MODUL BIMTEK PENDAMPINGAN PELAKSANAAN
KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR
A. Identitas Materi
1.
Nama Kegiatan
|
:
|
Bimtek
Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SD
|
2.
Materi Bimtek
|
:
|
Muatan Lokal
|
3.
Alokasi Waktu
|
:
|
2 JP (90 menit)
|
4.
Deskripsi
Singkat
|
:
|
Materi
ini membahas tentang kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan pengembangan muatan lokal dalam rangka memperkaya muatan
kelompok wajib.
|
B. Tujuan :
Peserta dapat mengidentifikasi dan
mengembangkan muatan lokal yang
dapat memperkaya muatan pelajaran kelompok wajib A, mengintegrasikan muatan lokal
ke dalam muatan pelajaran kelompok wajib B, dan berdiri sendiri sebagai muatan
pelajaran.
C. Indikator :
1. Mengidentifikasi kearifan lokal di
satuan pendidikan/daerah masing-masing
2. Menemutunjukkan muatan lokal yang dapat
memperkaya Kompetensi Dasar yang ada dimuatan pelajaran kelompok wajib A
3. Menemutunjukkan muatan lokal yang dapat
memperkaya Kompetensi Dasar yang ada dimuatan pelajaran kelompok wajib B
4. Menemutunjukkan muatan lokal yang dapat
diintegrasikan ke dalam Kompetensi Dasar yang ada dimuatan pelajaran
kelompok wajib A
5. Menemutunjukkan muatan lokal yang dapat
diintegrasikan ke dalam Kompetensi Dasar yang ada dimuatan pelajaran
kelompok wajib B
D. Uraian Materi
1. Prinsip Pengembangan
Pengembangan
muatan lokal untuk SD/MI perlu memperhatikan beberapa prinsip pengembangan
sebagai berikut:
Pengembangan
pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan pendidikan berbasis kompetensi,
kinerja, dan kecakapan hidup.
Pengembangan
pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan budaya, potensi, dan masalah
daerah.
Pendidikan
muatan lokal dipadukan dengan lingkungan satuan pendidikan, termasuk terpadu
dengan dunia usaha dan industri.
Hasil-hasil
pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam bentuk pertunjukan, lomba-lomba,
pemberian penghargaan) di tingkat satuan pendidikan dan daerah.
Jenis muatan
lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan waktunya bersifat
fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan pendidikan.
Pendidikan
muatan lokal tidak hanya berorientasi pada hasil belajar, tetapi juga
mengupayakan peserta didik untuk belajar secara terus-menerus.
Pendidikan
muatan lokal berorientasi pada upaya melestarikan dan mengembangkan budaya
lokal dalam menghadapi tantangan global.
2. Strategi Pengembangan Muatan Lokal
a. Memperkaya aspek-aspek yang ada dalam
kelompok mata pelajaran kelompok A dengan konten-konten lokal.
b. Mengintegrasikan konten-konten lokal
dengan aspek-aspek yang ada dalam kelompok mata pelajaran kelompok B.
c. Sebagai mata pelajaran tersendiri yang
dikembangkan, dikoordinasikan, dan disupervisi oleh daerah (kabupaten/kota).
3. Mekanisme Pengembangan Muatan Lokal
Muatan lokal dikembangkan oleh daerah atau sekolah dengan
cara sebagai berikut.
1)
Melakukan
identifikasi dan analisis terhadap lingkungan alam, sosial ekonomi, dan sosial
budaya sesuai dengan kebutuhan dan program jangka panjang daerah
2)
Memperkaya
mata pelajaran Kelompok A. Melakukan identifikasi dan analisis terhadap Kompetensi Dasar matapelajaran kelompok A.
3)
Mengintegrasikan
ke dalam mata pelajaran Kelompok B. Melakukan identifikasi dan analisis terhadap Kompetensi Dasar matapelajaran
kelompok B.
Jenis muatan lokal meliputi empat rumpun muatan
lokal yang merupakan persinggungan antara budaya lokal (dimensi
sosio-budaya-politik), kewirausahaan, pra-vokasional (dimensi ekonomi),
pendidikan lingkungan, dan kekhususan lokal lainnya (dimensi fisik).
1)
Budaya
lokal mencakup pandangan-pandangan yang mendasar, nilai-nilai sosial, dan
artifak-artifak (material dan perilaku) yang luhur yang bersifat lokal.
2)
Kewirausahaan
dan pra-vokasional adalah muatan lokal yang mencakup pendidikan yang tertuju
pada pengembangan potensi jiwa usaha dan kecakapannya.
3)
Pendidikan
lingkungan dan kekhususan lokal lainnya adalah mata pelajaran muatan lokal yang
bertujuan untuk mengenal lingkungan lebih baik, mengembangkan kepedulian
terhadap lingkungan, dan mengembangkan potensi lingkungan.
4)
Perpaduan
antara budaya lokal, kewirausahaan, pra-vokasional, lingkungan hidup, dan
kekhususan lokal lainnya yang dapat menumbuhkan suatu kecakapan hidup.
Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai kemungkinan
muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian sesuai dengan dengan
keadaan dan kebutuhan satuan pendidikan. Penentuan bahan kajian muatan lokal
didasarkan pada kriteria berikut:
1)
kesesuaian
dengan tingkat perkembangan peserta didik;
2)
kemampuan
guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan;
3)
tersedianya
sarana dan prasarana;
4)
tidak
bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa;
5)
tidak
menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan;
6)
kelayakan
yang berkaitan dengan pelaksanaan di satuan pendidikan;
7)
karakteristik
yang sesuai dengan kondisi dan situasi daerah;
8)
komponen
analisis kebutuhan muatan lokal (ciri khas, potensi, keunggulan, dan
kebutuhan/tuntutan);
9)
mengembangkan kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi
inti;
10)
menyusun silabus muatan lokal.
11)
Menyusun buku muatan local
12)
Pengadaan buku muatan lokal
4. Rambu-rambu Pengembangan Muatan Lokal
Berikut ini
rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam pengembangan muatan lokal.
a.
Daerah maupun satuan pendidikan diharapkan mengembangkan
muatan lokal diawali dengan menetapkan kompetensi dasar dari kompetensi inti
yang sudah ada, selanjutnya satuan pendidikan mengembangkan silabus dan RPP.
b.
Bahan kajian disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta
didik yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
pembelajarannya diatur agar tidak memberatkan peserta didik.
c.
Program pengajaran dikembangkan dengan melihat kedekatannya
dengan peserta didik yang meliputi kedekatan secara fisik dan secara psikis.
Dekat secara fisik berarti bahwa terdapat dalam lingkungan tempat tinggal dan
sekolah peserta didik, sedangkan dekat secara psikis berarti bahwa bahan kajian
tersebut mudah dipahami oleh kemampuan berpikir dan mencerna informasi sesuai
dengan usia peserta didik. Untuk itu, bahan pengajaran perlu disusun
berdasarkan prinsip belajar, yaitu: (1) bertitik tolak dari hal-hal konkret ke
abstrak; (2) dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum diketahui; (3) dari
pengalaman lama ke pengalaman baru; (4) dari yang mudah/sederhana ke yang lebih
sukar/rumit. Selain itu, bahan kajian/pelajaran diharapkan bermakna bagi
peserta didik yaitu bermanfaat karena dapat membantu peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari.
d.
Bahan kajian/pelajaran diharapkan dapat memberikan keluwesan
bagi guru dalam memilih metode mengajar dan sumber belajar seperti buku dan
nara sumber. Dalam kaitan dengan sumber belajar, guru diharapkan dapat
mengembangkan sumber belajar yang sesuai dengan memanfaatkan potensi di
lingkungan satuan pendidikan, misalnya dengan memanfaatkan tanah/kebun satuan
pendidikan, meminta bantuan dari instansi terkait atau dunia usaha/industri
(lapangan kerja) atau tokoh-tokoh masyarakat. Selain itu, guru diharapkan dapat
memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan peserta didik aktif dalam
proses belajar mengajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial.
e.
Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat utuh
dalam arti mengacu kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas dan memberi makna
kepada peserta didik. Namun demikian bahan kajian muatan lokal tertentu tidak
harus secara terus-menerus diajarkan mulai dari kelas I sampai dengan kelas
VI. Bahan kajian muatan lokal juga
dapat disusun dan diajarkan hanya dalam jangka waktu satu semester, dua
semester, atau satu tahun ajaran.
f.
Alokasi waktu untuk bahan kajian/pelajaran muatan lokal perlu
memperhatikan jumlah hari/minggu dan minggu efektif untuk mata pelajaran muatan
lokal pada setiap semester.
g. Beban belajar/waktu yang dialokasikan untuk mata
pelajaran muatan lokal baik berupa pengayaan kelompok mata pelajaran wajib B,
mata pelajaran hasil pengembangan daerah, dan atau mata pelajaran hasil
pengembangan satuan pendidikan sebanyak 2 jam/minggu. Daerah/satuan pendidikan
dapat mengembangkan dan melaksanakan lebih banyak dengan mempertimbangkan
kemampuan daerah/satuan pendidikan.
5. Langkah-langkah Pelaksanaan Muatan Lokal
Berikut
adalah langkah-langkah pelaksanaan pendidikan muatan lokal di satuan
pendidikan.
a.
Muatan
lokal diajarkan pada setiap jenjang kelas mulai dari tingkat pra satuan
pendidikan hingga satuan pendidikan menengah. Khusus pada jenjang pra satuan
pendidikan, muatan lokal tidak berbentuk sebagai mata pelajaran.
b.
Muatan
lokal dapat dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri dan/atau bahan
kajian yang memperkaya kelompok mata pelajaran B.
c.
Satuan
pendidikan dapat menentukan satu atau lebih aspek bahan kajian mata pelajaran
muatan lokal.
6. Daya Dukung Pelaksanaan Muatan Lokal
Daya
dukung pelaksanaan muatan lokal meliputi segala hal yang dianggap perlu dan
penting untuk mendukung keterlaksanaan muatan lokal di satuan pendidikan.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah kebijakan mengenai muatan
lokal, guru, sarana dan prasarana, dan
manajemen sekolah.
Pelaksanaan muatan lokal harus didukung kebijakan, baik
pada level pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan satuan pendidikan. Kebijakan
diperlukan dalam hal:
1)
kerja sama dengan lembaga lain, baik pemerintah maupun
swasta;
2)
pemenuhan kebutuhan sumber daya (ahli, peralatan, dana,
sarana dan lain-lain); dan
3)
penentuan jenis muatan lokal pada level provinsi dan kabupaten/kota sebagai muatan lokal wajib
yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik daerah.
Guru yang ditugaskan sebagai pengampu muatan lokal
adalah yang memiliki:
1)
Latar
belakang pendidikan yang sesuai. Apabila tidak terpenuhi maka satuan pendidikan
harus mengusahakan guru yang akan mengampu memperoleh sertifikat pelatihan pada
aspek mata pelajaran yang sesuai.
2)
Bagi Satuan
pendidikan yang tidak memiliki tenaga khusus untuk muatan lokal dapat bekerja
sama atau menggunakan tenaga dengan pihak lain.
3)
Penambahan
jumlah jam yang dilaksanakan melampaui jumlah yang ada di struktur kurikulum
nasional menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.
4)
Mata
pelajaran yang dikembangkan sendiri oleh daerah menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah. Apabila mata pelajaran tersebut dianggap sudah tidak
relevan, maka pemerintah daerah mengusahakan guru untuk memperoleh sertifikat
untuk mengampu mata pelajaran lainnya.
5)
Mata
pelajaran yang dikembangkan sendiri oleh satuan pendidikan menjadi tanggung
jawab satuan pendidikan. Apabila matapelajaran tersebut dianggap sudah tidak
relevan, maka satuan pendidikan mengusahakan guru untuk memperoleh sertifikat
untuk mengampu mata pelajaran lainnya.
6)
Guru muatan
lokal mendapatkan penghargaan yang sama dengan guru mata pelajaran lainnya.
7)
Guru muatan lokal dapat berasal dari luar satuan pendidikan,
seperti: satuan pendidikan terdekat, tokoh masyarakat, pelaku sosial-budaya,
dan lain-lain.
Kebutuhan sarana dan
prasarana muatan lokal harus dipenuhi oleh satuan pendidikan. Jika satuan
pendidikan belum mampu memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana, maka
pemenuhannya dapat dibantu melalui kerja sama dengan pihak tertentu atau
bantuan dari pihak lain.
Untuk memfasilitasi implementasi muatan lokal, kepala
sekolah:
1)
menugaskan guru, menjadwalkan, dan menyediakan sumber daya
secara khusus untuk muatan lokal;
2)
menjaga konsistensi pembelajaran sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran umum dan muatan lokal khususnya; dan
3)
mencantumkan kegiatan pameran atau sejenisnya dalam kalender
akademik satuan pendidikan.
E. Lembar Kegiatan
Berdasarkan telaah terhadap materi bimtek dan paparan fasilitator,
identifikasilah dan kembangkan terhadap hal-hal di bawah ini dan masukkan dalam
tabel.
1.
Kearifan
lokal di satuan pendidikan/daerah masing-masing
2. Muatan lokal yang dapat memperkaya
Kompetensi Dasar yang ada di muatan pelajaran kelompok wajib A dan kelompok wajib B
3. Muatan lokal yang dapat di integrasikan
Kompetensi Dasar yang ada di muatan pelajaran kelompok wajib A dan kelompok wajib B
No.
|
Tipe
|
Contoh
Muatan Lokal
|
1.
|
Kearifan lokal yang berdiri sendiri
|
|
2.
|
Memperkaya Kompetensi Dasar kelompok wajib A
|
|
3.
|
Terintegrasi dengan Kompetensi Dasar
kelompok wajib A
|
|
4.
|
Memperkaya Kompetensi Dasar
kelompok wajib B
|
|
5.
|
Terintegrasi dengan Kompetensi Dasar
kelompok wajib B
|
|
F.
Refleksi
1. Tuliskan pemahaman yang Anda peroleh setelah
mengikuti paparan dan diskusi tentang materi muatan lokal!
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
2. Tuliskan
pendapat Anda terhadap suasana pelaksanaan bimtek pada materi muatan lokal!
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
3.
Tuliskan
rencana tindak lanjut apa yang akan Anda lakukan setelah mengikuti paparan dan
diskusi pada materi muatan lokal ini!
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
Daftar
Pustaka
Kementerian Menterian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2014. Panduan Teknis Pendampingan di SD. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Dasar.
No comments:
Post a Comment