BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Anak – anak adalah generasi penerus
keluarga dan sekaligus penerus bangsa.Betapa bahagianya orang tua yang melihat
anak- anaknya berhasil,baik dalam pendidikan, berkeluarga, bermasyarakat,
maupun berkarya. Sebaliknya orang tua
akan sedih jika melihat anak-anaknya gagal dalam pendidikan dan kehidupanya.
Anak-anak adalah generasi penerus bangsa, merekalah yang kelak membangun bangsa
Indonesia yang maju, yang tidak tertinggal dari bangsa-bangsa lain.Dengan kata
lain, masa depan bangsa sangat ditentukan pendidikan yang diberikan kepada
anak-anak kita. oleh karena itu anak berhak mendapat kasih sayang,
perlindungan, kesejahteraan, serta pendidikan, berdasarkan Undang-Undang
Perlindungan Anak dalam pasal 1 butir (2 ), yang menetapkan bahwa :
Perlindungan
anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya
agar dapat tumbuh kembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.(Bahan Penyuluhan Hukum Pemerintah Kab.Ciamis 2007 : 2)
Sehubungan dengan
hal tersebut diatas maka anak perlu dilindungi dan dibantu agar berkembang
sesuai dengan perkembanganya, anak usia dini bukanlah orang dewasa dalam ukuran
kecil,oleh karena itu anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap
perkembanganya.
Anak usia dini sedang dalam tahap
pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun
mental.Pertumbuhan dan perkembangan anak telah dimulai sejak prenatal yaitu
sejak dalam kandungan.Pembentukan sel syaraf otak, sebagai modal pembentukan
kecerdasan, terjadi saat anak dalam kandungan.
Untuk itu pada
masa kanak-kanak merupakan masa yang paling baik untuk mengembangkan semua
aspek-aspek perkembanganya baik itu perkembangan kognitif, perkembangan bahasa,
perkembangan sosial, perkembangan fisik, maupun maupun perkembangan emosinya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 1 butir (14) menetapkan :
Pendidikan
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Dengan paparan
diatas pemberian rangsangan pendidikan pada masa anak usia dini merupakan
periode penting untuk mengembangkan semua aspek perkembanganya yang akan
memberikan pengalaman awal dalam rentang kehidupan manusia.Pengalaman awal yang
diperoleh anak tersebut akan mempengaruhi sikap, perasaan, pikiran, dan prilaku
anak pada tahap selanjutnya. Pelatihan dan pengkondisian yang diberikan pada
anak secara berkelanjutan akan membantu anak mencapai berbagai tugas
perkembanganya secara optimal.Salah satu tugas perkembangan yang perlu dimiliki
anak adalah keterampilan dalam berinteraksi dengan lingkunganya serta kemampuan
mengekspresikan emosi secara positif dan wajar.Hal ini terkandung dalam
kompetensi pendidikan yang dirumuskan oleh UNESCO yang menyatakan bahwa
pendidikan adalah serangkaian aktivitas untuk menanamkan kecakapan hidup ( life skills ), kecakapan untuk bertindak
( to do ), kecakapan untuk hidup, ( to be ) , kecakapan belajar ( to learn ), dan kecakapan hidup
bersama.
Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kompetensi pendidikan bukan hanya untuk mengembangkan kecakapan akademik
kognitif saja, melainkan kecakapan afektif ( emosi,sosial, spiritual ) dan
psikomotorik. Untuk memperoleh keterampilan dalam beradaptasi dengan lingkungan
sosial,diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak. Lingkungan keluarga
merupakan tempat pertama bagi anak yang berperan penting dalam mengembangkan
sikap dan prilaku anak agar sesuai dengan nilai-nilai di masyarakat. Lingkungan
sekolah juga memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak, dimana sebagian aktivitas anak dilakukan dengan bimbingan pendidik /guru.Kerjasama
yang terjalin antara pihak keluarga dan pihak sekolah akan memberikan pengaruh
positif bagi kemajuan perkembangan anak. Dengan bimbingan pendidik yaitu orang
tua dan guru, anak akan berkembang optimal dan dapat menghadapi berbagai tantangan
di lingkungan.
Masa usia dini adalah periode
terbaik bagi anak untuk belajar mengembangkan kemampuan sosialisasi dan
mengekspresikan emosi secara positif.
Perkembangan sosialisasi pada anak
ditandai dengan kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan, menjalin
pertemanan yang melibatkan emosi, pikiran dan prilakunya. Perkembangan
sosialisasi adalah proses dimana anak mengembangkan keterampilan interpersonalnya,belajar
menjalin persahabatan, meningkatkan pemahaman tentang orang diluar dirinya, dan
juga belajar penalaran moral dan prilaku. Perkembangan emosi berkaitan dengan
cara anak memahami, mengekspresikan dan belajar mengendalikan emosinya seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak.Emosi anak perlu dipahami para guru agar
dapat mengarahkan emosi negatif menjadi emosi positif sesuai dengan harapan
sosial.
Dalam bersosialisasi, anak mengalami
suatu proses untuk berprilaku sesuai dengan norma atau adat istiadat dengan
lingkungan sosialnya. Proses sosialisasi pada anak tidak selalu berjalan lancar
karena anak memiliki keterbatasan. Seiring dengan bertambahnya usia anak dan
meningkat tahap perkembanganya, anak akan belajar bersosialisasi dengan lebih
baik.
Kemampuan sosial yang dimiliki anak
berbeda-beda ada yang aktif mudah bergaul dan juga ada yang pendiam, tidak bisa
beradaptasi sulit bergaul dengan temanya, pemalu, komunikasi tidak lancar. Namun
sebagai pendidik atau orangtua hendaknya mengetahui permasalahan dan memberikan
solusi bagaimana cara meningkatkan kemampuan sosial pada anak. Anak yang kurang
dalam kemampuan sosial dapat terlihat dari prilaku yang dilakukan dalam
kegiatan sehari-hari. Misalnya dalam kegiatan bermain hanya sendiri cuma melihat
teman-temanya yang lagi bermain, sulit untuk berkomunikasi, pemalu, tidak bisa
diajak kerjasama, tanggungjawabnya kurang dan sebagainya. Paktor penyebabnya
mungkin karena pengaruh pendidikan keluarga atau lingkungan rumah yang terlalu
mengekang anak, banyak dilarang, banyak aturan yang selalu membatasi kaktivitas
anak sehingga anak tidak mempunyai
keberanian dan tidak mampu untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekolah
maupun lingkungan masyarakat.
Permasalahan yang mendasar pada
lingkup perkembangan sosial anak yang dikeluhkan guru Taman Kanak-Kanak Bina
Bakti desa Kaso Kec Tambaksari Kab.Ciamis yaitu anak-anak menunjukan
keterlambatan dalam keterampilan sosialnya yang ditandai dengan anak-anak yang
dalam kegiatan pembelajaran ataupun kegiatan bermain kemampuan sosialnya masih
rendah kurang kerjasama, tidak disiplin, tidak menghargai perbedaan, dan memperlihatkan
prilaku sosial yang belum sesuai dengan harapan ini terlihat ketika pelaksanaan
kegiatan dengan pembelajaran kooperatif dalam kelompok.Melalui penelitian pada
anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Bina Bakti Desa Kaso Kecamatan Tambaksari
Kab. Ciamis dengan keterampilan sosial yang diharapkan berkembang pada anak
adalah anak dapat bekerjasama, bergiliran, inisiatif, kepemimpinan, berbagi, disiplin
dan partisipasi.
Hasil pengamatan
dari kegiatan pembelajaran kooperatif dalam kelompok di kelompok B TK Bina Bakti pada kegiatan
sebelum pra tindakan oleh peneliti, ditemukan bahwa kemampuan sosial yang
dimiliki anak terutama dalam bekerjasama, kedisiplinan, dan partisipasi masih
kurang. Hasil pengamatan bahwa dari jumlah keseluruhan anak kelompok B yang berjumlah sepuluh orang, hanya empat
orang yang mempunyai kemampuan sosial yang baik, enam orang yang kemampuan
sosialnya belum nampak dan tidak ikut serta dalam kegiatan berkelompok hanya
sebagai penonton temanya yang sedang melakukan kegiatan.
Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan diketahui faktor penyebab rendahnya kemampuan sosial
anak dalam pembelajaran kooperatif adalah faktor dari anak sendiiri, kemampuan
anak yang kurang dilatih dan faktor dari guru yang dapat memberikan
pembelajaran kurang memberi latihan – latihan yang dapat membantu berkembangnya
kemampuan sosial anak.
Sehubungan dengan
uraian tersebut diatas penulis tertarik
melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif guna meningkatkan
kemampuan sosial anak kelompok B.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar
belakang di atas, yang menjadi fokus penelitian pada masalah penelitian tindakan kelas ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Subjek penelitian
ini terfokus pada anak kelompok B di Taman Kannak-Kanak PGRI Bina Bakti Desa
Kaso Kecamatan Tambaksari kabupaten Ciamis sebanyak lima belas anak.
2.
Penelitian ini
lebih terfokus pada penerapan model pembelajaran kooperatif guna meningkatkan
kemampuan sosial anak pada kelompok B di Taman Kanak-Kanak PGRI Bina Bakti Desa
Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis.
3.
Penerapan model
pembelajaran kooperatif guna meningkatkan kemampuan sosial anak disesuaikan
dengan usia anak kelompok B.
C.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas
maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1.
Bagaimana langkah-langkah
penerapan model pembelajaran kooperatif guna meningkatkan kemampuan sosial anak
di kelompok B di Taman Kanak-Kanak Bina
Bakti Desa Kaso Kec.Tambaksari Kab.Ciamis ?
2.
Bagaimana meningkatkan
aktivitas anak dalam meningkatkan kemampuan sosial anak melalui model
pembelajaran kooperatif dalam kelompok ?
3.
Bagaimana
peningkatan kemampuan sosial anak setelah menggunakan model pembelajaran
kooperatif di kelompok B di Taman Kanak-Kanak Bina Bakti Desa Kaso Kecamatan
Tambaksari Kab. Ciamis ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan penelitian ini :
1.
Untuk mendeskripsikan
langkah-langkah meningkatkan kemampuan sosial anak dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif pada anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Bina Bakti
Desa Kaso Kec. Tambaksari Kab.Ciamis.
2.
Untuk mengetahui
aktivitas anak dalam meningkatkan
kemampuan sosial dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif .
3.
Untuk memperoleh
gambaran peningkatan kemampuan sosial anak setelah menggunakan model
pembelajaran kooperatif di Taman kanak-Kanak Bina Bakti Desa Kaso Kec.
Tambaksari Kab. Ciamis.
E.
Kegunaan Penelitian
1. Manfaat
Secara Teoritis
a.
Menambah
pengetahuan dan pengalaman baik secara teoritis maupun secara praktek dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif guna meningkatkan kemampuan sosial anak usia dini pada kelompok B di
Taman Kanak-Kanak PGRI Bina Bakti Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten
Ciamis. .
b. Memberikan sumbang pemikiran peneliti kepada
Taman Kanak-Kanak PGRI Bina Bakti Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten
Ciamis berkaitan dengan meningkatkan kemampuan soaial anak dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif.
2. Manfaat Secara Praktis
a.
Bagi Siswa
Siswa
dapat pengalaman langsung untuk mengembangkan kemampuan sosial dalam kegiatan yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif dalam kelompok
yang menyenangkan.
b.
Bagi Guru
Penelitian
ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan membiasakan
diri menjadi guru yang reflektif, yang senantiasa berusaha meningkatkan
kualitas pembelajaran.
c.
Bagi Sekolah
Penelitian ini
bermanfaat untuk meningkatkan citra sebagai sekolah yang efektif, yang
membimbing siswa menjadi insan yang cerdas dan komperhensif.
sekripsi lain klik :
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
No comments:
Post a Comment