BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Anak-anak
merupakan generasi penerus keluarga. Betapa bahagianya orang tua melihat
anak-anaknya yang berhasil baik dalam pendidikan ,berkeluarga,bermasyarakat
maupun berkarya. Dalam jangka panjang anak merupakan generasi penerus bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang maju dan membawa bangsa yang tidak tertinggal
dari bangsa-bangsa lain.
Anak usia dini
merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai
dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6) tahun merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulus semua aspek
perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Perlu
disadari bahwa masa-masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam
rentang kehidupan anak. Pada masa ini pertumbuhan otak mengalami perkembangan
yang sangat pesat (eksplosif).
Perkembangan anak
antara usia nol sampai enam tahun merupakan the
golden age. Pada masa tersebut anak sudah memiliki keterampilan dan
kemampuan untuk menyerap berbagai ilmu melalui bermain atau disebut juga tahap
peniruan. Usia dini merupakan masa peka yang sangat penting bagi pendidikan anak. Oleh sebab itu, saat yang
paling baik bagi seorang anak untuk memperoleh pendidikan adalah pada usia
dini.
Anak perlu
dibimbing agar mampu memahami serta mengetahui tentang tata krama, sopan
santun, aturan, norma, etika, dan berbagai hal tentang dunia.Bagaimana
berinteraksi dengan orang lain,baik dengan teman sebayanya maupun dengan orang
yang lebih tua.Berinteraksi dengan alam maupun dengan benda, agar mereka mampu
mengembangkan kepribadian, watak,dan akhlak
yang mulia. Sehubungan dengan hal tersebut,usia dini merupakan saat yang
tepat dan berharga untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme,agama,etika,moral,dan
sosial yang berguna bagi kehidupan selanjutnya.
Setiap anak
memiliki sifat yang unik. Tidak anak yang persis walaupun mereka kembar siam.
Setiap anak terlahir dengan potensi yang berbeda-beda, memiliki kelebihan, kekurangan,
bakat dan minat sendiri-sendiri.Ada anak yang berbakat menyanyi, menari,
bermain musik, matematika, bahasa, dan ada yang berbakat dalm bidang
olahraga.Ki Hajar Dewantara (1957) merangkum kemampuan anak menjadi cipta,
karsa, dan rasa. Teori Multiple intelegencies
(kecerdasan ganda) dari Gardner ( 1998 )
menyatakan ada delapan kecerdasan. Tetapi seorang anak sangat jarang
memiliki kedelapan tipe kecerdasan tersebut.
Mengingat
pentingnya masa ini diperlukan pendidikan yang tepat bagi anak.Pendidikan
merupakan modal dasar menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang
Sisdiknas pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Pendidikan anak
usia dini memiliki tujuan untuk membimbing dan mengembangkan potensi setiap
anak agar dapat berkembang secara optimal sesuai tipe kecerdasan anak. Oleh
karena itu guru harus memahami kebutuhan individual anak.Akan tetapi disadari
pula ada faktor-faktor yang sulit atau tidak dapat diubah dalam diri anak
disebut juga faktor genetis. Oleh sebab itu pendidikan anak usia dini diarahkan
untuk memfasilitasi setiap anak dengan lingkungan dan membimbing anak yang
tepat agar anak dapat berkembang sesuai dengan genetisnya. Pendidikan anak usia
dini menggunakan prinsif bermain,karena anak pada usia dini kegiatan utamanya
adalah bermain, Dengan bermain anak secara tidak langsung atau tanpa disadari
belajar dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Upaya pengembangan
harus dilakukan melalui kegiatan bermain agar tidak membuat anak kehilangan
masa bermainya.Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak,
bermain juga membantu anak mengenal dirinya, dengan siapa ia hidup, serta
lingkungan tempat dimana ia hidup.Melalui bermain anak memperoleh kesempatan
untuk berkreasi, bereksplorasi, menemukan, dan mengekspresikan dirinya.
Sejalan dengan
pentingnya bermain bagi anak, Aristoteles(384-322SM) berpendapat bahwa
anak-anak harus didorong untuk bermain sesuai dengan apa yang akan mereka
tekuni di masa dewasa nanti.Pada hakekatnya, seorang anak dilahirkan dengan
membawa potensi dasar masing-masing.Melalui bermain potensi dasar bakat serta
minat anak akan terbina dan terolah.Ia pun akan menjadi generasi mandiri dan
kreatif sebagai penunjang di masa depan.Unsur-unsur afeksi, kognisi maupun
psikomotor yang terdapat pada setiap anak sudah semestinya dirancang dengan
aktifitas bermain, karena bermain merupakan sarana belajar yang paling efektif
dan menyenangkan sehingga dapat mengembangkan intelektual anak.
Pembelajaran anak
usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain dan bernyanyi. Pembelajaran
disusun sehingga menyenangkan, menggembirakan, dan demokratis agar menarik anak
untuk terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran. Anak tidak hanya duduk
tenang mendengarkan ceramah gurunya, tetapi mereka aktif berinteraksi dengan
berbagai benda dan orang dilingkunganya, baik secara fisik maupun mental.Sering
prinsip ini diartikan bahwa pembelajaran di TK isinya hanya bermain – main saja
tanpa tujuan yang jelas atau setelah belajar anak bebas bermain
Bermain merupakan
dunia anak-anak, tempat dengan siapa mereka bertemu, beraktivitas, dan
berkreativitas. Melalui bermain mereka akan saling mengenal dan beriterakasi
dengan bahasa mereka. Melalui bermain mereka akan belajar tentang kehidupan,
melatih keberanian sehingga menumbuhkan rasa kepercayaan diri, serta belajar
menghargai teman sesamanya.Oleh sebab itu guru dan orang tua harus
memfasilitasi anak dengan alat-alat permainan yang sesuai dengan usia anak, menarik
minat anak, dan mengandung unsur pembelajaran yang dapat mengembangkan semua
aspek perkembangan anak.
Pada setiap jenis
alat permainan edukatif mempunyai tujuan
untuk mengembangkan berbagai macam kemampuan yang harus dimiliki anak misalnya;
bermain puzzel untuk mengembangkan
kemampuan kognitif anak, membentuk dengan plastisin untuk meningkatkan
kemampuan motorik halus dan kreatifitas anak, mengenal bentuk-bentuk geometri
dengan balok-balok, ayunan, jungkitan,tangga majemuk untuk melatih kekuatan
ketahanan tubuh serta melatih keberanian.Jadi yang mengatakan di TK
pembelajaranya hanya bermain itu merupakan pendapat yang salah, sebab pada
semua alat permainan yang di gunakan mempunyai tujuan pembelajaran untuk
mengembangkan semua aspek perkembangan yang harus dimiliki anak.
Permasalah yang terjadi
di TK PGRI Widya Katresna Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis, dalam proses
kegiatan pembelajaran terlihat anak –anak tidak aktif tidak mengikuti arahan
guru, akan tetapi anak malah sibuk
dengan kegiatanya sendiri tidak termotivasi untuk megikuti kegiatan
pembelajaran. Penyebabnya adalah faktor guru yang malas kurang kreatif dalam
proses kegiatan belajar mengajar, guru
tidak menggunakan alat peraga yang menarik minat dan memotivasi anak dalam
belajar.
Sebaiknya dalam
setiap kegiatan pembelajaran harus memakai alat peraga edukatif yang menarik
dan menyenangkan disesuaikan dengan tujuan
tingkat pencapaian perkembangan (TPP) dan indikator pembelajaran sehingga
anak tidak dipaksa untuk belajar tetapi anak merasa sedang bermain.Dan dengan
sendirinya anak akan termotivasi dan tertarik minatnya untuk belajar dan mengikuti
kegiatan permbelajaran, sehingga dari
proses pembelajaran tersebut anak memiliki berbagai kemampuan yang diharapkan
sesuai dengan tahap-tahap perkembanganya.
Melihat kondisi yang seperti ini peneliti
berupaya dalam memotivasi dan menarik minat anak dalam belajar melalui bermain
menggunakan alat permainan edukatif. Kepada anak akan diperlihatkan bentuk asli
atau pun tiruan dalam kegiatan
pembelajaran. Dalam proses kegiatan belajar mengajar anak menggunakan alat
permainan edukatif. Belajar menggunakan alat permainan edukatif ini perlu
diterapkan untuk memotivasi dan menarik minat belajar pada anak kelompok B di
TK PGRI Widya Katresna Kec.Rancah.
Melihat kondisi yang seperti ini
penulis tertarik melakukan penelitian tentang upaya meningkatkan minat belajar
anak melalui alat permainan edukatif pada anak kelompok B di TK PGRI Widya
Katresna Kecamatan.Rancah.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar
belakang di atas, yang menjadi fokus penelitian pada masalah penelitian tindakan kelas ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Subjek penelitian
ini terfokus pada anak kelompok B di TK.PGRI Widya Katresna Kecamatan Rancah
Kabupaten Ciamis sebanyak sepuluh anak.
2.
Penelitian ini
lebih terfokus pada upaya meningkatkan minat belajar anak melalui alat permainan edukatif pada anak kelompok B.
3.
Upaya meningkatkan
minat belajar anak melalui alat permainan edukatif disesuaikan dengan usia anak
pada kelompok B.
sekripsi lain klik :
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
C.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas
maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1.
Bagaimana langkah-langkah
meningkatkan minat belajar anak melalui
alat permainan edukatif di kelompok B TK
PGRI Widya Katresna Kecamatan Rancah Kab.Ciamis ?
2.
Bagaimana meningkatkan
aktivitas anak dalam meningkatkan minat belajar anak melalui alat permainan
edukatif kelompok B di TK PGRI Widya Katresna Kecamatan Rancah Kab.Ciamis ?
3.
Bagaimana
peningkatan minat belajar anak kelompok B setelah menggunakan alat permainan
edukatif di TK PGRI Widya Katresna
Kecamatan Rancah Kab.Ciamis ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan penelitian ini :
1.
Untuk mendeskripsikan
langkah-langkah peningkatan minat belajar anak kelompok B melalui alat
permainan edukatif di TK PGRI Widya Katresna Kecamatan Rancah Kab.Ciamis.
2.
Untuk mengetahui aktivitas
anak dalam meningkatkan minat belajar melalui
alat permainan edukatif pada anak kelompok B di TK PGRI Widya Katresna
Kecamatan Rancah Kab.Ciamis .
3.
Untuk memperoleh gambaran
peningkatan minat belajar anak setelah menggunakan alat permainan edukatif di
kelompok B di TK PGRI Widya Katresna
Kecamatan Rancah Kab.Ciamis.
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat
Secara Teoritis
a.
Menambah
pengetahuan dan pengalaman baik secara teoritis maupun secara praktek dalam upaya meningkatkan minat
belajar anak melalui alat permainan edukatif pada kelompok B di Taman
Kanak-Kanak PGRI Widya Katresna Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis.
b.
Memberikan sumbang
pemikiran peneliti kepada Taman Kanak-Kanak PGRI Widya Katresna Kecamatan
Rancah Kabupaten Ciamis berkaitan dengan
meningkatkan minat belajar anak melalui alat permainan edukatif.
2.
Manfaat Secara Praktis
a.
Bagi Siswa
Siswa
dapat pengalaman langsung untuk mengembangkan minat belajar dalam kegiatan yang menggunakan alat
permainan edukatif yang menyenangkan.
b.
Bagi Guru
Penelitian
ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan membiasakan
diri menjadi guru yang reflektif, yang senantiasa berusaha meningkatkan
kualitas pembelajaran.
c.
Bagi Sekolah
Penelitian ini bermanfaat
untuk meningkatkan citra sebagai sekolah yang efektif,yang membimbing siswa
menjadi insan yang cerdas dan komperhensif.
sekripsi lain klik :
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
No comments:
Post a Comment