BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil
penelitian tentang“penerapan metode demontrasi dengan model tekhnik menjahit
jelujur guna meningkatkan motorik halus anak usia lima sampai enam tahun di
Kelompok Bermain Asy-Syifa Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis “
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Meningkatkan
kemampuan motorik halus melalui metode demontrasi dengan tekhnik menjahit
jelujur yang dilaksanakan di Kelompok Bermain (Kober) Asy-Syifa Desa Kaso
Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian
tindakan kelas. Untuk mengetahui kondisi dan temuan-temuan yang ada dilapangan
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Penelitian dilaksanakan dua siklus dengan kegiatan terdiri dari perencanaan, tindakan/pelaksanaan, refleksi
dan analisis. Perencanaan pembelajaran menjahit jelujur antara lain :
menentukan kelas dan waktu penelitian, mendiskusikan dan menyusun pedoman untuk
melakukan aktivitas pembelajaran motorik halus anak, membuat skenario rencana
kegiatan menjahit jelujur yang dibuat untuk setiap siklus dengan tahap memegang
benang dan jarum dengan ibu jari dan telunjuk, tahap penerapan teknik menjahit
jelujur, tahap menjahit jelujur dengan benar. Membuat pedoman observasi untuk
mencatat kemampuan motorik halus anak waktu kegiatan menjahit jelujur, membuat
tes kemampuan motorik halus anak sebagai evaluasi apakah kegiatan menjahit jelujur dapat meningkatkan
kemampan motorik halus anak. Pelaksanaan tindakan dan pengamatan pada anak
waktu kegiatan menjahit jelujur dan merefleksikannya. Refleksi dan analisis
data dilakukan untuk mengetahui masalah dan hambatan yang ditemui sehingga
dapat diketahui apakah tindakan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan atau
belum. Jika tujuan belum tercapai maka peneliti menyusun rencana selanjutnya.
2.
Kegiatan menjahit
jelujur merupakan kegiatan koordinasi antara jari tangan dan mata, oleh karena
itu harus dilaksanakan secara bertahap dari tingkat yang rendah sampai pada
tingkat yang lebih tinggi. Pada dasarnya anak memiliki kemampuan motorik halus
melalui proses beberapa tahapan yaitu : peniruan, penggunaan konsep (
manipulation ), ketelitian ( presetion ), perangkaian dan kewajaran. Aktivitas
yang dilakukan anak dalam kegiatan menjahit jelujur sesuai dengan kemampuan dan
tahapan – tahapan yang dimiliki anak. Untuk meningkatkan kemampuan motorik
halus anak melalui kegiatan menjahit jelujur anak melakukan latihan dengan
berulang – ulang. Media yang digunakan adalah benang wol yang berwarna agar
lebih menarik bagi anak. Dalam kegiatan menjahit jelujur sebelum menjahit
jelujur dengan bentuk yang diinginkan anak harus menguasai cara – cara menjahit
jelujur. Adapun aktivitas anak dalam kegiatan menjahit jelujur, anak meniru
bagaimana cara memegang benang dan jarum dengan menggunakan jari telunjuk dan
jempol tangan serta memasukan benang pada pola yang sudah di lubangi dengan
baik. Anak meniru dan mempraktekan langkah – langkah kegiatan menjahit jelujur
secara beruntun, kegiatan ini dilakukan berulang-ulang agar anak mampu
mengikuti gerakan yang dilihatnya sesuai dengan tahapan menggunakan konsep (
manipulation ). Aktivitas anak dalam mempraktekan cara menjahit jelujur yang
membutuhkan ketelitian, kecermatan, konsentrasi anak dalam melakukan gerakan
tangan. Dalam melakukan gerakan harus ada koordinasi antara gerakan jari tangan
dan mata. Kgiatan menjahit jelujur dilaksanakan dalam dua siklus, siklus satu
menjahit jelujur pada pola bentuk amplop dengan tema alat komunikasi, siklus
dua menjahit jelujur pada pola bentuk hruf HP tema alat komunikasi. Dilihat
dari data awal kemampuan motorik halus anak masih rendah, setelah pelaksanaan
tindakan siklus satu dan tindakan siklus dua kemampuan motorik halus, kemampuan
berkreasi, kemampuan berimajinasi anak ada peningkatan.Sesuai dengan tujuan
dilaksanakanya kegiatan menjahit jelujur yang diberikan pada anak. Dari uraian
pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan metode demontrasi dengan tekhnik
menjahit jelujur di Kelompok Bermain (Kober) mendapat simpulan bahwa dalam
upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak, kemampuan berkreasi dan daya
imajinasi memerlukan proses lama dengan latihan – latihan dan bimbingan secara
individu. Untuk menghasilkan karya anak yang baik kelenturan, keluwesaan jari
tangan dan kemampuan mengkoordinasikan gerakan jari tangan serta mata sangat penting
dimiliki anak dalam kegiatan menjahit jelujur.
contoh skripsi lain klik disini
B. Implikasi
Kegiatan
menjahit jelujur memberikan manfaat dalam dalam meningkatkan kemampuan motortik
halus anak di Kelompok Bermain Asy-Syifa. Berdasarkan hasil wawancara dengan
guru, catatan lapangan, dan observasi, kemampuan motorik halus anak melalui
metode tekhnik menjahit jelujur setelah pelaksanaan tindakan mengalami
perubahan signifikan. Jari tangan anak lebih luwes, lentur, dan anak mempunyai
kemampuan mengkoordinasikan gerakan jari tangan dan mata. Dengan kegiatan
menjahit jelujur kemampuan motorik halus, kemampuan berkreasi, dan kemampuan
berimajinasi anak di Kelompok Bermain (Kober) Asy-Syifa meningkat dengan baik,
anak lebih berani mencoba hal-hal yang baru. Kegiatan menjahit jelujur bukanlah
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus saja tetapi
dapat meningkatkan minat dalam berkreasi dan berimajinasi. Kondisi belajar yang
menyenangkan dan metode pembelajaran yang bervariasi membuat anak tidak merasa
bosan secara tidak langsung akan membuat kemampuan motorik halus anak menjadi
lebih baik.Dari hasil penelitian ini peran guru dan cara orang tua dalam
meningkatkan kemampuan motorik halus sangat mempengaruhi perkembangan anak.
Guru hanya sebagai fasilitator di sekolah dan waktu yang lebih banyak untuk
belajar anak di rumah. Metode apapun dapat dilakukan dalam proses pembelajaran
akan tetapi harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan anak.
C. Saran
Tanpa
mengabaikan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pihak terkait terutama
dalam hal meningkatkan kemampuan motorik halus anak di Kelompok Bermain
(Kober).Berdasarkan hasil pembahasan yang disampaikan di atas terdapat hal yang
menjadi catatan sebagai saran bagi semua pihak baik ,peneliti, guru Kelompok
Bermain (Kober), lembaga penyelenggara pendidikan anak usia dini, maupun bagi
pembaca agar mengangkat permasalahan mengenai kemampuan motorik halus anak
dengan menggunakan strategi/metode yang berbeda, menggunakan media yang menarik
sesuai perkembangan anak, memberikan motivasi dan bimbingan pada anak,
memfasilitasi pembelajaran yang mendukung untuk peningkatan kemampuan motorik
halus anak.
No comments:
Post a Comment