Wednesday, January 10, 2018

SKRIPSI BAB I UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF



BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah

Anak-anak merupakan generasi penerus keluarga. Betapa bahagianya orang tua melihat anak-anaknya yang berhasil baik dalam pendidikan ,berkeluarga,bermasyarakat maupun berkarya. Dalam jangka panjang anak merupakan generasi penerus bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan membawa bangsa yang tidak tertinggal dari bangsa-bangsa lain.
Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6) tahun merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulus semua aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Perlu disadari bahwa masa-masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan anak. Pada masa ini pertumbuhan otak mengalami perkembangan yang sangat pesat (eksplosif).
Perkembangan anak antara usia nol sampai enam tahun merupakan the golden age. Pada masa tersebut anak sudah memiliki keterampilan dan kemampuan untuk menyerap berbagai ilmu melalui bermain atau disebut juga tahap peniruan. Usia dini merupakan masa peka yang sangat penting bagi  pendidikan anak. Oleh sebab itu, saat yang paling baik bagi seorang anak untuk memperoleh pendidikan adalah pada usia dini.
Anak perlu dibimbing agar mampu memahami serta mengetahui tentang tata krama, sopan santun, aturan, norma, etika, dan berbagai hal tentang dunia.Bagaimana berinteraksi dengan orang lain,baik dengan teman sebayanya maupun dengan orang yang lebih tua.Berinteraksi dengan alam maupun dengan benda, agar mereka mampu mengembangkan kepribadian, watak,dan akhlak  yang mulia. Sehubungan dengan hal tersebut,usia dini merupakan saat yang tepat dan berharga untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme,agama,etika,moral,dan sosial yang berguna bagi kehidupan selanjutnya.
Setiap anak memiliki sifat yang unik. Tidak anak yang persis walaupun mereka kembar siam. Setiap anak terlahir dengan potensi yang berbeda-beda, memiliki kelebihan, kekurangan, bakat dan minat sendiri-sendiri.Ada anak yang berbakat menyanyi, menari, bermain musik, matematika, bahasa, dan ada yang berbakat dalm bidang olahraga.Ki Hajar Dewantara (1957) merangkum kemampuan anak menjadi cipta, karsa, dan rasa. Teori Multiple intelegencies (kecerdasan ganda) dari Gardner ( 1998 )  menyatakan ada delapan kecerdasan. Tetapi seorang anak sangat jarang memiliki kedelapan tipe kecerdasan tersebut.
Mengingat pentingnya masa ini diperlukan pendidikan yang tepat bagi anak.Pendidikan merupakan modal dasar menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas pendidikan adalah usaha sadar  dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan anak usia dini memiliki tujuan untuk membimbing dan mengembangkan potensi setiap anak agar dapat berkembang secara optimal sesuai tipe kecerdasan anak. Oleh karena itu guru harus memahami kebutuhan individual anak.Akan tetapi disadari pula ada faktor-faktor yang sulit atau tidak dapat diubah dalam diri anak disebut juga faktor genetis. Oleh sebab itu pendidikan anak usia dini diarahkan untuk memfasilitasi setiap anak dengan lingkungan dan membimbing anak yang tepat agar anak dapat berkembang sesuai dengan genetisnya. Pendidikan anak usia dini menggunakan prinsif bermain,karena anak pada usia dini kegiatan utamanya adalah bermain, Dengan bermain anak secara tidak langsung atau tanpa disadari belajar dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Upaya pengembangan harus dilakukan melalui kegiatan bermain agar tidak membuat anak kehilangan masa bermainya.Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, bermain juga membantu anak mengenal dirinya, dengan siapa ia hidup, serta lingkungan tempat dimana ia hidup.Melalui bermain anak memperoleh kesempatan untuk berkreasi, bereksplorasi, menemukan, dan mengekspresikan dirinya.
Sejalan dengan pentingnya bermain bagi anak, Aristoteles(384-322SM) berpendapat bahwa anak-anak harus didorong untuk bermain sesuai dengan apa yang akan mereka tekuni di masa dewasa nanti.Pada hakekatnya, seorang anak dilahirkan dengan membawa potensi dasar masing-masing.Melalui bermain potensi dasar bakat serta minat anak akan terbina dan terolah.Ia pun akan menjadi generasi mandiri dan kreatif sebagai penunjang di masa depan.Unsur-unsur afeksi, kognisi maupun psikomotor yang terdapat pada setiap anak sudah semestinya dirancang dengan aktifitas bermain, karena bermain merupakan sarana belajar yang paling efektif dan menyenangkan sehingga dapat mengembangkan intelektual anak.
Pembelajaran anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain dan bernyanyi. Pembelajaran disusun sehingga menyenangkan, menggembirakan, dan demokratis agar menarik anak untuk terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran. Anak tidak hanya duduk tenang mendengarkan ceramah gurunya, tetapi mereka aktif berinteraksi dengan berbagai benda dan orang dilingkunganya, baik secara fisik maupun mental.Sering prinsip ini diartikan bahwa pembelajaran di TK isinya hanya bermain – main saja tanpa tujuan yang jelas atau setelah belajar anak bebas bermain
Bermain merupakan dunia anak-anak, tempat dengan siapa mereka bertemu, beraktivitas, dan berkreativitas. Melalui bermain mereka akan saling mengenal dan beriterakasi dengan bahasa mereka. Melalui bermain mereka akan belajar tentang kehidupan, melatih keberanian sehingga menumbuhkan rasa kepercayaan diri, serta belajar menghargai teman sesamanya.Oleh sebab itu guru dan orang tua harus memfasilitasi anak dengan alat-alat permainan yang sesuai dengan usia anak, menarik minat anak, dan mengandung unsur pembelajaran yang dapat mengembangkan semua aspek perkembangan anak.
Pada setiap jenis alat permainan edukatif  mempunyai tujuan untuk mengembangkan berbagai macam kemampuan yang harus dimiliki anak misalnya; bermain puzzel  untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak, membentuk dengan plastisin untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dan kreatifitas anak, mengenal bentuk-bentuk geometri dengan balok-balok, ayunan, jungkitan,tangga majemuk untuk melatih kekuatan ketahanan tubuh serta melatih keberanian.Jadi yang mengatakan di TK pembelajaranya hanya bermain itu merupakan pendapat yang salah, sebab pada semua alat permainan yang di gunakan mempunyai tujuan pembelajaran untuk mengembangkan semua aspek perkembangan yang harus dimiliki anak.
Permasalah yang terjadi di TK PGRI Widya Katresna Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis, dalam proses kegiatan pembelajaran terlihat anak –anak tidak aktif tidak mengikuti arahan guru, akan tetapi anak  malah sibuk dengan kegiatanya sendiri tidak termotivasi untuk megikuti kegiatan pembelajaran. Penyebabnya adalah faktor guru yang malas kurang kreatif dalam proses  kegiatan belajar mengajar, guru tidak menggunakan alat peraga yang menarik minat dan memotivasi anak dalam belajar.
Sebaiknya dalam setiap kegiatan pembelajaran harus memakai alat peraga edukatif yang menarik dan menyenangkan disesuaikan dengan tujuan  tingkat pencapaian perkembangan (TPP) dan indikator pembelajaran sehingga anak tidak dipaksa untuk belajar tetapi anak merasa sedang bermain.Dan dengan sendirinya anak akan termotivasi dan tertarik minatnya untuk belajar dan mengikuti kegiatan  permbelajaran, sehingga dari proses pembelajaran tersebut anak memiliki berbagai kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tahap-tahap perkembanganya.
             Melihat kondisi yang seperti ini peneliti berupaya dalam memotivasi dan menarik minat anak dalam belajar melalui bermain menggunakan alat permainan edukatif. Kepada anak akan diperlihatkan bentuk asli atau pun tiruan  dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses kegiatan belajar mengajar anak menggunakan alat permainan edukatif. Belajar menggunakan alat permainan edukatif ini perlu diterapkan untuk memotivasi dan menarik minat belajar pada anak kelompok B di TK  PGRI Widya Katresna  Kec.Rancah.
             Melihat kondisi yang seperti ini penulis tertarik melakukan penelitian tentang upaya meningkatkan minat belajar anak melalui alat permainan edukatif pada anak kelompok B di TK PGRI Widya Katresna Kecamatan.Rancah.
B.  Fokus Penelitian
            Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi fokus penelitian  pada masalah penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.          Subjek penelitian ini terfokus pada anak kelompok B di TK.PGRI Widya Katresna Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis sebanyak  sepuluh anak.
2.          Penelitian ini lebih terfokus pada upaya meningkatkan minat belajar anak  melalui alat permainan edukatif  pada anak kelompok B.
3.          Upaya meningkatkan minat belajar anak melalui alat permainan edukatif disesuaikan dengan usia anak pada kelompok B.


sekripsi lain klik :

resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4 
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi




C.  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini  adalah :
1.          Bagaimana langkah-langkah  meningkatkan minat belajar anak melalui alat permainan edukatif di kelompok B  TK PGRI Widya Katresna Kecamatan Rancah Kab.Ciamis ?
2.          Bagaimana meningkatkan aktivitas anak dalam meningkatkan minat belajar anak melalui alat permainan edukatif kelompok B di TK PGRI Widya Katresna Kecamatan Rancah Kab.Ciamis ?
3.          Bagaimana peningkatan minat belajar anak kelompok B setelah menggunakan alat permainan edukatif  di TK PGRI Widya Katresna Kecamatan Rancah Kab.Ciamis ?
D.   Tujuan Penelitian
       Adapun tujuan penelitian ini :
1.          Untuk mendeskripsikan langkah-langkah peningkatan minat belajar anak kelompok B melalui alat permainan edukatif di TK PGRI Widya Katresna Kecamatan Rancah Kab.Ciamis.
2.          Untuk mengetahui aktivitas anak dalam meningkatkan minat belajar  melalui  alat permainan edukatif pada anak kelompok B di TK PGRI Widya Katresna Kecamatan Rancah Kab.Ciamis .
3.          Untuk memperoleh gambaran peningkatan minat belajar anak setelah menggunakan alat permainan edukatif di kelompok B di TK  PGRI Widya Katresna Kecamatan Rancah Kab.Ciamis.
E.   Kegunaan Penelitian
1.   Manfaat  Secara Teoritis
a.         Menambah pengetahuan dan pengalaman baik secara teoritis maupun secara  praktek dalam upaya meningkatkan minat belajar anak melalui alat permainan edukatif pada kelompok B di Taman Kanak-Kanak PGRI Widya Katresna Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis.
b.        Memberikan sumbang pemikiran peneliti kepada Taman Kanak-Kanak PGRI Widya Katresna Kecamatan Rancah  Kabupaten Ciamis berkaitan dengan meningkatkan minat belajar anak melalui alat permainan edukatif.
2.    Manfaat Secara Praktis 
a.         Bagi Siswa
Siswa dapat pengalaman langsung untuk mengembangkan minat belajar  dalam kegiatan yang menggunakan alat permainan edukatif yang menyenangkan.
b.        Bagi Guru
Penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan membiasakan diri menjadi guru yang reflektif, yang senantiasa berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran.
c.         Bagi Sekolah
Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan citra sebagai sekolah yang efektif,yang membimbing siswa menjadi insan yang cerdas dan komperhensif.



sekripsi lain klik :

resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4 
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi










No comments:

Post a Comment