BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Deskripsi
Konseptual
1. Alat Permainan Edukatif
Alat Permainan Edukatif (APE)
sebagai sarana bermain paradigma proses pembelajaran yang terjadi pada saat ini
yaitu belajar sambil bermain. Para pakar sepakat bahwa pendidikan anak usia
dini berlangsung sejalan dengan bermain, karena bermain adalah realisasi dari
perkembangan diri dari kehidupan anak. Anak dapat tumbuh dan berkembang melalui
berbagai kegiatan yang dilakukan anak pada waktu bermain dan melalui pengalaman
dari panca indera anak. Anak dapat mengembangkan potensi-potensi yang
dimilikinya melalui bermain. Secara tidak sadar bayi telah dapat mengabsorsi
stimulus lingkungannya.Selanjutnya dengan bertambahnya usia anak dapat dengan
sadar menyerap stimulus lingkungan dan mulai dapat mengorganisasikan serta
melakukan generalisasi terhadap pengalaman yang diperoleh.
Program pendidikan pada pendidikan
anak usia dini pada dasarnya adalah serangkaian program kegiatan yang bertujuan
untuk membentuk prilaku anak yang dilakukan dalam kegiatan sehari-hari yang
bertujuan untuk merangsang dan menumbuhkan aspek pengembangan diri meliputi:
aspek pengembangan moral dan nilai-nilai agama, aspek pengembangan sosial
emosional, selain itu bertujuan sebagai program pengembangan kemampuan dasar
yaitu kegiatan inti atau utama bidang akademik untuk mempersiapkan anak dalam
mengikuti pendidikan selanjutnya dan merangsang aspek pengembangan sebagai
berikut :
a.
Aspek pengembangan Bahasa.
b.
Aspek pengembangan Kognitif.
c.
Aspek pengembangan Fisik.
d.
Aspek pengembangan Seni.
Sejalan dengan tujuan di
atas,pendekatan pembelajaran di PAUD adalah sebagai berikut
1.
Berdasarkan pada kebutuhan anak.
2.
Belajar melalui bermain
3.
Kreatif dan inovatif
4.
Lingkungan yang kondusif
5.
Pembelajaran terpadu
6.
Mengembangkan keterampilan hidup
7.
Menggunakan media dan sumber belajar
8.
Pembelajaran berorientasi pada
prinsip perkembangan anak.
9.
Stimulasi terpadu
Berdasarkan pendekatan pembelajaran
diatas, salah satu terpenting dalam pelaksanaan pprogram PAUD adalah
keberadaan alat permainan edukatif.Alat Permainan Edukatif ( APE ) adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau alat permainan yang
mengandung nilai pendidikan dan dapat mengembangkan seluruh aspek kemampuan
anak, baik yang berasal dari lingkungan alam sekitar (alam) maupun yang sudah
di buat (dibeli)
APE
dapat pula didefinisikan sebagai perangkat instrument yang digunakan seseorang
dalam rangka mendidik anak dengan menekankan konsep bermain seraya belajar.
Definisi lain bahwa APE merupakan alat yang digunakan anak,orang tua maupun
guru untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak.
APE
atau bahan APE tidak harus berupa peralatan yang mahal dan sulit di cari. APE
bisa saja dibuat dengan memanfaatkan sunber daya yang ada dilingkungan sekitar
anak berada/bermain, baik yang berupa bahan atau benda yang sudah siap pakai,
dimodifikasi atau dibuat baru untuk dijadikan APE.
Alat Permainan Edukatif Alat permainan
edukatif adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai sarana atau
peralatan untuk bermain yang mengandung nilai pendidikan (edukatif) dan dapat
mengembangkan seluruh kemampuan anak. APE dapat berupa apa saja yang ada di
sekeliling kita, misalnya: sapu, piring, gelas, sendok plastik, tutup panci,
bangku kecil, dan lain-lain. Tetapi yang dimaksud dalam bahasan ini adalah APE
yang dibuat sendiri dari bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi atau
bahan-bahan yang mudah didapat disekitar kita.
Persyaratan
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah :
1. Mengandung nilai pendidikan
2. Aman atau tidak berbahaya bagi
anak
3. Menarik dilihat dari warna dan
bentuknya
4. Sesuai dengan minat dan taraf
perkembangan anak
5. Sederhana, murah, dan mudah
diperoleh.
6. Awet tidak mudah rusak dan mudah
pemeliharaannya
7. Ukuran dan bentuknya sesuai
dengan usia anak
8. Berfungsi mengembangkan kreatifitas
dan kecerdasan anak.
APE
memiliki fungsi dan tujuan yang sangat penting bagi PAUD .Secara umum fungsi
APE adalah sebagai berikut:
1.
Memberi ilmu pengetahuan pada anak
melalui proses pembelajaran bermain seraya belajar.
2.
Merangsang daya pikir, daya cipta,
dan bahasa agar menumbuhkan sikap, mental dan akhlak mulya.
3.
Penggugah perhatian, minat, dan
motivasi anak untuk mengikuti kegiatan bermain sambil belajar.
4.
Sumber pengetahuaan dan keterampilan
baru yang perlu dipelajari anak.
5.
Medium pengembangan nalar dan
kreatifitas anak, seperti berpikir, menganalisis, memecahkan masalah sendiri, serta
berbuat secara sistematik dan lojik.
6.
Meningkatkan kualitas bermain bagi
anak
7.
Menciptakan lingkungan bermain yang
menarik, memberikan rasa aman, dan menyenangkan.
APE dalam proses belajar anak usia
dini adalah sebagai alat bantu pendidik dalam hal berikut :
sekripsi lain klik :
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
a.
Mengembangkan konsep diri pada anak.
b.
Mengembangkan kreatifitas anak
c.
Mengembangkan aspek fisik dan
motorik anak
d.
Mengembangkan komunikasi anak
e.
Mengembangkan aspek sosial dan moral
anak
f.
Mengembangkan aspek emosi dan
kepribadian
g.
Mengembangkan aspek kognisi
h.
Memberikan motivasi dan merangsang
anak untuk melakukan eksplorasi dan bereksperimen.
i.
Memberikan kesenangan pada anak
dalam bermain (belajar)
j.
Mengasah ketajaman penginderaan
k.
Mengembangkan keterampilan.
Sehubungan
dengan fungsi dan tujuan APE di atas, APE harus memenuhi beberapa prinsip:
1.
Produktivitas, artinya mampu
mengembangkan sikap produktif pada anak.
2.
Aktivitas, artinya harus mampu
mengembangkan aktivitas anak.
3.
Kreativitas, artinya merangsang anak
untuk berkreatifitas.
4.
Efektivitas, artinya harus mampu
mengaktifkan alat indera secara kombinasi, sehingga dapat meningkatkan daya
serap daya ingat anak didik
5.
Fungsional, artinya mengandung
kesesuaian dengan kebutuhan aspek perkembangan, kemampuan, dan usia anak didik,
sehingga tercapai indikator kemampuan yang harus dimiliki anak.
6.
Efisiensi, artinya mudah dan murah
harganya serta memiliki kemudahan dalam penggunaanya bagi anak, sehingga mudah
terjadi interaksi dan memperkuat tingkat pemahamanya dan daya ingat anak.
7.
Motivasional, artinya membangkitkan
minat sehingga mendorong anak untuk memainkanya.
8.
Edukatif dan rekreatif, artinya
bernilai guna sehingga besar manfaatnya bagi anak dan dapat memberikan rasa
senang pada anak.
Beberapa sifat APE yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
a.
Instruktif, mengandung pesan
perintah yang harus dikerjakan (penugasan)
b.
Informatif, mengandung pesan hal-hal
baru yang harus diketahui anak.
c.
Motivasi, dapat menggugah minat dan
perhatian anak.
d.
Rekreatif, memberikan rasa senang, aman,
nyaman, gembira, dan bahagia bagi anak.
Selain harus memenuhi kriteria dan karakteristik, APE yang digunakan di
PAUD yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1.
Cocok dengan usia dan karakteristik
anak
2.
Di pusatkan pada aspek-aspek
pengembangan anak
3.
Dapat mengembangkan belajar aktif
anak
4.
Dapat memberikan
pengalaman,pengetahuan dan keterampilan baru bagi anak
5.
Mudah digunakan, dapat
merangsang,dan menarik bagi anak
6.
Sesuai dengan potensi dan minat
anak.
Sebagai
media bermain, APE dapat di bedakan atas jenis dan bentuknya. Berdasarkan Jenis
dan bentuknya APE dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Jenis balok
2.
Tulisan dengan gambar buku cerita
3.
Objek tiruan: miniatur binatang,
bangunan, buah-buahan.
4.
Objek nyata : bunga, buah, binatang,
daun, pasir, alat rumah tangga.
5.
Permainan puzzle ,gambar ( puzzle
dua dan tiga dimensi )
6.
Ronce, hasil roncean, kartu jahit.
Sejalan dengan jenis-jenis APE sebagaimana di kemukakan di atas, APE
sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi anak kerena memiliki nilai-nilai
edukatif. Beberapa nilai edukatif yang terdapat pada APE adalah sebagai berikut
:
a.
Melatih konsentrasi anak
b.
Mengajar anak menjadi lebih cepat
c.
Mengatasi keterbatasan waktu
d.
Membangkitkan emosi anak
e.
Menambah daya pengertian anak
f.
Mengatasi keterbatasan tempat
g.
Mengatasi keterbatasan bahasa
h.
Menambah pemahaman dan ingatan anak
i.
Menambah kesegaran dalam mengajar
j.
Menambah keceriaan bermain bagi
anak.
Sejalan dengan fungsi pentingnya
tersebut, APE merupakan syarat mutlak bagi keberlangsungan program pendidikan
pada PAUD. Melalui APE-lah anak belajar, anak berkembang, anak berimajinasi,
berkreatifitas dan memenuhi
kebutuhanya di masa depan.
sekripsi lain klik :
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
2. Belajar
Dan Bermain
Pembelajaran di TK harus menerapkan
esensi bermain. Esensi bermain meliputi perasaan menyenangkan,merdeka,bebas
memilih, dan merangsang anak terlibat aktif. Jadi, prinsip bermain sambil
belajar mengandung arti bahwa setiap kegiatan pembelajaran harus menyenangkan,
gembira,aktif, dan demokratis. Kegiatan
pembelajaran di TK di desain untuk memungkinkan anak belajar.Setiap
kegiatan harus mencerminkan jiwa bermain,yaitu senang,merdeka,volunter,dan demokratis. Permainan
memang baik untuk mendidik anak, tetapi permainan tersebut harus diberi muatan
pendidikan sehingga anak dapat belajar.Secara rinci esensi bermain meliputi
hal-hal berikut :
a.
Motivasi internal yaitu anak bermain
berdasarkan keinginanya sendiri (volunter).
b.
Aktif, anak melakukan berbagai
kegiatan ,baik fisik maupun mental.
c.
Nonliteral, artinya anak dapat
melakukan apa saja yang di inginkan terlepas dari realitas, seperti pura-pura
terbang, mengendarai mobil atau menjadi superman.
d.
Tidak memiliki tujuan eksternal yang
ditetapkan sebelumnya.Misalnya anak bermain dengan huruf pada papan magnetis.
Ia tidak memiliki tujuan untuk mengenal huruf atau membuat kata. Jika setelah
bermain anak mampu mengembangkan kosa kata interaksi dengan huruf, itu adalah
persoalan lain.
Partisipasi bermain lebih penting dari tujuan
bermain.Bagi anak benda apa saja dapat dijadikan permainan. Batu, kertas, kayu,
atau benda lain dapat dijadikan bahan permainan. Pada saat bermain anak
berinteraksi dengan suatu objek, secara sadar atau tidak sadar ia belajar
sifat-sifat objek tersebut. Oleh karenanya, Piaget (1970) menyatakan pentingnya
objek nyata untuk belajar pada anak usia dini.Anak memperoleh informasi demi
informasi melalui interaksinya dengan objek
dan kelak informasi tersebut disusun menjadi struktur pengetahuan.
Struktur pengetahuan inilah yang kemudian menjadi dasar untuk berpikir.
Bagi
anak usia dini,bermain bukanlah merupakan kegiatan main-main. Bermain adalah
kegiatan pokok dan penting untuk anak, karena bermain bagi anak mempunyai nilai
yang sama dengan bekerja dan belajar bagi orang dewasa. Artinya bermain
merupakan sarana untuk mengubah kekuatan potensial yang ada dalam diri anak
menjadi pelbagai kemampuan dan kecakapan dalam kehidupan anak kelak.
James
Sully dalam bukunya Essay on Laughter menyatakan bahwa tertawa adalah tanda
dari kegiatan bermain dan tertawa ada dalam aktivitas sosial yang dilakukan
bersama sekelompok teman. Artinya kegiatan bermain mempunyai manfaat tertentu.
Plato adalah orang pertama yang menyadari dan melihat pentingnya nilai praktis
dalam bermain. Aritoteles berpendapat bahwa anak-anak perlu didorong untuk
bermain dengan apa yang akan mereka tekuni dimasa dewasa nanti.Sedangkan
menurut Probel bahwa bermain dapat meningkatkan minat,kapasitas,serta pengetahuan
anak.
Berdasarkan
pendapat para ahli di atas maka dapat diuraikan beberapa pengertian bermain.:
-
Bermain adalah aktivitas yang khas
yang menggembirakan, menyenangkan, dan menimbulkan kenikmatan.
-
Kesibukan yang dipilih sendiri oleh
anak sebagai bagian dari usaha mencoba-coba dan melatih diri.
-
Dunia anak dunia bermain, jadi
bermain merupakan kegiatan pokok dan penting bagi anak.
-
Bermain bagi anak mempunyai nilai
yang sama dengan bekerja dan belajar bagi orang dewasa.
Fungsi dan manfaat bermain meliputi seluruh aspek perkembangan anak
seperti diuraikan berikut :
1.
Perkembangan bahasa, Aktivitas
bermain adalah ibarat laboratorium bahasa anak, yaitu memperkaya pembendaharaan
kata anak dan melatih kemampuan berkomunikasi anak.
2.
Perkembangan moral, bermain membantu
anak belajar bersikap jujur,menerima kekalahan, menjadi pemimpin yang baik,
bertenggang rasa dan sebagainya.
3.
Perkembangan sosial, bermain bersama
teman melatih anak untuk belajar membina hubungan dengan sesamanya. Anak
belajar menerima, memberi, mengalah, tolong menolong dan berlatih sikap sosial
lainya.
4.
Perkembangan emosi bermain merupakan
ajang yang baik bagi anak untuk menyalurkan perasaan/emosinya dan ia belajar
untuk mengendalikan diri dan keinginanya sekaligus sarana untuk relaksasi.
5.
Perkembangan kognitif, Melalui
kegiatan bermain anak belajar berbagai konsep bentuk,warna,ukuran,dan jumlah
yang memungkinkan stimulasi bagi perkembangan intelektualnya.
6.
Perkembangan fisik, bermain
memungkinkan anak untuk menggerakan dan melatih seluruh otot tubuhnya, sehingga
anak memiliki kecakapan motorik dan kepekaan penginderaan.
7.
Perkembangan kreativitas, bermain
dapat merangsang imajinasi anak dan memberikan kesempatan kepada anak untuk
mencoba berbagai idenya tanpa merasa takut karena dalam bermain anak mendapatkan
kebebasan.
Mengingat pentingnya bermain dikalangan anak-anak, para pendidik maupun
para orang tua hendaknya mampu membimbing jalanya permainnan sehingga tidak
menghambat daya imajinasi anak. Anak-anak bukan hanya membutuhkan alat-alat permainan
lengkap, melainkan juga tempat bermain dan kesempatan untuk bermain bagi
anak-anak.
Secara
ringkas Brewer (2007) menyatakan bahwa bermain memiliki tiga tujuan sebagai
berikut:
1.
Bermain bertujuan untuk
mengembangkan intelektual anak.
2.
Bermain bertujuan untuk
mengembangkan sosial emosional anak.’
3.
Bermain bertujuan untuk
mengembangkan fiisik anak.
Berdasarkan manfaat dan tujuan di atas, bermain memiliki fungsi
multidimensional bagi anak. Oleh sebab itu bermain sambil belajar dan belajar
melalui bermain merupakan slogan yang selalu kita gunakan pada pendidikan anak
usia dini.Tanpa bermain berbagai perkembangan yang terjadi pada anak tidak akan
pernah optimal.Jadi biarkan anak bermain sebab pada dasarnya ia sedang belajar
dan berkembang.
B. Acuan
Teoritis
Penyediaan
Alat Permainan Edukatif (APE) salah satu cara merangsang pertumbuhan dan
perkembangan anak dengan bermain. Melalui bermain anak akan menggunakan
sensorimotorik atau fungsionalnya sehingga anak dapat menyalur kan daya imajinasi,
fantasi, harapan, sampai pada konflik pribadinya. Anak akan betah bermain bila
ada alat permainan edukatif (APE) yang dapat merangsang kecerdasan jamaknya.
Seiring dengan uraian diatas untuk
meningkatkan kemampuan minat belajar anak sangat baik menggunakan alat
permainan edukatif, dalam proses pembelajaran anak dapat belajar dan
bereksplorasi, menemukan pengetahuan, dan keterampilan yang baru dari
pengalaman- pengalaman yang ditemuinya.Dengan menggunakan alat
permainan edukatif dapat meningkatkan kemampuan minat belajar anak. Sehingga
prestasi akademik dan non akademik anak akan meningkat untuk perkembangan
selanjutnya. Jika dalam proses pembelajaran alat permainan edukatif selalu
digunakan, minat belajar anak akan meningkat.Proses penelitian dalam upaya
meningkatkan minat belajar anak melalui alat permainan edukatif dapat dilihat
pada bagan di bawah ini :
sekripsi lain klik :
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
|
|
||||||
|
|||||||
Bagan.2.1
Proses
Meningkatkan Minat Belajar
C. Model
Tindakan
Sebagaimana diketahui
bahwa banyak berbagai macam metode penelitan yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran
dengan mempunyai kelebihan dan kelemahan dari metode tersebut. Peneliti melakukan penelitian dalam
upaya meningkatkan minat belajar anak melalui alat permainan edukatif sesuai
dengan dunia anak yaitu dunia bermain.
Dalam menggunakan model pembelajaran, peneliti
membandingkan dengan kelemahan metode yang lain misalnya kelemahan motede ceramah
dan tanya jawab membuat anak merasa bosan anak tidak dapat berfikir kreatif, kemampuan
minat belajar anak berkurang tidak sesuai dengan kebutuhan dan karakter anak.
Dengan menggunakan alat permainan edukatif dalam proses pembelajaran anak dapat
mengembangkan seluruh aspek kemampuan anak.
Anak akan
termotivasi dan terangsang minat belajarnya dalam semua kegiatan pembelajaran
apabila dalam proses pembelajaran menggunakan media ataupun alat permainan
edukatif, guru tidak perlu memaksa anak untuk belajar karena dengan sendirinya
anak merasa senang untuk melakukan kegiatan dan anak tidak merasa sedang
belajar. Pada alat permainan edukatif terdapat nilai-nilai pembelajaran yang
sangat membantu semua aspek perkembangan yang harus dimiliki anak. Memiliki
kemampuan kognitif,motorik kasar motorik halus,bahasa, sosial emosional dan seni.
Melalui
alat permainan edukatif dengan bahan dan alat yang mudah didapatkan disekitar
anak yang penting mengandung unsur –
unsur pendidikan dan tidak membahayakan anak, dapat dijadikan sebagai alat
permainan edukatif yang dapat merangsang, memotivasi, serta menarik minat anak
untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga anak memiliki kemampuan sesuai
dengan aspek-aspek perkembanganya.
No comments:
Post a Comment