BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian
ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
sosial anak melalui penerapan model pembelajaran kooperatif di kelompok B di Taman
Kanak-Kanak Bina Bakti Desa Kaso Kec. Tambaksari Kab.Ciamis.
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan pada anak kelompok B di Taman
Kanak-Kanak Bina Bakti Desa Kaso Kec. Tambaksari Kabupaten Ciamis. Waktu pelaksanaan
semester II tahun ajaran 2013-2014.
Rencana penelitian ini akan dilaksanakan
pada anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Bina Bakti Desa Kaso
Kecamatan Tambaksari Kab.Ciamis Semester II tahun ajaran 2013-2014 yang terdiri
dari sepuluh anak.
Faktor yang
diteliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang diteliti adalah :
1. Anak didik, yaitu kemampuan sosial yang
dimiliki anak dan partisipasi anak dalam proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif yang disesuaikan
pada tema saat pembelajaran tersebut.
2. Guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan
model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan sosial anak dalam proses
pembelajaran yang menyenangkan.
B. Metode
Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah
dirumuskan sebelumnya,secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang penerapan model pembelajran kooperatif, dalam meningkatkan
kemampuan sosial pada anak TK. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penilaian kualitatif untuk mengetahui kondisi dan temuan-temuan yang ada
dilapangan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan yang berasal dari bahasa action
research.Menurut Sukardi (2003;2010) penelitian tindakan adalah cara suatu
kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka
dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses
oleh orang lain. Penelitian tindakan merupakan pengembangan penelitian terpakai
atau applied research,dalam hal ini
peneliti bersifat sebagai:
1.
Pemeran aktif
kegiatan pokok;
2.
Agen perubahan;
3.
Subjek atau objek
yang diteliti memperoleh manfaat dari hasil tindakan yang diberikan secara
terencana oleh peneliti.
Penelitian tindakan kelas memiliki tiga
ciri pokok menurut Sukardi( 2010;110),yaitu:
1.
Inkuri
reflektif, penelitian tindakan kelas berangkat dari
permasalahan pembelajaran riil yang sehari-hari dihadapi guru dan siswa.
2.
Kolaboratif,
upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri
oleh peneliti di luar kelas tetapi berkolaborasi dengan guru.
3.
Reflektif,
penelitian tindakan kelas mempunyai ciri hkusus yaitu sifat reflektif yang
berkelanjutan.
Penelitian tindakan
kelas mempunyai beberapa karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan
penelitian formal lainya. Beberapa karakteristik penting tersebut sebagai
berikut:
a.
Kritik refleksi
yaitu suatu upaya evaluasi atau penilaian dan refleks ini perlu adanya kritik
sehingga dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap perubahan – perubahan .
b.
Kritik dialektif
yaitu kritik terhadap fenomena yang diteliti dalam suatu pemeriksaan.
c.
Kolaborasi yaitu
PTK diadakan dengan adanya hadir suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain
seperti atasa sejawat atau kolega.
d.
Resiko yaitu
adanya kemungkinan melesetnya hipotesis dan adanya tuntutan untuk melakukan
suatu transformasi dalam proses penilaian.
e.
Susunan jamak
yaitu PTK bersifat dialektis,reflektif, partisipasi atau kolaboratif dan
berkaitan dengan adanya pandangan bahwa penomena yang diteliti harus mencakup
semua komponen pokok supaya bersifat komperhensif.
f.
Internalisasi
teori dan praktek yaitu PTK memiliki dua tahap yang berlainan yang saling
mendukung transformasi.
Tujuan secara umum
penelitian tindakan ( Sukardi ,2003;212) adalah sebagai berikut:
a. Merupakan
salah satu cara strategis guna memperbaiki layanan maupun hasil kerja dalam
suatu lembaga.
b. Mengembangkan
rencana tindakan guna meningkatkan apa yang telah dilakukan sekarang .
c. Mewujudkan
proses penelitian yang mempunyai manfaat ganda baik bagi peneliti yang dalam
hal ini mereka memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalahan, maupun
pihak subjek yang diteliti dalam mendapatkan manfaat langsung dari adanya
tindakan nyata.
d. Tercapainya
konteks pembelajaran dari pihak yang terlibat, yaitu peneliti dan para subjek
yang diteliti.
e. Timbulnya
budaya peneliti yang terkait dengan prinsip sambil bekerja dapat melakukan
penelitian di bidang yang ditekuninya.
f.
Timbulnya
kesadaran pada subjek yang diteliti sebagai akibat adanya tindakan nyata untuk
meningkatkan kualitas.
g. Diperolehnya
pengalaman yang berkaitan erat dengan usaha peningkatan kualitas secara
profesional maupun akademis.
Berdasarkan pendapat ahli
pendidikan di atas, maka implikasinya dalam penelitian tindakan ini pada
kenyataanya dapat dilakukan secara kolaborasi artinya peneliti dapat
berkolaborasi atau kerjasama dengan guru /TK sebagai mitra dalam penelitian
yang bertujuan untuk membantu meningkatkan pengalaman atau kualitas pendidikan
pada pembelajaran di kelas,sehingga dinamakan penelitian tindakan yang bersifat
kolaboratif.
Penelitian yang dilakukan terdiri dari tiga
siklus, kegiatan dari setiap siklus terdiri dari tiga kegiatan pokok yaitu
perencanaan(plan), tindakan
pelaksanaan(action), observasi (observation), dan refleksi (refletive). Langkah-langkah PTK yang
digunakan diadaptasi dari alur PTK menggunakan model Lewin menurut Elliot yang
dapat dilihat pada bagan berikut :
|
|
|
Bagan.3.1
Model Penelitian
Lewin Menurut Elliot
PTK
menurut Eliot dimulai dengan identifikasi masalah yang terjadi di kelas,artinya
guru harus mengetahui tentang apa yang terjadi dikelasnya. Setelah masalah
teridentifikasi,maka penelitian berikutnya dilakukan dengan pemeriksaan di
kelas dan guru sebagai peneliti biasanya dapat merasakan langsung atau dapat
teramati secara langsung.
C.
Rancangan Tindakan
Berdasarkan data
awal dari hasil observasi maka dilanjutkan dengan pembuatan rancangan tahapan
pembelajaran yang tercantum dalam skenario pembelajaran dalam dua siklus
tersebut serta penyediaan media yang akan digunakan sebagai pelaksanaan
tindakan di TK Bina Bakti kelompok B.Tahapan
rancangan pembelajaran dengan penerapan tindakan yang dilaksanakan dibagi
menjadi dua siklus tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Perencanaan ( planning)
Berdasarkan
penelitian awal diketahui bahwa kemampuan sosial anak dalam kerjasama kelompok
masih rendah. Hal ini terlihat dalam proses maupun hasil belajar melalui
latihan-latihan dengan pemberian tugas pada kegiatan model pembelajaran
kooperatif seperti belum adanya kerjasama, tidak berpartisipasi tanggungjawab
yang kurang, tidak disiplin, sehingga hasil dari kegiatan kelmpoknya belum
memuaskan.Guru jarang memberikan metode dan strategi pembelajaran kooperatif
yang bisa memotivasi belajar anak untuk tertarik mengembangkan kemampuan
sosianya.Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas sebagai upaya mengatasi
permasalahan tersebut, maka digunakan salah satu strategi sebagai alternatif
pembelajaran yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam kegiatan
kerja kelompok sebagai upaya meningkatkan kemampuan sosial anak.
Perencanaan
pembelajaran yang akan dilakukan dalam penelitian diatas antara lain:
1.
Menentukan kelas
dan waktu penelitian
2.
Mendiskusikan dan
menyusun pedoman untuk melakukan aktivitas dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif.
3.
Membuat skenario
rencana kegiatan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan
sosial anak dibuat untuk setiap siklus, tahapan tersebut yaitu:
-
Menyajikan informasi
kepada siswa dengan demonstrasi disertai penjelasan verbal, buku teks, atau
bentuk lain.
-
Mengorganisasikan siswa
ke dalam kelompok belajar.
-
Mengelola dan membantu
siswa dalam belajar kelompok dan kerja di tempat duduk masing-masing.
-
Mengetes penguasaan
kelompok atas bahan ajar.
-
Pemberian penghargaan
atau pengakuan terhadap hasil belajar siswa.
4.
Membuat pedoman
observasi untuk mencatat kemampuan sosial anak dalam proses dan hasil
pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif
5.
Membuat tes
kemampuan sosial sebagai evaluasi apakah
kegiatan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
kemampuan sosial anak.
b.
Pelaksanaan
Tindakan.
Tahap dimana guru
memberikan tindakan pada anak dan memantau dalam proses pelaksanaan tindakan
kemudian diikuti dengan refleksi yaitu tes kemampuan sosial anak.
c.
Pengamatan ( Observing)
Tahap dilakukan
perekaman data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan
dilaksanakanya pengamatan ini adalah untuk mengumpulkan data hasil tindakan
agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.
d.
Merefleksikan ( reflecting )
Tahap dilakukan refleksi dengan analisis data
mengenai proses masalah dan hambatan yang dijumpai sehingga dapat diketahui
apakah tindakan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan atau belum. Jika belum
tercapai maka peneliti segera menyusun rencana selanjutnya.
Pelaksanaan siklus
ini dilakukan kembali jika hasil dan proses yang diperoleh belum memuaskan.
Maka kemungkinan besar akan dilaksanakan lebih dari satu siklus. Siklus ini
akan dihentikan sampai sudah dapat mengatasi masalah dan kondisi yang di
harapkan sesuai aturan tertentu.
D. Desain
Dan Prosedur Tindakan
Penelitian dan tindakan kelas dilaksanakan
dengan dua siklus, tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan
partisipasi dan kompetensi yang dicapai berdasarkan perencanaan yang telah
didesain sebelumnya.
Untuk
mengetahui kompetensi dan hasil dari metode tersebut dilakukan prosedur
penilaian serta kemampuan anak dalam berkomunikasi dengan guru selanjutnya
didiskusikan dengan guru lain yang mengamati terhadap kegiatan yang dilaksanakan untuk didiskusikan hasilnya
dengan tujuan sebagai perbaikan.
Sedangkan
untuk mengetahui partisipasi anak dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
dilakukan pengamatan keterlibatan anak selama proses kegiatan berlangsung di
sekolah.
Agar
pelaksanaan tindakan dapat tepat sasaran, maka tindakan tersebut perlu
direncanakan sebelumnya.Menurut Kasihani/Kabolah tindakan tersebut adalah
sebagai berikut :
a.
Penetapan Kriteria
Keberhasilan Tindakan
Penetapan
kriteria untuk menentukan tingkat keberhasilan pemecahan masalah sebagai akibat
dilakukanya suatu tindakan merupakan suatu hal yang sangat perlu. Jika kriteria
tersebut tidak ditentukan suatu hal yang sangat perlu.Jika kriteria tersebut
tidak ditentukan sejak awal, ada kemungkinan diakhir pelaksanaan tindakan
peneliti tidak dapat menentukan secara pasti apakah yang dilakukan membawa
dampak atau tidak.
b.
Penetapan Jenis
Tindakan
Penetapan
jenis tindakan apa yang dilakukan harus mengacu kepada kajian teori yang telah
diajukan, kemampuan guru untuk melaksanakan, kondisi siswa, ketersediaan
sarana, iklim belajar dikelas dan iklim sekolah pada umumnya.
c.
Penetapan Teknik
Pengumpulan Data
Alat
pengumpulan data termasuk salah satu hal yang direncanakan.Ketepatan penggunaan
alat pengumpul data yang diperolehnya.Alat tersebut akan digunakan untuk
mengamati dan mencatat semua informasi yang terjadi selama tindakan berlangsung
. Karena pengumpulan data dalam PTK banyak berkaitan dengan angket dan
observasi,maka pedoman observasi seperti daftar cek,rating scale dan
sejenisnya, perlu dipersiapkan sebelum penelitian dilaksanakan.
d.
Penetapan Teknik
Analisis Data
Teknik
analisis data apa yang digunakan sangat ditentukan oleh macam data yang telah
dikumpulkan.Apabila data yang terkumpul merupakan data kualitatif, maka perlu
disiapkan teknik analisis kualitatif.Apabila data yang terkumpul data
kuantitatif, maka perlu dipersiapkan teknik analisis tersebut. Berkaitan teknis
analisis data kuantitatif, menurut Soli Abimanyu (Sujati,2000:4) mengemukakan
adanya tiga langkah penting dalam menganalisis data, yaitu reduksi data,
display data, dan vervikasi. Reduksi data berkaitan dengan proses
seleksi-seleksi dan memfokuskan data. Display data adalah memadukan berbagai
informasi secara terorganisasi yang memungkinkan penelitian untuk mengambil
keputusan dan tindakan berikutnya.Kesimpulan dan verifikasi dapat dicapai
apabila apabila peneliti mampu memberi makna terhadap data, menghubungkan
antara penomena yang satu dengan yang lain sehingga nampak adanya hubungan
kausal antara berbagai fenomena.
Adapun operasional rencana tindakan dalam
PTK ini dijabarkan sebagai berikut :
1.
Siklus
I
a.
Perencanaan
Tindakan
Penelitian dilakukan pada anak kelompok B
di Taman Kanak-Kanak Bina Bakti Desa Kaso Kec. Tambaksari Kab. Ciamis yang
berjumlah sepuluh anak. Metode yang diambil dalam penerapan pembelajaran yaitu
meningkatkan kemampuan sosial anak
melalui model pembelajaran kooperatif
dalam kelompok dengan tema alat komunikasi.
Adapun
rencana tindakan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi
masalah pembelajaran .
2.
Membuat SKM(
Satuan Kegiatan Mingguan) Dan RKH ( Rencana Kegiatan Harian )
3.
Mempersiapkan media
pembelajaran.
4.
Mempersiapkan
materi pembelajaran untuk dibagikan kepada anak .
5.
Penyiapan
instrumen observasi pembelajaran
6.
Penyiapan
instrumen refleksi pembelajaran
7.
Mempersiapkan dan
menentukan lokasi pembelajaran yang sesuai dengan tema pada hari itu.
b.
Pelaksanaan
Tindakan dan Observasi
1.
Tahapan
pelaksanaan dalam siklus satu dilaksanakan proses belajar mengajar menggunakan
model pembelajaran kooperatif dalam kelompok dengan kegiatan mewarnai,
mengguting dan menempel pada sebuah bentuk televisi yang terbuat dari karton.
2.
Anak dibuat menjadi tiga kelompok setiap anak
diberi tugas untuk melakukan kegiatan sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
3.
Guru memberikan bimbingan secara individu dan
secara berkelompok kepada anak yang belum mampu melakukan kegiatan sesuai
dengan tugas yang harus diselesaikanya.
4. Anak menyelesaikan tugas yang diberikan
Dalam tahap ini dilakukan pengamatan/observasi
terhadap pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan lembar pengamatan yang
telah disiapkan.Kriteria keberhasilan tindakan adalah anak mampu
bekerjasama,saling membantu, berpartisipasi, disiplin dan tanggungjawab, mampu
menyelesaikan tugas yang diberikan dengan mempunyai kemampuan sosial bintang empat/BSB (
berkembang sudah baik)
c.
Evaluasi dan Refleksi
Tahapan refleksi pada siklus satu
merupakan kegiatan untuk mengemukakan apa yang sudah dilakukan. Kegiatan
mengevaluasi,analisis, penjelasan,penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut
dalam perencanaan siklus selanjutnya.
Berdasarkan
hasil penelitian ini dapat mengetahui titik kelemahan maupun kelebihan sehingga
dapat menentukan upaya perbaikan pada
siklus berikutnya.
2. Siklus II
a.
Perencanaan
Adapun
rencana tindakan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi
masalah pembelajaran hasil refleksi pada siklus 1.
2.
Membuat SKM(
Satuan Kegiatan Mingguan) Dan RKH ( Rencana Kegiatan Harian )
3.
Mempersiapkan
media pembelajaran.
4.
Mempersiapkan
materi pembelajaran untuk dibagikan kepada anak .
5.
Penyiapan
instrumen observasi pembelajaran
6.
Penyiapan
instrumen refleksi pembelajaran
7.
Mempersiapkan dan
menentukan lokasi pembelajaran yang sesuai dengan tema pada hari itu.
b.
Pelaksanaan
Tindakan dan Observasi
1.
Tahapan pelaksanaan dalam siklus dua
dilaksanakan proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan
kegiatan menghias kentongan.
2.
Anak dibuat menjadi tiga kelompok setiap anak
diberi tugas untuk melakukan kegiatan sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
3.
Guru memberikan bimbingan secara individu dan
secara berkelompok kepada anak yang belum mampu melakukan kegiatan sesuai
dengan tugas yang harus diselesaikanya.
4. Anak
menyelesaikan tugas yang diberikan
Dalam tahap ini dilakukan pengamatan/observasi
terhadap pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan lembar pengamatan yang
telah disiapkan.Kriteria keberhasilan tindakan adalah anak mampu bekerjasama,
berpartisipasi, tanggungjawab, disiplin, menghargai orang lain dan mampu
menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik dengan indikator adanya
peningkatan kemampuan sosial dalam pembelajaran kooperatif pada anak dari
kegiatan siklus satu,anak memiliki kemampuan bintang empat/BSB( berkembang
sudah baik)
c.
Evaluasi dan Refleksi
Tahapan refleksi pada siklus dua
merupakan kegiatan untuk mengemukakan apa yang sudah dilakukan. Kegiatan
mengevaluasi,analisis, penjelasan,penyimpulan, dan identifikasi hasil dari
tindakan siklus satu dan siklus dua.
Berdasarkan
hasil penelitian ini dapat mengetahui peningkatan kemampuan sosial anak melalui model
pembelajaran kooperatif dalam kelompok.
Apakah ada peningkatan setelah dilakukan tindakan siklus dua. Alat yang
digunakan dalam kegiatan refleksi adalah alat instrumen penelitian. Penulis bersama supervisor
melaksanakan kegiatan refleksi dengan sumber informasi berasal dari data-data
berupa lembar observasi dan wawancara.Data-data tersebut dianalisis dengan
teknik deskripsi, antara lain rata-rata, persentase dan sebagainya. Siklus
kegiatan PTK dapat di gambarkan sebagai berikut:
|
Bagan
3.2
Alur
Penelitian Tindakan Kelas
E.
Sumber Data
Sumber data dalam
penelitian ini adalah peserta didik dan peneliti.Oleh karena itu teknik yang
digunakan untuk merekam data adalah persensi peserta didik yang dilengkapi
proses dan hasil yang dicapai, maka
peneliti menggunakan tekhnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi.
a.
Observasi
Observasi yang digunakan adalah observasi partisipan. Teknik ini
dilakukan karena peneliti turut ambil bagian atau berada dalam keadaan objek
yang di observasi, sambil melakukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang
dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi partisipan ini maka diperoleh
data yang lengkap sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap pelaku.
b.
Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh data yang lebih rinci dan untuk
melengkapi data hasil observasi berkaitan dengan program peningkatan kemampuan
sosial anak selama ini, hambatan yang dialami dan upaya yang sudah dilaksanakan
oleh guru. Wawancara dengan kepala TK berkaitan dengan keberadaan TK dan
program kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
c.
Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan kegiatan mencatat berbagai hasil temuan yang
sengaja dilihat di dengar, dialami dan diperkirakan yang dirasa penting untuk
dokumentasi dalam rangka pengumpulan data hasil penelitian. Catatan lapangan
ini berguna dalam menemukan pengetahuan serta teori yang didukung oleh data
kongkrit. Dari catatan lapangan diperoleh data deskrifsi yang menggambarkan
sebuah kejadian dalam proses pembelajaran secara umum, interaksi antar guru
dengan siswa aktivitas dan sikap anak selama kegiatan model pembelajaran
kooperatif dalam upaya meningkatkan kemampuan sosial anak. Dalam kegiatan ini
segala hasil temuan lalu didiskusikan dan disimpulkan oleh peneliti dengan guru
setelah pembelajaran berakhir.
d.
Dokumentasi
Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan berupa
dokumen tertulis dan foto.
F.
Tekhnik Pengumpulan Data
1.
Definisi Konseptual
Belajar kooperatif
mempersiapkan masa depan siswa untuk terjun di masyarakat. Siswa belajar aktif
bicara,bukan hanya pasif mendengarkan. Hal ini memotivasi siswa untuk mencapai
prestasi akademik yang lebih baik, menghormati perbedaan yang ada,dan mengalami
kemajuan dalam kemampuan berbahasa. Kesemuanya itu membangun kemampuan
kooperatif seperti, komunikasi, interaksi, berbagai ide, pengambilan keputusan,
mendengarkan, bersedia untuk
berubah,saling tukar ide dan memadukan ide.
Model
pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan
adanya kelompok- kelompok.Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai
tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika
memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta
memperhatikan kesetaraan jender.
2. Definisi Operasional
Dengan
belajar kooperatif akan mendorong siswa belajar lebih banyak materi
pembelajaran, merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk belajar, mencapai hasil
belajar yang tinggi memiliki kemampuan yang tinggi memiliki kemampuan yang baik
untuk berpikir secara kritis, memiliki sikap positif terhadap objek studi, menunjukan
kemampuan yang lebih dalam aktifitas kerjasama, memiliki aspek psikologis yang
lebih sehat, dan mampu menerima perbedaan yang ada diantara teman satu
kelompok.
Belajar kooperatif mempersiapkan
masa depan siswa untuk terjun di masyarakat. Siswa belajar aktif bicara,bukan
hanya pasif mendengarkan. Hal ini memotivasi siswa untuk mencapai prestasi
akademik yang lebih baik, menghormati perbedaan yang ada, dan mengalami
kemajuan dalam kemampuan berbahasa.Kesemuanya itu membangun kemampuan
kooperatif seperti, komunikasi, interaksi, berbagai ide, pengambilan keputusan,
mendengarkan bersedia untuk berubah,saling tukar ide dan memadukan
ide.
Sehubungan dengan uraian tentang
kelebihan dari model pembelajaran kooperatif maka peneliti melakukan tindakan
penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan
kemampuan sosial anak dengan tujuan anak memiliki kemampuan bekerjasama,
toleransi, saling berbagi dan membatu dan dapat menimbulkan harga diri mereka.
3. Kisi-Kisi Instrumen
Hambatan perkembangan sosial yang
dialami anak dapat diberikan tindakan lebih lanjut agar dapat di antisipasi dan
untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan sosial yang dikuasai anak sebelum
dan sesudah dilakukan tindakan sehingga dapat diketahui perkembangan yang
dicapai anak, maka diperlukan instrumen penelitian yang tepat agar masalah yang
diteliti terefleksi dengan baik. Instrumen penelitian ini dibuat dengan
menggunakan skala pengukuran yang bertujuan untuk mendapatkan nilai variable
hasil yang lebih tepat,jelas,efisien,dan komunikatif dalam bentuk centang/cheklist (˅). Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu lembaran pedoman observasi,baik proses dan hasil
tindakan, lembar tes kemampuan sosial anak,lembar wawancara dan dokumentasi
proses dan hasil karya anak.
Untuk mengetahui berhasil tidaknya dalam
suatu proses belajar mengajar dilakukan tes praktek. Tes praktek dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan sosial anak melalui model pembelajaran
kooperatif.Untuk melihat berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran diadakan
evaluasi akhir dan pencatatan selama kegiatan berlangsung.
Siklus
“plan-act-observe-reflect” akan berlangsung terus sampai kriteria
keberhasilanya tercapai yaitu skor rata-rata kelas yang mendapat bintang empat
(BSB) mencapai 75%. Walaupun penelitian telah berlangsung sebanyak tiga
siklus,akan terus dilanjutkan selama belum tercapai.
Instrumen untuk mengukur peningkatan hasil belajar anak ( variable yang
ditingkatkan ) akan dilakukan tes hasil belajar. Kisi-kisinya sebagai berikut :
Tabel.
3.1
Tabel.
Kisi-Kisi Tes Kemampuan Sosial Anak
Nama
Anak
|
Indikator
|
Kemampuan Yang Dimiliki Anak
|
|||
BB
|
MB
|
BSH
|
BSB
|
||
1.
|
Kerjasama
|
|
|
|
|
Mau berbagi
|
|
|
|
|
|
Menghargai perbedaan
|
|
|
|
|
|
Toleransi
|
|
|
|
|
|
2.
|
Kerjasama
|
|
|
|
|
Mau berbagi
|
|
|
|
|
|
Menghargai perbedaan
|
|
|
|
|
|
Toleransi
|
|
|
|
|
|
3.
|
Kerjasama
|
|
|
|
|
Mau berbagi
|
|
|
|
|
|
Menghargai perbedaan
|
|
|
|
|
|
Toleransi
|
|
|
|
|
|
Dst...
|
|
|
|
|
|
4.
Jenis Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengamati pelaksanaan proses dan hasil
pembelajaran kemampuan sosial melalui model pembelajaran kooperatif dalam
penelitian ini antara lain:
a. Pedoman
Observasi
1.
Lembar Observasi
pada Tindakan
Lembar pedoman observasi digunakan untuk melihat aspek kemampuan sosial
dalam proses dan hasil kegiatan pembelajara model kooperatif yang mencakup
aspek kerjasama, partispasi, tanggungjawab,saling membantu,disiplin pada setiap tahapan dalam dua siklus yang
terdiri dari beberapa item. Penilaian proses dan hasil terdapat pada pedoman
observasi penilaian. Lembaran observasi ini terlihat dalam bentuk tabel dibawah
ini :
Tabel.3.2
Lembar
Pedoman Observasi
No
|
Aspek
|
Indikator
|
Item
|
Nilai Skor
|
|||
*
|
* *
|
* * *
|
* *
* *
|
||||
1.
|
1. Mampu bermain
bersama teman
2.Mengikuti perintah
dan petunjuk guru
3. Mampu
berteman,berkomunikasi dan membantu teman
|
1.Bersikap kooperatif
dengan teman
2. Memahami
peraturan dan disiplin
3. Memiliki sikap gigih (tidak mudah
menyerah)
4. Menghargai keunggulan
orang lain
|
1.Mampu bekerjasama
2.Mampu toleransi
3.Mampu berbagi dan
membatu
4.Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan
|
|
|
|
|
2.
Lembar Tes Kemampuan Sosial Anak
Lembar tes kemampuan sosial adalah alat yang digunakan kisi-kisi
kemampuan sosial anak usia dini dalam penelitian ini terdapat empat item dengan
melihat pada bidang kemampuan sosial anak usia dini kelompok B pada kurikulum
Peraturan Mentri No.58 dan disesuaikan dengan perkembangan sosial anak Depdiknas(2009).Disesuaikan
dengan kondisi dilapangan maka perincianya terdapat dalam tabel di bawah ini,
yaitu :
Tabel.3.3
Kisi-kisi
Kemampuan Sosial Anak Usia 5-6 tahun
Variabel
|
Aspek
|
Indikator
|
Sosialisasi
yaitu suatu proses dimana individu beradaptasi dengan lingkungan sosial dan
menjadi dikenali, dan bekerjasama dengan anggota kelompok tersebut.
|
1. Mampu bermain
bersama teman
2.Mengikuti perintah
dan petunjuk guru
3. Mampu berteman,
berkomunikasi dan
membantu teman
|
1.Mampu bekerjasama
2.Mampu toleransi
3.Mampu membantu dan berbagi
4.Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan
|
Tabel.3.4
Lembar
Penilaian Anak
No
|
Nama Anak Didik
|
Nilai Perkembangan Anak
|
Jml
|
Persentase
(%)
|
Keterangan
Aspek Yang di Nilai
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
1 Mampu bekerjasama
2.Mampu toleransi
3.Mampu membantu dan berbagi
4.Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|||||
Rata-Rata
|
|
|
|
Tabel.3.5
Persentase
Nilai Perkembangan Anak
Nilai
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Bintang 4
|
|
|
|
|
%
|
%
|
%
|
%
|
Bintang 3
|
|
|
|
|
%
|
%
|
%
|
%
|
Bintang 2
|
|
|
|
|
%
|
%
|
%
|
%
|
Bintang 1
|
|
|
|
|
%
|
%
|
%
|
%
|
Jumlah
|
|
|
|
|
%
|
%
|
%
|
%
|
3.
Lembar Wawancara
Lembar wawancara merupakan alat berupa
pertanyaan pertanyaan yang berlangsung secara lisan dua orang atau lebih
bertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi atau keterangan yang
dianggap dapat memberikan penjelasan mengenai pembelajaran kooperatif yang
dilakukan di TK. Dalam penelitian ini yang diwawancarai yaitu guru kelas.lembar
wawancara untuk guru seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel.3.6
Pedoman Wawancara Untuk Guru
No
|
Pertanyaan
|
Tanggapan
|
1
|
Bagaimana
cara meningkatkan kemampuan sosial
pada anak yang dilaksanakan ibu guru ?
|
|
2.
|
Apakah
ibu guru pernah mengunakan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan
kemampuan sosial anak ?
|
|
3.
|
Bagaimana
tanggapan ibu guru tentang kegiatan pembelajaran model kooperatif ?
|
|
4.
|
Apakah
ibu guru selalu membimbing anak dalam kegiatan model pembelajaran kooperatif
untuk meningkatkan kemampuan sosial anak ?
|
|
4. Dokumentasi
digunakan untuk mencatat peristiwa yang terjadi di lapangan baik dalam bentuk tulisan berupa catatan
lapangan setiap siklus.
5.
Validasi Instrumen
Proses analisis data yang
dilakukan pada tindakan kelas ini berlangsung dari awal penelitian yaitu dari
observasi, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, sampai refleksi terhadap
tindakan. Kegiatan tindakan dilakukan secara berulang untuk memperoleh data
guna dianalisis. Setelah data terkumpul maka dianalisis berdasarkan studi
literature dengan menggunakan deskriftif kualitatif.Sedangkan data kuantitatif
menggunakan metode statistik dijelaskan melalui tabel data kemudian
diprosentasikan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan sosial anak
melalui model pembelajaran kooperatif.
G. Keabsahan Data
1.
Telaah Model Tindakan
Kriteria tekhnik pemeriksaan
keterpercayaan (trustworthiness)
studi yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah credibility (kepercayaan),
transferability (keteralihan),dependability (kebergantungan), compirmability (kepastian). Penerapan kepercayaan berfungsi
melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuanya
dapat dicapai dan dapat dipertunjukan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan
dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang
diteliti.
Tekhnik pemeriksaan keabsahan data
penelitian ditempuh denghan memperpanjang waktu keikutsertaan,melakukan
pengamatan secara terus menerus,melakukan tanya jawab dengan teman sejawat,
membuat bukti-bukti terstruktur,atau koheren,membuat referensi yang memadai,
dan menerapkan tekhnik triangulasi yang terdiiri dari peneliti, dan kolaborator
dengan menggunakan data berupa lembar pedoman observasi,dan lembar kerja yang
dilakukan anak.
Transferbility
(keteralihan) merupakan keabsahan hasil penelitian terhadap kelompok yang
diteliti.Tekhnik pemeriksaan keabsahan data penelitian dilakukan dengan
mengoleksi deskripsi data secara detail dan mengembangkan secara detail data
setiap konteks yang diteliti.
Dependability (kebergantungan) berkenaan
dengan keseimbangan data penelitian tekhnik pemeriksaan keabsahan data
dilakukan dengan metode yang overlaving yang sama artinya dengan proses
triangulasi dan mengadakan jejak audit.
Confirmability (kepastian) berkenaan dengan
kenetralan dan objektivitas data penelitian yang dikumpulkan.Tekhnik keabsahan
data dilakukan dengan triangulasi dan membuat refleksi.Setelah melaksanakan
tindakan, peneliti dan kolaborator merefleksi pemberian tindakan yang telah
dilakukan dan memeriksa peningkatan kemampuan sosial anak melalui penerapan model
pembelaajaran kooperatif berdasarkan lembar observasi dan hasil kegiatan anak.
2.
Validitas Data
Validitas data adalah
kegiatan yang digunakan untuk memperjelas dan memperkuat data yang di analisis.
Untuk memperoleh data yang valid maka gambaran dengan peningkatan kemampuan
sosial anak maka dideskrifsikan, grafik kemudian ditarik kesimpulan yang
objektif. Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan catatan
lapangan.Dalam penelitian ini validitas data menggunakan tekhnik Hopkins (
Wiraatmadja, 2007, 168-170) antara lain :
a.
Member check yaitu dalam hal ini diperoleh dan
dikompirmasikan melalui diskusi dengan guru TK kelas B setiap akhir pelaksanaan
tindakan .
b. Expert opinion
yaitu mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada pembimbing untuk
memperoleh arahan terhadap masalah –masalah penelitian perbaikan dan masukan
sehingga dapat dipertanggungjawabkan serta dapat meningkatkan derajat
kepercayaan penelitian.
Tahapan
dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Tahap Studi Pendahuluan
Tahap
ini disebut tahap orientasi dan memperoleh gambaran umum, Peneliti dengan bekal
pengetahuan dasar, mencari informasi sebagai pengamatan awal untuk mengetahui
kemampuan motorik halus anak di TK untuk
kemudian merancang tindakan yang dijadikan salah satu alternativ pemecahan
masaalah.Berdasarkan hasil pengamatan awal bahwa di TK Bina Bakti terdapat anak-anak yang kemampuan sosialnya dalam
kerjasama, parttisipasi, tanggungjawab,disiplin, dalam
kegiatan model pembelajaran kooperatif kemampuan sosialnya masih rendah juga
termasuk anak-anak yang kurang kreatif. Atas dasar diskusi dengan guru maka
disepakati akan diterapkan model pembelajaran kooperatif dalam kelompok sebagai
tindakan untuk mengatasi masalah anak di TK Bina Bakti khususnya dikelompok B,
menyediakan media yang disesuaikan dengan tahapan model pembelajaran kooperatif
untuk meningkatkan kemampuan sosial anak.
2. Tahap Pelaporan Data
Tahap ini adalah pelaporan hasil penelitian
selama observasi sebagai-temuan-temuan penelitian di lapangan.Data tersebut
kemudian ditarik kesimpulan untuk mengetahui apakah dengan diterapkanya model
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan sosial anak sehingga
mengalami perubahan perubahan kearah yang lebih baik.
Tim
kolaborasi penelitian adalah teman sejawat guru kelas TK Bina Bakti Desa Kaso
Kecamatan Tambaksari. Proses kolaborasi dilakukan pada saat penulisan proposal
penelitian mengembangkan perangkat-perangkat pembelajaran. Pada saat-saat
tertentu, kolaborator ikut masuk kelas untuk membantu mengamati pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif,sebagai variable
bebas atau tindakan dalam PTK, dan pada akhir pembelajaran diadakan diskusi
singkat.Pada akhir minggu pertemuan kolaborasi kembali dilakukan untuk
menganalisis keberhasilan dan kegagalan penelitian dalam satu minggu, dan
merencanakan tindakan untuk minggu berikutnya.
Adapun yang menjadi tim kolaborasi tersebut
adalah sebagai berikut :
1.
Nama :
Atin Suprihatin,S.Pd.Sd
Jabatan :
Guru Kelas TK
Peran :
Kolaborator/observer
2.
Nama :
Surtini
Jabatan :
Guru Kelas TK
Peran :
Kolaborator/observer
Fungsi kolaborator/observer memberikan
penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran dan mengobservasi hasil belajar, penilaian,
analisis data, evaluasi dan merefleksi, serta menyusun laporan hasil penelitian
tindakan kelas.
No comments:
Post a Comment