Wednesday, January 10, 2018

SKRIPSI BAB V PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI PADA KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK



BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.   Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang“penerapan model pembelajaran kooperatif guna meningkatkan kemampuan sosial anak usia dini pada kelompok B di Taman Kanak-Kanak PGRI Bina Bakti Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis “ dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.        Penerapan model pembelajaran kooperatif guna meningkatkan kemampuan sosial anak usia dini pada kelompok B di Taman Kanak-Kanak PGRI Bina Bakti Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Untuk mengetahui kondisi dan temuan-temuan yang ada dilapangan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian dilaksanakan dua siklus dengan kegiatan terdiri dari  perencanaan, tindakan/pelaksanaan, refleksi dan analisis. Perencanaan pembelajaran kooperatif antara lain : menentukan kelas dan waktu penelitian, mendiskusikan dan menyusun pedoman untuk melakukan aktivitas pembelajaran kooperatif guna meningkatkan kemampuan sosial anak, membuat skenario rencana kegiatan pembelajaran kooperartif yang dibuat untuk setiap siklus dengan tahap anak mampu beraktifitas, anak mampu berkomunikasi, anak mampu bekerjasama.Instrumen penelitian pedoman observasi untuk mencatat kemampuan motorik halus anak waktu kegiatan pembelajaran kooperatif, membuat tes kemampuan sosial anak sebagai evaluasi apakah  kegiatan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemamupan sosial anak. Pelaksanaan tindakan dan pengamatan pada anak waktu kegiatan pembelajaran model kooperatif dan merefleksikannya. Refleksi dan analisis data dilakukan untuk mengetahui masalah dan hambatan yang ditemui sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan atau belum. Jika tujuan belum tercapai maka peneliti menyusun rencana selanjutnya.
2.        Aktivitas anak dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dilaksanakan dalam dua siklus, siklus satu dengan kegiatan mewarnai, menggunting dan menempel menghias pada bentuk televisi dari karton dengan tema alat komunikasi dilaksanakan kegiatan secara berkelompok.  Tindakan siklus dua menghias kentongan masih dalam tema alat komunikasi kegiatan ini dilaksanakan dengan secara berkelompok dengan tujuan agar anak melatih kemampuanya dalam beraktivitas, berkomunikasi dan bekerjasama dengan kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif di Taman Kanak-Kanak dalam upaya meningkatkan kemampuan sosial anak memerlukan proses lama dengan latihan-latihan dan bimbingan secara individu maupun secara kelompok. Untuk meningkatkan kemampuan sosial anak harus dilakukan kegiatan yang memerlukan kerjasama yaitu dengan pembelajaran kooperatif. Kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif memberikan manfaat dalam dalam meningkatkan kemampuan sosial anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak PGRI Bina Bakti. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, catatan lapangan, dan observasi, kemampuan sosial anak melalui model pembelajaran kooperatif  setelah pelaksanaan tindakan mengalami perubahan signifikan. Anak mempunyai kemampuan beraktifitas, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerjasama. Menggunakan model pembelajaran kooperatif pada pelaksanaan kegiatan yang bertujuan tidak hanya meningkatkan kemampuan sosial saja tetapi dapat meningkatkan minat dalam berkreasi dan berimajinasi, anak lebih berani mengeluarkan pendapat serta ide- idenya. Kondisi belajar yang menyenangkan dan metode pembelajaran yang bervariasi membuat anak tidak merasa bosan secara tidak langsung akan membuat kemampuan sosial dan kemampuan anak lainya menjadi lebih baik.Dari hasil penelitian ini peran guru dan cara orang tua dalam meningkatkan kemampuan sosial sangat mempengaruhi perkembangan anak. Guru hanya sebagai fasilitator di sekolah dan waktu yang lebih banyak untuk belajar anak di rumah. Metode apapun dapat dilakukan dalam proses pembelajaran akan tetapi harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan anak.
B.    Implikasi
Hasil dari penelitian tindakan kelas tentang penerapan model pembelajaran kooperatif guna meningkatkan kemampuan sosial anak usia dini pada kelompok B di Taman Kanak-Kanak PGRI Bina Bakti Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar anak sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri, dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri.
Pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan anak dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.
C.   Saran
Tanpa mengabaikan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pihak terkait terutama dalam hal meningkatkan kemampuan sosial anak di Taman Kanak-Kanak (TK).Berdasarkan hasil pembahasan yang disampaikan di atas terdapat hal yang menjadi catatan sebagai saran:
1.          Bagi semua pihak baik  peneliti, guru Taman Kanak-Kanak (TK), lembaga penyelenggara pendidikan anak usia dini, maupun bagi pembaca agar mengangkat permasalahan mengenai kemampuan sosial anak dengan menggunakan strategi/metode yang berbeda, menggunakan media yang menarik sesuai perkembangan anak, memberikan motivasi dan bimbingan pada anak, memfasilitasi pembelajaran yang mendukung untuk peningkatan kemampuan sosial anak.
2.          Melalui penelitian tindakan kelas tentang “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak Usia Dini Pada kelompok B yang dilaksanakan di TK PGRI Bina Bakti Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis” telah terbukti bahwa melalui model pembelajaran kooperatif kemampuan sosial anak dapat meningkat dengan baik.

No comments:

Post a Comment