Tuesday, January 9, 2018

SKRIPSI BAB V PENERAPAN METODE DEMONTRASI DENGAN KEGIATAN MENJAHIT JELUJUR GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK



BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.   Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang“penerapan metode demontrasi dengan model tekhnik menjahit jelujur guna meningkatkan motorik halus anak usia lima sampai enam tahun di Kelompok Bermain Asy-Syifa Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis “ dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.        Meningkatkan kemampuan motorik halus melalui metode demontrasi dengan tekhnik menjahit jelujur yang dilaksanakan di Kelompok Bermain (Kober) Asy-Syifa Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Untuk mengetahui kondisi dan temuan-temuan yang ada dilapangan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian dilaksanakan dua siklus dengan kegiatan terdiri dari  perencanaan, tindakan/pelaksanaan, refleksi dan analisis. Perencanaan pembelajaran menjahit jelujur antara lain : menentukan kelas dan waktu penelitian, mendiskusikan dan menyusun pedoman untuk melakukan aktivitas pembelajaran motorik halus anak, membuat skenario rencana kegiatan menjahit jelujur yang dibuat untuk setiap siklus dengan tahap memegang benang dan jarum dengan ibu jari dan telunjuk, tahap penerapan teknik menjahit jelujur, tahap menjahit jelujur dengan benar. Membuat pedoman observasi untuk mencatat kemampuan motorik halus anak waktu kegiatan menjahit jelujur, membuat tes kemampuan motorik halus anak sebagai evaluasi apakah  kegiatan menjahit jelujur dapat meningkatkan kemampan motorik halus anak. Pelaksanaan tindakan dan pengamatan pada anak waktu kegiatan menjahit jelujur dan merefleksikannya. Refleksi dan analisis data dilakukan untuk mengetahui masalah dan hambatan yang ditemui sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan atau belum. Jika tujuan belum tercapai maka peneliti menyusun rencana selanjutnya.
2.        Kegiatan menjahit jelujur merupakan kegiatan koordinasi antara jari tangan dan mata, oleh karena itu harus dilaksanakan secara bertahap dari tingkat yang rendah sampai pada tingkat yang lebih tinggi. Pada dasarnya anak memiliki kemampuan motorik halus melalui proses beberapa tahapan yaitu : peniruan, penggunaan konsep ( manipulation ), ketelitian ( presetion ), perangkaian dan kewajaran. Aktivitas yang dilakukan anak dalam kegiatan menjahit jelujur sesuai dengan kemampuan dan tahapan – tahapan yang dimiliki anak. Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menjahit jelujur anak melakukan latihan dengan berulang – ulang. Media yang digunakan adalah benang wol yang berwarna agar lebih menarik bagi anak. Dalam kegiatan menjahit jelujur sebelum menjahit jelujur dengan bentuk yang diinginkan anak harus menguasai cara – cara menjahit jelujur. Adapun aktivitas anak dalam kegiatan menjahit jelujur, anak meniru bagaimana cara memegang benang dan jarum dengan menggunakan jari telunjuk dan jempol tangan serta memasukan benang pada pola yang sudah di lubangi dengan baik. Anak meniru dan mempraktekan langkah – langkah kegiatan menjahit jelujur secara beruntun, kegiatan ini dilakukan berulang-ulang agar anak mampu mengikuti gerakan yang dilihatnya sesuai dengan tahapan menggunakan konsep ( manipulation ). Aktivitas anak dalam mempraktekan cara menjahit jelujur yang membutuhkan ketelitian, kecermatan, konsentrasi anak dalam melakukan gerakan tangan. Dalam melakukan gerakan harus ada koordinasi antara gerakan jari tangan dan mata. Kgiatan menjahit jelujur dilaksanakan dalam dua siklus, siklus satu menjahit jelujur pada pola bentuk amplop dengan tema alat komunikasi, siklus dua menjahit jelujur pada pola bentuk hruf HP tema alat komunikasi. Dilihat dari data awal kemampuan motorik halus anak masih rendah, setelah pelaksanaan tindakan siklus satu dan tindakan siklus dua kemampuan motorik halus, kemampuan berkreasi, kemampuan berimajinasi anak ada peningkatan.Sesuai dengan tujuan dilaksanakanya kegiatan menjahit jelujur yang diberikan pada anak. Dari uraian pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan metode demontrasi dengan tekhnik menjahit jelujur di Kelompok Bermain (Kober) mendapat simpulan bahwa dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak, kemampuan berkreasi dan daya imajinasi memerlukan proses lama dengan latihan – latihan dan bimbingan secara individu. Untuk menghasilkan karya anak yang baik kelenturan, keluwesaan jari tangan dan kemampuan mengkoordinasikan gerakan jari tangan serta mata sangat penting dimiliki anak dalam kegiatan menjahit jelujur.
contoh skripsi lain klik disini

B.  Implikasi
Kegiatan menjahit jelujur memberikan manfaat dalam dalam meningkatkan kemampuan motortik halus anak di Kelompok Bermain Asy-Syifa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, catatan lapangan, dan observasi, kemampuan motorik halus anak melalui metode tekhnik menjahit jelujur setelah pelaksanaan tindakan mengalami perubahan signifikan. Jari tangan anak lebih luwes, lentur, dan anak mempunyai kemampuan mengkoordinasikan gerakan jari tangan dan mata. Dengan kegiatan menjahit jelujur kemampuan motorik halus, kemampuan berkreasi, dan kemampuan berimajinasi anak di Kelompok Bermain (Kober) Asy-Syifa meningkat dengan baik, anak lebih berani mencoba hal-hal yang baru. Kegiatan menjahit jelujur bukanlah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus saja tetapi dapat meningkatkan minat dalam berkreasi dan berimajinasi. Kondisi belajar yang menyenangkan dan metode pembelajaran yang bervariasi membuat anak tidak merasa bosan secara tidak langsung akan membuat kemampuan motorik halus anak menjadi lebih baik.Dari hasil penelitian ini peran guru dan cara orang tua dalam meningkatkan kemampuan motorik halus sangat mempengaruhi perkembangan anak. Guru hanya sebagai fasilitator di sekolah dan waktu yang lebih banyak untuk belajar anak di rumah. Metode apapun dapat dilakukan dalam proses pembelajaran akan tetapi harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan anak.


C.   Saran
Tanpa mengabaikan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pihak terkait terutama dalam hal meningkatkan kemampuan motorik halus anak di Kelompok Bermain (Kober).Berdasarkan hasil pembahasan yang disampaikan di atas terdapat hal yang menjadi catatan sebagai saran bagi semua pihak baik ,peneliti, guru Kelompok Bermain (Kober), lembaga penyelenggara pendidikan anak usia dini, maupun bagi pembaca agar mengangkat permasalahan mengenai kemampuan motorik halus anak dengan menggunakan strategi/metode yang berbeda, menggunakan media yang menarik sesuai perkembangan anak, memberikan motivasi dan bimbingan pada anak, memfasilitasi pembelajaran yang mendukung untuk peningkatan kemampuan motorik halus anak.

No comments:

Post a Comment