Tindakan
Data awal dari hasil observasi dilanjutkan dengan pembuatan rancangan tahapan pembelajaran yang tercantum dalam skenario pembelajaran dalam dua siklus tersebut serta penyediaan media yang akan digunakan sebagai pelaksanaan tindakan di TK Bakti Pertiwi pada anak kelompok A. Tahapan rancangan pembelajaran dengan penerapan tindakan yang dilaksanakan dibagi menjadi dua siklus tersebut adalah sebagai berikut:
a.        Perencanaan ( planning) 
Perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan dalam penelitian diatas antara lain :
1.      Menentukan kelas dan waktu penelitian.
2.      Mendiskusikan dan menyusun pedoman untuk melakukan aktivitas pembelajaran bermain kartu huruf bergambar.
3.      Membuat skenario rencana pembelajaran mengenal huruf melalui kegiatan bermain kartu huruf bergambar yang dibuat untu setiap siklus, tahapan tersebut yaitu :
 a. Tahapan anak mengenal huruf vokal dan konsonan
 b. Tahapan anak dapat menyebutkan huruf awal
 c. Tahapan membaca gambar
 d.Tahapan menyusun kartu huruf sesuai dengan gambar yang melambangkanya
b.        Pelaksanaan Tindakan.
Pelaksanaan tindakan tahap dimana guru memberikan tindakan pada anak dan memantau dalam proses pelaksanaan tindakan kemudian diikuti dengan refleksi yaitu tes kemampuan mengenal huruf bergambar. Pada tahap ini peneliti memberikan pembelajaran mengenal huruf dengan kegiatan bermain kartu huruf bergambar sesuai dengan tema.
c.         Pengamatan ( Observing)
 Tahap dilakukan perekaman data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan dilaksanakanya pengamatan ini adalah untuk mengumpulkan data hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.
d.  Merefleksikan ( reflecting )
Tahap ini dilakukan refleksi dengan analisis data mengenai proses masalah dan hambatan yang dijumpai sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan atau belum. Jika belum tercapai maka peneliti segera menyusun rencana selanjutnya.
D.    Desain dan Prosedur Tindakan

Penelitian dan tindakan kelas dilaksanakan dengan dua  siklus, tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan partisipasi dan kompetensi yang dicapai berdasarkan perencanaan yang telah didesain sebelumnya.
Agar pelaksanaan tindakan dapat tepat sasaran, maka tindakan tersebut perlu direncanakan sebelumnya. Menurut Kasihani/Kabolah tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
a.         Penetapan Kriteria Keberhasilan Tindakan.
Hasil intervensi yang diharapkan dari penelitian tindakan penelitian yang dilakukan ini adalah meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf dalam pembelajaran pra membaca / membaca permulaan.Secara keseluruhan keberhasilan tindakan tersebut dilihat dari adanya peningkatan kemampuan yang diperoleh dari hasil observasi waktu pelaksanaan tindakan penelitian.Dengan peningkatan 60 % kemampuan mengenal huruf yang dimiliki anak dari rata-rata sebelum penelitian.
b.        Penetapan Jenis Tindakan
Penetapan jenis tindakan apa yang dilakukan harus mengacu kepada kajian teori yang telah diajukan, kemampuan guru untuk melaksanakan, kondisi siswa, ketersediaan sarana, iklim belajar dikelas dan iklim sekolah pada umumnya.
c.         Penetapan Teknik Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data termasuk salah satu hal yang direncanakan. Ketepatan penggunaan alat pengumpul data yang diperolehnya. Alat tersebut akan digunakan untuk mengamati dan mencatat semua informasi yang terjadi selama tindakan berlangsung. Kareana pengumpulan data dalam PTK banyak berkaitan dengan angket dan observasi, maka pedoman observasi seperti daftar cek, rating scale dan sejenisnya, perlu dipersiapkan sebelum penelitian dilaksanakan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tindakan berupa hasil observasi kemampuan anak mengenal huruf menggunakan kartu huruf bergambar saat kegiatan berlangsung.
d.        Penetapan Teknik Analisis Data
Teknik analisis data apa yang digunakan sangat ditentukan oleh macam data yang telah dikumpulkan. Apabila data yang terkumpul merupakan data kualitatif, maka perlu disiapkan teknik analisis kualitatif. Apabila data yang terkumpul data kuantitatif, maka perlu dipersiapkan teknik analisis tersebut. Berkaitan teknis analisis data kuantitatif, menurut Soli Abimanyu (Sujati,2000:4) mengemukakan adanya tiga langkah penting dalam menganalisis data, yaitu reduksi data, display data, dan vervikasi. Reduksi data berkaitan dengan proses seleksi-seleksi dan memfokuskan data. Display data adalah memadukan berbagai informasi secara terorganisasi yang memungkinkan penelitian untuk mengambil keputusan dan tindakan berikutnya. Kesimpulan dan verifikasi dapat dicapai apabila apabila peneliti mampu memberi makna terhadap data, menghubungkan antara penomena yang satu dengan yang lain sehingga nampak adanya hubungan kausal antara berbagai fenomena.
Mengacu dari pendapat di atas data yang digunakan pada penelitian tindakan ini adalah dalam bentuk data kualitatif, yaitu data mengenai kemampuan anak mengenal huruf dengan data pelaksanaan bermain kartu huruf bergambar. Analisis ini dilakukan dalam setiap siklus dengan pengolahan data mentah dan uji hipotesis tindakan Teknik analisis data yang digunakan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tindakan menggunakan kegiatan bermain kartu huruf bergambar terhadap peningkatan kemampuan anak mengenal huruf.
      Adapun operasional rencana tindakan dalam PTK ini dijabarkan sebagai berikut :
1.        Siklus I
a.         Perencanaan Tindakan
    Penelitian dilakukan pada anak kelompok A di TK Bakti Pertiwi Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis yang berjumlah sepuluh anak. Metode yang diambil dalam penerapan pembelajaran yaitu meningkatkan kemampuan  mengenal huruf pada anak melalui metode bermain karu huruf dengan tema tanaman.
b.        Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Dalam tahap ini dilakukan pengamatan/observasi terhadap pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan. Kriteria keberhasilan tindakan adalah anak mampu menyusun kartu huruf membuat sebuah kata dan mampu menyebutkan lambang – lambang huruf sehingga anak memiliki kemampuan mengenal huruf (pra membaca) dengan mempunyai  kemampuan bintang empat/ berkembang sudah baik (BSB).                     
c.      Evaluasi dan Refleksi
            Tahapan refleksi pada siklus satu merupakan kegiatan untuk mengemukakan apa yang sudah dilakukan. Kegiatan mengevaluasi, analisis, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat mengetahui titik kelemahan maupun kelebihan sehingga dapat menentukan upaya perbaikan pada  siklus berikutnya.

2.    Siklus II
a.    Perencanaan
b.        Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
1.      Evaluasi dan Refleksi
            Tahapan refleksi pada siklus dua merupakan kegiatan untuk mengemukakan apa yang sudah dilakukan. Kegiatan mengevaluasi, analisis, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.
Melalui hasil penelitian ini dapat mengetahui perkembangan kemampuan mengenal huruf yang dimiliki anak  sehingga dapat menentukan perlu tidaknya  upaya perbaikan pada  siklus berikutnya. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat mengetahui peningkatan  kemampuan mengenal huruf  melalui metode bermain kartu huruf bergambar yang dimiliki anak,  apakah ada peningkatan setelah dilakukan tindakan siklus dua. Alat yang digunakan dalam kegiatan refleksi adalah alat instrumen  penelitian. Penulis bersama supervisor melaksanakan kegiatan refleksi dengan sumber informasi berasal dari data-data berupa lembar observasi dan wawancara. Data-data tersebut dianalisis dengan teknik deskripsi, antara lain rata-rata, persentase dan sebagainya.
E.  Kriteria Keberhasilan Tindakan
            Hasil intervensi yang diharapkan dari penelitian tindakan penelitian yang dilakukan ini adalah meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf dalam pembelajaran pra membaca/membaca permulaan.Secara keseluruhan keberhasilan tindakan tersebut dilihat dari adanya peningkatan kemampuan yang diperoleh dari hasil observasi waktu pelaksanaan tindakan penelitian.Dengan peningkatan 60 % kemampuan mengenal huruf yang dimiliki anak dari rata-rata sebelum penelitian.
F.   Sumber Data
           Data dilengkapi proses dan hasil yang dicapai, maka peneliti menggunakan tekhnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
a.    Observasi
           Observasi yang digunakan adalah observasi partisipan. Teknik ini dilakukan karena peneliti turut ambil bagian atau berada dalam keadaan objek yang di observasi, sambil melakukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi partisipan ini maka diperoleh data yang lengkap sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap pelaku.
b.        Wawancara                                                         
          Wawancara digunakan untuk memperoleh data yang lebih rinci dan untuk melengkapi data hasil observasi berkaitan dengan program peningkatan kemampuan sosial emosional anak selama ini, hambatan yang dialami dan upaya yang sudah dilaksanakan oleh guru. Wawancara dengan kepala TK berkaitan dengan keberadaan TK dan program kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
c.         Catatan lapangan
             Catatan lapangan merupakan kegiatan mencatat berbagai hasil temuan yang sengaja dilihat di dengar, dialami dan diperkirakan yang dirasa penting untuk dokumentasi dalam rangka pengumpulan data hasil penelitian. Catatan lapangan ini berguna dalam menemukan pengetahuan serta teori yang didukung oleh data kongkrit. Dari catatan lapangan diperoleh data deskrifsi yang menggambarkan sebuah kejadian dalam proses pembelajaran secara umum, interaksi antar guru dengan siswa aktivitas dan sikap anak selama kegiatan bermain kartu huruf bergambar dalam upaya meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf. Dalam kegiatan ini segala hasil temuan lalu didiskusikan dan disimpulkan oleh peneliti dengan guru setelah pembelajaran berakhir.
d.        Dokumentasi
              Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan berupa dokumen tertulis dan foto.
G.   Tekhnik Pengumpulan Data
1.    Definisi Konseptual                                      
             Kartu huruf adalah merupakan media dalam permainan menemukan kata. Anak diajak bermain dengan menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang berdasarkan teka-teki atau soal-soal yang dibuat oleh guru. Titik berat latihan menyusun huruf ini adalah keterampilan mengeja suatu kata (Rose and Roe, 1990:8). Kartu huruf dapat juga diartikan media yang dibuat oleh yang dibuat oleh pabrik atau buatan sendiri sesuai kreatifitas guru berbentuk potongan yang berisikan gambaran atau tulisan dan bersifat menyampaikan komunikasi atau stimulus pembelajaran kepada anak. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud kartu huruf adalah media pembelajaran visual yang merupakan alat permainan untuk mengembangkan aspek kognitif, psikomotor dan melatih ketrampilan berbahasa serta dapat memberikan situasi belajar yang sangat menyenangkan.
2.    Definisi Operasional
Melaksanakan kegiatan bermain kartu huruf bergambar terlebih dahulu harus mengidentifikasi kemampuan yang diharapkan. Kemampuan tersebut dipilih dan dikelompokkan agar memudahkan guru mengidentifikasi berbagai bentuk kemampuan yang mendasari perkembangan kemampuan mengenal huruf. Berbagai kemampuan dalam program kegiatan belajar TK dapat disusun dan dikelompokkan dalam permainan mengenal huruf seperti: permainan mengenal huruf meliputi kemampuan mendengar, membaca gambar, kemampuan melihat dan memahami, kemampuan berbicara (berkomunikasi).
            Bermain kartu huruf bergambar sangat menunjang bagi perkembangan anak dalam memiliki kemampuan mengenal huruf untuk persiapan membaca permulaan/pra membaca. Bermain kartu huruf berguna mengajarkan  huruf  dengan cepat pada anak, selain dapat digunakan sebagai media belajar mengeja dan membaca, permainan huruf juga dapat mengenalkan warna dan bentuk kepada anak. Sehingga, dapat melatih kemampuan motorik halus yang diperolehnya saat anak menempelkan huruf, meraba, memegang dengan kelima jarinya.Melatih konsentrasi pada anak. Saat menyusun dan mengurutkan huruf, anak  dituntut fokus pada huruf atau bentuk yang ada di depanya. Sehingga, huruf-huruf tersebut dapat tersusun dengan tepat.
3.    Kisi –Kisi Instrumen
        Hambatan perkembangan mengenal huruf  yang dialami anak dapat diberikan tindakan lebih lanjut agar dapat di antisipasi dan untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan mengenal huruf yang dimiliki anak sebelum dan sesudah dilakukan tindakan sehingga dapat diketahui perkembangan yang dicapai anak, maka diperlukan instrumen penelitian yang tepat agar masalah yang diteliti terefleksi dengan baik. Instrumen penelitian ini dibuat dengan menggunakan skala pengukuran yang bertujuan untuk mendapatkan nilai variable hasil yang lebih tepat, jelas, efisien, dan komunikatif dalam bentuk centang/cheklist (˅). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembaran pedoman observasi, baik proses dan hasil tindakan, lembar tes kemampuan mengenal huruf untuk perkembangan anak dalam membaca permulaan, lembar wawancara, dokumentasi proses  dan hasil karya anak. Untuk mengetahui berhasil tidaknya dalam suatu proses belajar mengajar dilakukan tes praktek. Tes praktek dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan anak mengenal huruf melalui kegiatan bermain kartu huruf bergambar. Untuk melihat berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran diadakan evaluasi akhir dan pencatatan selama kegiatan berlangsung.
Siklus “plan-act-observe-reflect” akan berlangsung terus sampai kriteria keberhasilanya tercapai yaitu skor rata-rata kelas yang mendapat bintang empat (BSB) mencapai 60%. Walaupun penelitian telah berlangsung sebanyak dua siklus, akan  terus dilanjutkan selama belum tercapai.              
4.    Jenis Instrumen
           Instrumen yang digunakan untuk mengamati pelaksanaan proses dan hasil pembelajaran kemampuan mengenal huruf dalam penelitian ini antara lain:
a.    Pedoman Observasi
1.    Lembar Observasi pada Tindakan
             Lembar pedoman observasi digunakan untuk melihat aspek mengenal huruf dalam proses dan hasil kegiatan bermain kartu huruf bergambar yang mencakup aspek antusias dalam mengikuti kegiatan, mengenal huruf vokal dan konsonan, menyebutkan huruf awal, membaca gambar, menyusun huruf menjadi kata atau kalimat sederhana. Penelitian ini dilaksanakan  dalam dua siklus yang terdiri dari beberapa item. Penilaian proses dan hasil terdapat pada pedoman observasi penilaian.


1.     Lembar Tes Kemampuan Anak Mengenal Huruf
             Lembar tes kemampuan anak mengenal huruf  adalah alat yang digunakan kisi-kisi kemampuan mengenal huruf anak usia dini dalam penelitian ini terdapat empat item dengan melihat pada bidang kemampuan mengenal huruf anak usia dini kelompok B pada kurikulum Peraturan Mentri No.58 dan disesuaikan dengan perkembangan bahasa anak Depdiknas (2007). Lembar Wawancara
         Lembar wawancara merupakan alat berupa pertanyaan pertanyaan yang berlangsung secara lisan dua orang atau lebih bertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi atau keterangan yang dianggap dapat memberikan penjelasan mengenai pembelajaran bermain kartu huruf bergambar yang dilakukan di TK. Dalam penelitian ini yang diwawancarai yaitu guru kelas.
b.  Dokumentasi digunakan untuk mencatat peristiwa yang terjadi di lapangan  baik dalam bentuk tulisan berupa catatan lapangan setiap siklus.
5.  Validasi Instrumen
             Proses analisis data yang dilakukan pada tindakan kelas ini berlangsung dari awal penelitian yaitu dari observasi, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, sampai refleksi terhadap tindakan. Kegiatan tindakan dilakukan secara berulang untuk memperoleh data guna dianalisis. Setelah data terkumpul maka dianalisis berdasarkan studi literature dengan menggunakan deskriftif kualitatif. Sedangkan data kuantitatif menggunakan metode statistik dijelaskan melalui tabel data kemudian diprosentasikan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan anak mengenal huruf  melalui kegiatan bermain kartu huruf bergambar.
H.  Keabsahan Data
1.   Telaah Model Tindakan
             Kriteria tekhnik pemeriksaan keterpercayaan (trustworthiness) studi yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah credibility (kepercayaan), transferability (keteralihan), dependability (kebergantungan), compirmability  (kepastian). Penerapan kepercayaan berfungsi melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuanya dapat dicapai dan dapat dipertunjukan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.
           Tekhnik pemeriksaan keabsahan data penelitian ditempuh dengan memperpanjang waktu keikut sertaan, melakukan pengamatan secara terus menerus, melakukan tanya jawab dengan teman sejawat, membuat bukti-bukti terstruktur,atau koheren, membuat referensi yang memadai, dan menerapkan tekhnik triangulasi yang terdiri dari peneliti, dan kolaborator dengan menggunakan data berupa lembar pedoman observasi, dan lembar kerja yang dilakukan anak.
            Transferbility (keteralihan) merupakan keabsahan hasil penelitian terhadap kelompok yang diteliti.Tekhnik pemeriksaan keabsahan data penelitian dilakukan dengan mengoleksi deskripsi data secara detail dan mengembangkan secara detail data setiap konteks yang diteliti.
           Dependability (kebergantungan) berkenaan dengan keseimbangan data penelitian tekhnik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan metode yang overlaving yang sama artinya dengan proses triangulasi dan mengadakan jejak audit.
            Confirmability (kepastian) berkenaan dengan kenetralan dan objektivitas data penelitian yang dikumpulkan.Tekhnik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi dan membuat refleksi.Setelah melaksanakan tindakan, peneliti dan kolaborator merefleksi pemberian tindakan yang telah dilakukan dan memeriksa peningkatan kemampuan anak mengenal huruf melalui metode bermain kartu huruf bergambar berdasarkan lembar observasi dan hasil kegiatan anak.
2.  Validitas Data
            Validitas data adalah kegiatan yang digunakan untuk memperjelas dan memperkuat data yang di analisis. Untuk memperoleh data yang valid maka gambaran dengan peningkatan kemampuan anak mengenal huruf maka dideskrifsikan, grafik kemudian ditarik kesimpulan yang objektif. Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Dalam penelitian ini validitas data menggunakan tekhnik Hopkins ( Wiraatmadja, 2007, 168-170) antara lain :
1.        Member check yaitu dalam hal ini diperoleh dan dikompirmasikan melalui diskusi dengan guru TK kelas B setiap akhir pelaksanaan tindakan .
2.        Expert opinion yaitu mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada pembimbing untuk memperoleh arahan terhadap masalah - masalah penelitian perbaikan dan masukan sehingga dapat dipertanggungjawabkan serta dapat meningkatkan derajat kepercayaan penelitian.
3.        Tahap-Tahap Penelitian
 Tahapan dalam penelitian ini terdiri dari :
a.  Tahap Studi Pendahuluan
        Tahap ini disebut tahap orientasi dan memperoleh gambaran umum, Peneliti dengan bekal pengetahuan dasar, mencari informasi sebagai pengamatan awal untuk mengetahui kemampuan anak mengenal huruf di TK  untuk kemudian merancang tindakan yang dijadikan salah satu alternativ pemecahan masalah.Berdasarkan hasil pengamatan awal bahwa di TK Bakti Pertiwi terdapat kelompok anak-anak yang memiliki kemampuan mengenal huruf vokal/konsonan, kemampuan membaca gambar, kemampuan mendengar, melihat  dan memahami, kemampuan menyusun huruf menjadi sebuah kata atau kalimat sederhana, kemampuan berbicara (berkomunikasi) masih rendah.
b.   Tahap Pelaporan Data
            Tahap ini adalah pelaporan hasil penelitian selama observasi sebagai-temuan-temuan penelitian di lapangan. Data tersebut kemudian ditarik kesimpulan untuk mengetahui apakah dengan kegiatan bermain kartu huruf bergambar dapat meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf dalam pembelajaran membaca permulaan sehingga mengalami perubahan kearah yang lebih baik.
      Tim kolaborasi penelitian adalah teman sejawat guru kelas TK Bakti Pertiwi Desa Kaso Kecamatan Tambaksari. Proses kolaborasi dilakukan pada saat penulisan proposal penelitian mengembangkan perangkat-perangkat pembelajaran. Pada saat-saat tertentu, kolaborator ikut masuk kelas untuk membantu mengamati pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode, bermain kartu huruf bergambar sebagai variable bebas atau tindakan dalam PTK, dan pada akhir pembelajaran diadakan diskusi singkat. Pada akhir minggu pertemuan kolaborasi kembali dilakukan untuk menganalisis keberhasilan dan kegagalan penelitian dalam satu minggu, dan merencanakan tindakan untuk minggu berikutnya.
     Fungsi kolaborator/observer memberikan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran dan mengobservasi hasil belajar, penilaian, analisis data, evaluasi dan merefleksi, serta menyusun laporan hasil penelitian tindakan kelas
IV.   Hasil Penelitian Dan Pembahasan
A.    Deskripsi Hasil Penelitian
2.     Deskrifsi Pelaksanaan Tindakan Siklus  I
a.     Perencanaan Pembelajaran
            Rencana kegiatan tindakan siklus I pada tanggal 02 Desember 20015, peneliti merencanakan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf anak menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar  menyusun kartu huruf membuat kata sesuai dengan gambar pada kartu bergambar  tomat, cabe, bunga mawar dan gambar lainya sesuai dengan tema tanaman. Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan siklus I yaitu lembar observasi anak.Rencana kegiatan tindakan  siklus I terdiri dari kegiatan awal/pembukaan, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan penutup. Kegiatan  pembelajaran bermain kartu huruf bergambar  dilaksanakan pada kegiatan inti selama enam puluh menit dengan indikator  anak dapat mengenal simbol-simbol huruf.
b.   Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
            Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di mulai dengan kegiatan awal/pembukaan selama tiga puluh menit yaitu kegiatan di luar kelas (out door), masuk kelas, mengkondisikan anak, berdo’a, mengabsen, menyanyi, kegiatan nilai-nilai agama dan moral (NAM), melakukan apersepsi yang berhubungan dengan tema, menjelaskan materi kegiatan hari ini.
            Kegiatan inti dilaksanakan selama enam puluh menit yaitu bidang pengembangan bahasa mengenal kaksaraan yang berintregrasi dengan bidang pekembangan kognitif menyusun kartu huruf bergambar sesuai dengan gambar yang terdapat pada kartu gambar. Guru kelas melaksanakan observasi waktu pelaksanaan kegiatan.
            Kegiatan penutup selama tiga puluh menit melakukan tanya jawab tentang kegiatan hari ini. Menyampaikan pesan-pesan moral, merencanakan kegiatan hari esok , berdoa setelah kegiatan, mengucapkan salam dan pulang.
1.          Kegiatan Awal/Pembukaan ( 30 Menit)
 Kegiatan awal/pembukaan peneliti mengkondisikan anak dari mulai berbaris dan masuk ke kelas dengan tertib. Didalam kelas anak-anak duduk dengan rapih dan tertib, seorang anak memimpin mengucapkan salam dan berdo’a sebelum belajar.Masih dalam kegiatan awal anak-anak di pimpin oleh peneliti untuk mengucapkan beberapa do’a harian. Peneliti mengabsen kehadiran anak dan menanyakan kabar anak dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi tentang tema yang berupa tanya jawab jenis-jenis tanaman, beberapa anak ada yang aktif menjawab pertanyaan peneliti tetapi ada juga yang bercakap-cakap sesuai dengan temanya. Peneliti menjelaskan tema dan kegiatan hari ini.
2.   Kegiatan inti ( 60 Menit)
 Pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan inti peneliti melakukan tanya jawab tentang jenis tanaman (ada jenis sayuran, jenis tanaman hias) setelah itu peneliti memperlihatkan kartu huruf bergambar pada dan menjelaskan pada anak-anak cara-cara bermain kartu huruf bergambar yaitu menyusun kartu huruf dan anak-anak harus menyusun kartu huruf menjadi sebuah kata sesuai dengan gambar yang melambangkanya. Peneliti membuat anak-anak menjadi dua kelompok masing – masing kelompok lima anak. Peneliti memberikan kartu huruf dan kartu bergambar tomat, cabe, jeruk, bunga mawar  yang  bermacam- macam warna agar anak tertarik untuk bermain kartu huruf.Suasana menjadi berubah ramai menjadi tidak kondusif karena tidak pernah menggunakan kartu huruf bergambar pada proses pembelajaran sebelumnya. Peneliti menjelaskan cara menyusun kartu huruf sesuai gambar yang melambangkanya. Anak-anak melakukan kegiatan bermain kartu huruf ada yang terlihat antusias aktif mengikuti kegiatan dan ada juga yang pasif hanya diam saja melihat temanya yang memilih kartu huruf. Peneliti melakukan bimbingan pada anak yang mengalami kesulitan dalam menyusun kartu huruf. Peneliti melakukan observasi selama kegiatan berlangsung.
3.   Kegiatan Penutup ( 30 menit)
 Kegiatan penutup peneliti menanyakan pada anak tentang kegiatan yang telah dilaksanakan hari ini. Peneliti memberikan pujian pada anak yang dapat menyusun kartu huruf  dengan baik dan memberi motivasi pada anak yang belum mampu menyusun kartu huruf pada kartu bergambar. Anak senang dan ingin melakukan kegiatan bermain kartu huruf lagi. Peneliti bercakap-cakap pada anak menyampaikan pesan-pesan moral dan merencanakan kegiatan untuk hari esok. Peneliti mengajak anak bernyanyi beberapa lagu anak-anak yang sesuai dengan tema dan lagu pulang sekolah. Diakhiri dengan berdo’a dan mengucapkan salam. 
c.   Analisis
Hasil analisis aktivitas anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf anak melalui pembelajaran menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar dengan aspek –aspek penilaian tersebut diatas maka rata-rata kemampuan anak masih rendah perlu bimbingan secara individu dan latihan secara berulang-ulang. Adapun persentase hasil belajar anak dengan pembelajaran menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar belum ada yang mampu mencapai bintang empat berkembang sudah baik ( BSB ) 0 %, Tiga anak yang memiliki motivasi belajar mencapai bintang satu belum berkembang (BB) di persentasekan  30 %, empat anak yang memiliki kemampuan daya ingat mencapai bintang dua berkembang (MB) di persentasekan 40%. Tiga anak mempunyai motivasi, mempunyai daya ingat dan memahami bilangan mencapai bintang tiga baik sesuai harapan (BSH) di persentasekan 30%. Dari penelitian yang diperoleh selama kegiatan menggunakan metode kartu huruf bergambar, anak-anak antusias dan bersemangat tetapi suasana tidak kondusif faktor penyebabnya adalah karena belajar menggunakan kartu huruf bergambar belum pernah sehingga anak-anak berteriak, berebut semuanya ingin kartu huruf tidak mau bergiliran. Pada tindakan siklus I kegiatan pembelajaran mengenal kartu huruf  dengan metode bermain kartu huruf bergambar rata-rata kemampuan yang dimiliki anak baru mencapai 53,75 %  belum mencapai KKM yaitu 75%.

d.  Refleksi.
            Hasil analisis data tindakan siklus I tentang meningkatkan hasil belajar anak dengan menggunakan kartu huruf bergambar di kelompok B yang berjumlah sepuluh anak, anak rata-rata masih rendah tidak memiliki daya ingat dan pemahaman dalam mengenal huruf. Terlihat waktu pelaksanaan kegiatan anak masih salah dalam menyusun kartu huruf. 
Diantara sepuluh anak yang diteliti rata-rata hasil belajar anak masih rendah, tetapi ada tiga anak yang memiliki motivasi, daya ingat dan pemahaman yang baik. Berdasarkan dari hasil tindakan siklus I yang menunjukan hasil belajar anak dengan menggunakan media kartu huruf bergambar dalam mengenal huruf  anak masih rendah diperlukan latihan yang berulang-ulang. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan siklus II. Peningkatan hasil belajar anak dalam mengenal huruf dengan metode kartu huruf bergambar pada tindakan siklus I dapat di lihat pada grafik dibawah ini:
3.  Deskrifsi  Pelaksanaan Tindakan  Siklus II
a.    Perencanaan Pembelajaran
Rencana kegiatan tindakan siklus II pada tanggal 08  Desember 20015, peneliti merencanakan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar anak dalam mengenal huruf menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar dengan tema tanaman. Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan siklus II yaitu lembar observasi anak, lembar tes hasil belajar anak. Rencana kegiatan tindakan  siklus II terdiri dari kegiatan awal/pembukaan, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan penutup. Kegiatan  bermain kartu huruf bergambar  dilaksanakan pada kegiatan inti selama enam puluh menit dengan indikator  anak dapat mengenal huruf, memahami, memiliki daya ingat dan dapat menyelesaikan tugas dengan baik.
b.   Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
            Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di mulai dengan kegiatan awal/pembukaan selama tiga puluh menit yaitu kegiatan di luar kelas (out door), masuk kelas, mengkondisikan anak, berdo’a, mengabsen, menyanyi, kegiatan nilai-nilai agama dan moral (NAM), melakukan apersepsi yang berhubungan dengan tema, menjelaskan materi kegiatan hari ini.
            Kegiatan inti dilaksanakan selama enam puluh menit yaitu bidang pengembangan bahasa yang berintregrasi dengan bidang pengembangan kognitif. Dengan anak menyusun kartu huruf menjadi sebuah kata sesuai dengan gambar yang melambangkanya sesuai dengan tema tanaman. Guru kelas melakukan observasi pada waktu pelaksanaan kegiatan.
            Kegiatan penutup selama tiga puluh menit melakukan tanya jawab tentang kegiatan hari ini. Menyampaikan pesan-pesan moral, merencanakan kegiatan hari esok , berdoa setelah kegiatan, mengucapkan salam dan pulang.
1.   Kegiatan Awal/Pembukaan ( 30 Menit)
            Kegiatan awal peneliti mengkondisikan anak dari mulai berbaris dan masuk kelas dengan tertib. Didalam kelas anak-anak duduk dengan rapih dan tertib, seorang anak memimpin mengucapkan salam dan berdo’a sebelum belajar. Masih dalam kegiatan awal anak-anak di pimpin oleh peneliti untuk mengucapkan beberapa do’a harian. Peneliti mengabsen kehadiran anak dan menanyakan kabar anak dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi tentang tema yang berupa tanya jawab bagian-bagian tanaman, beberapa anak ada yang aktif menjawab pertanyaan peneliti, tetapi ada juga yang bercakap-cakap dengan temanya. Peneliti menjelaskan  kegiatan yang akan dilaksanakan hari ini.
2.   Kegiatan inti ( 60 Menit)
Pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan inti peneliti melakukan tanya jawab tentang bagian-bagian tanaman (akar, batang, dahan, ranting, daun ,buah) setelah itu peneliti memperlihatkan kartu huruf bergambar  dan menjelaskan pada anak-anak cara-cara bermain kartu huruf bergambar yaitu menyusun kartu huruf dan anak-anak harus menyusun kartu huruf menjadi sebuah kata sesuai dengan gambar yang melambangkanya. Peneliti membuat anak-anak menjadi dua kelompok masing – masing kelompok lima anak. Peneliti memberikan kartu huruf dan kartu bergambar akar, batang, daun, buah, dahan,  yang  bermacam- macam warna agar anak tertarik untuk bermain kartu huruf. Suasana kondusif anak-anak tidak berebut seperti kegiatan tindakan siklus I karena anak-anak sudah pernah menggunakan kartu huruf bergambar pada proses pembelajaran sebelumnya. Peneliti menjelaskan cara menyusun kartu huruf sesuai gambar yang melambangkanya. Anak-anak melakukan kegiatan bermain kartu huruf terlihat antusias aktif mengikuti kegiatan walaupun masih saja ada anak yang hanya memilih dan memegang kartu huruf saja. Anak yang memiliki kemampuan mengenal huruf terlihat membantu temanya yang belum bisa. Peneliti melakukan bimbingan pada anak yang mengalami kesulitan dalam menyusun kartu huruf. Peneliti melakukan observasi selama kegiatan berlangsung.
3.   Kegiatan Penutup ( 30 menit)
Pada kegiatan penutup peneliti menanyakan pada anak tentang kegiatan yang telah dilaksanakan hari ini. Peneliti memberikan pujian pada anak yang dapat melakukan dengan baik dan memberi motivasi pada anak yang belum mampu mengenal huruf. Anak senang dan ingin melakukan kegiatan bermain kartu huruf. Bercakap-cakap pada anak menyampaikan pesan-pesan moral dan merencanakan kegiatan untuk hari esok. Peneliti mengajak anak bernyanyi beberapa lagu anak-anak yang sesuai dengan tema tanaman dan lagu pulang sekolah. Diakhiri dengan berdo’a dan mengucapkan salam.
c.   Analisis
Hasil analisis aktivitas anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf anak dengan menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar dengan aspek –aspek penilaian tersebut diatas maka rata-rata kemampuan anak sudah ada peningkatan yang sangat baik. Adapun persentase kemampuan anak dalam mengenal huruf dengan menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar yang mampu mencapai bintang empat berkembang sudah baik (BSB) ada tujuh anak kalau dipersentasekan mencapai 70%, dua anak mencapai bintang tiga berkembang sesuai harapan (BSH) mencapai 20%, satu anak mencapai bintang dua mulai berkembang (MB)  mencapai 10%. Dari hasil tidakan siklus II selama kegiatan pengenalan huruf dengan menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar, anak-anak antusias dan bersemangat suasana kondusif anak-anak dengan tenang mengikuti kegiatan pembelajaran.  Pada tindakan siklus II kegiatan pembelajaran menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar rata-rata kemampuan yang dimiliki anak sudah  mencapai 80 %.  Peningkatan kemampuan mengenal huruf anak  menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar sudah berkembang  dengan baik  melebihi KKM yang  dimiliki anak  harus mencapai 75%.

d.  Refleksi.
            Berdasarkan dari analisis data tindakan siklus II tentang meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf dengan menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar di kelompok B yang berjumlah sepuluh anak, hasil belajar anak rata-rata sudah meningkat anak dapat mengenal huruf dengan baik.  Diantara sepuluh anak tujuh anak sudah mencapai bintang empat berkembang  dengan baik (BSB), dua anak mencapai bintang tiga berkembang (BSH). Dan satu anak bintang dua (MB) Pelaksanaan  tindakan siklus II menunjukan kemampuan anak dalam mengenal huruf menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar rata-rata anak mencapai bintang empat berkembang dengan baik (BSB) mencapai 80% dibandingan dengan pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata anak mencapai 53.75% ada peningkatan 26,25%.Oleh karena itu pelaksanaan tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf menggunakan metode bermain kartu huruf dilaksanakan sampai tindakan siklus II.


B.   Pembahasan
Meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar pada anak kelompok B di TK Bina Bakti Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis dilaksanakan melalui penelitian tindakan kelas.
Penelitian dilaksanakan dua siklus dengan kegiatan terdiri dari perencanaan, tindakan/pelaksanaan, analisis dan refleksi. Perencanaan pembelajaran  seni tari antara lain : menentukan kelas dan waktu penelitian, mendiskusikan dan menyusun rencana untuk melakukan aktivitas pembelajaran mengenal huruf dengan menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar, membuat rencana kegiatan pembelajaran yang dibuat untuk setiap siklus. 
Pelaksanaan kegiatan meningkatkan kemampuan mengenal huruf dengan menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar dilaksanakan dalam dua siklus, siklus satu pembelajaran menyusun kartu huruf menjadi sebuah kata sesuai dengan gambar yang melambangkanya tema tanaman, siklus dua  kegiatan pembelajaran pengenalan huruf dengan metode bermain kartu huruf bergambar menyusun kartu huruf menjadi sebuah kata sesuai dengan gambar yang melambangkanya tema tanaman sub tema bagian-bagian dari tanaman. Adapun aktivitas anak dalam kegiatan mengenal huruf menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar dengan aspek, motivasi anak dalam belajar, daya ingat, pemahaman simbol-simbol huruf.
Guru kelas melakukan observasi dan mencatat kemampuan mengenal huruf anak waktu kegiatan pembelajaran, sebagai evaluasi apakah  kegiatan pembelajaran mengenal huruf dengan menggunakan metode bermain kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan pada anak waktu kegiatan peneliti menganalisis dan merefleksikanya. Refleksi dan analisis data dilakukan untuk mengetahui masalah dan hambatan yang ditemui sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan atau belum. Jika tujuan belum tercapai maka peneliti menyusun rencana selanjutnya.
Hasil observasi, pengamatan dan pencatatan hasil belajar anak dalam mengenal huruf menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar peneliti  menganalisis hasil tindakan silkus satu dan tindakan siklus dua, dari hasil analisis menunjukan bahwa hasil belajar anak, motivasi belajar, kemampuan daya ingat, pemahaman simbol-simbol huruf sesuai dengan tujuan indikator dilaksanakanya kegiatan pembelajaran mengenal huruf dengan menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar sudah baik  dan tidak perlu untuk melakukan tindakan berikutnya.
Pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan pembelajaran mengenal huruf dengan menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf anak kelompok A di TK Bakti Pertiwi mendapat simpulan bahwa dalam upaya meningkatkan hasil belajar anak, memerlukan proses lama dengan latihan – latihan dan bimbingan secara individu dengan menggunakan metode yang bervariatif.
V.    Kesimpulan Dan Saran
A.   Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan kemampuan mengenal huruf anak menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar pada anak kelompok A di Taman Kanak-Kanak PGRI Bakti Pertiwi Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis “ dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar pada anak kelompok A di Taman Kanak-Kanak PGRI Bakti Pertiwi Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Untuk mengetahui kondisi dan temuan-temuan yang ada dilapangan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian dilaksanakan dua siklus dengan kegiatan terdiri dari  perencanaan, tindakan/pelaksanaan, refleksi dan analisis. Perencanaan pembelajaran bermain kartu huruf antara lain : menentukan kelas dan waktu penelitian, mendiskusikan dan menyusun pedoman untuk melakukan aktivitas pembelajaran bermain kartu huruf bergambar guna meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf, membuat skenario rencana kegiatan pembelajaran mengenal huruf yang dibuat untuk setiap siklus..Instrumen penelitian yang digunakan peneliti yaitu pedoman observasi untuk mencatat kemampuan anak mengenal huruf waktu kegiatan pembelajaran bermain karu huruf bergambar, membuat tes kemampuan anak mengenal huruf sebagai evaluasi apakah  kegiatan menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar dapat meningkatkan kemamupan anak mengenal huruf. Pelaksanaan tindakan dan pengamatan pada anak waktu kegiatan pembelajaran bermain kartu huruf dan merefleksikannya. Refleksi dan analisis data dilakukan untuk mengetahui masalah dan hambatan yang ditemui sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan atau belum. Jika tujuan belum tercapai maka peneliti menyusun rencana selanjutnya.
2  Aktivitas anak dalam pelaksanaan  pembelajaran menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar dilaksanakan dalam dua siklus, siklus satu dengan kegiatan bermain kartu huruf bergambar yaitu anak menyusun kartu huruf menjadi sebuah kata sesuai dengan gambar yang ada pada kartu gambar dengan tema tanaman sub tema jenis tanaman sayuran, kegiatan dilaksanakan secara berkelompok.  Tindakan siklus dua kegiatan pembelajaran masih sama menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar  tema tanaman sub tema bagian-bagian dari tanaman kegiatan ini dilaksanakan dengan secara berkelompok dengan tujuan agar anak melatih kemampuanya dalam beraktivitas, berkomunikasi dan bekerjasama dengan kelompoknya. Kegiatan pembelajaran menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar di Taman Kanak-Kanak dalam upaya meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf memerlukan proses lama dengan latihan-latihan dan bimbingan secara individu maupun secara kelompok. Kegiatan pembelajaran dengan metode bermain kartu huruf bergambar memberikan manfaat dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf anak  kelompok B di Taman Kanak-Kanak PGRI Bakti Pertiwi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, catatan lapangan, dan observasi, kemampuan anak mengenal huruf menggunakan metode  pembelajaran bermain kartu huruf bergambar  setelah pelaksanaan tindakan mengalami perubahan signifikan. Kondisi belajar yang menyenangkan dan metode pembelajaran yang bervariasi membuat anak tidak merasa bosan secara tidak langsung akan meningkatkan semua aspek perkembangan dan kemampuan yang harus dimiliki anak. Dari hasil penelitian ini peran guru dan cara orang tua dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf sangat mempengaruhi perkembangan anak.
B.   Implikasi dan Saran
a. Implikasi dari hasil penelitian tindakan kelas tentang meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf menggunakan metode pembelajaran bermain kartu huruf bergambar pada kelompok A di Taman Kanak-Kanak PGRI Bakti Pertiwi Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis membuktikan bahwa penggunaan metode pembelajaran bermain kartu huruf bergambar dapat meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf dan sekaligus dapat meningkatkan prestasi belajar anak.Pembelajaran menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar dapat merealisasikan kebutuhan anak dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut maka pembelajaran mengenal huruf menggunakan metode bermain kartu huruf merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.
b.   Saran
Tanpa mengabaikan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pihak terkait terutama dalam hal meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf di Taman Kanak-Kanak (TK).Berdasarkan hasil pembahasan yang disampaikan di atas terdapat hal yang menjadi catatan sebagai saran:
1.          Bagi semua pihak baik  peneliti, guru Taman Kanak-Kanak (TK), lembaga penyelenggara pendidikan anak usia dini, maupun bagi pembaca agar mengangkat permasalahan mengenai kemampuan anak mengenal huruf dengan menggunakan strategi/metode yang berbeda, menggunakan media yang menarik sesuai perkembangan anak, memberikan motivasi dan bimbingan pada anak, memfasilitasi pembelajaran yang mendukung untuk peningkatan kemampuan anak mengenal huruf atau membaca permulaan.
2.          Melalui penelitian tindakan kelas tentang “ Meningkatkan Kemampuan Anak Mengenal Huruf Menggunakan Metode Bermain Kartu Huruf Bergambar pada anak kelompok A yang dilaksanakan di TK PGRI Bakti Pertiwi Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis” telah terbukti bahwa pembelajaran menggunakan metode bermain kartu huruf bergambar, kemampuan  anak mengenal huruf dapat meningkat dengan baik
VI.   Daftar Pustaka
Aswin Hadis,Fawzin (2003). Perkembangan Anak Dalam Prespektif Pendidikan
Drs.Slamet Suyanto,M.Ed. (2005)  Dasar - Dasar  Pendidikan Anak  Usia   Dini Hikayat
Publising
DePorter, B. & Hemacki, M. 2000. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
http:// panduan guru.com.Adg/macam-macam – metode-pembelajaran.
Hainstock,ElzabethG.(1999) Metode Pengajaran Montessori untuk Anak Pra-Sekolah.Jakarta Pustaka Delapratasa

Kurikulum TK dan RA (2004). Standar Kompetensi . Jakarta: Direktorat
Moeslichatoen R.(1999),Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak.Jakarta Rineka Cipta Jakarta Depdikbud
Modul PLPG Pendidikan Anak Usia Dini(2013),Konsorsium Sertifikasi Guru  Universitas Yogyakarta
Pendidikan TK dan SD,Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah

Sudjana S., D. 2001. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.

Seri Ayah Bunda. (2002). Balita dan Masalah Perkembanganya.Jakarta Gaya Pavorit Press

Seri Ayah Bunda. ( 2002).ari A Sampai Z tentang Perkembangan Anak Jakarta Gaya Pavorit Press

            Suherman, E. 2009. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Murid. Educare; Jurnal Pendidikan dan Budaya. ISSN 1412-579x, (Online) http://educare.e-fkipunla.net, (diakses tanggal 30 Juni 2009).
Tilaar, H.A.R. 1994. Manajemen Pendidikan Nasional, Kajian Pendidikan Masa  Depan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Uno, H.B. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Yusep Nur Jatmika,Ragam Aktifitas Untuk Playgroup. DIVA Press. 2012
Yunus Abidin, Bermain, Pengantar Bagi Penerapan Pendekatan Beyond Centers and Circle Time (BCCT) dalam Dimensi PAUD, Bandung Rizqi Pressc, cet pertama, 2009
           




No comments:

Post a Comment