Tuesday, January 9, 2018

SKRIPSI BAB II PENERAPAN METODE DEMONTRASI DENGAN KEGIATAN MENJAHIT JELUJUR GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK




BAB  II
KAJIAN PUSTAKA

A.  Deskrifsi Konseptual
1.   Metode Demontrasi
             Metode Demonstrasi adalah suatu proses atau kejadian yang diperagakan oleh guru kepada siswa atau memperlihatkan cara kerja suatu alat kepada siswa. Metode ini tidak hanya digunakan untuk dilihat saja, tetapi digunakan untuk mengembangkan suatu pengertian, mengemukakan suatu masalah, memperlihatkan  penggunaan suatu prinsip, menguji kebenaran suatu hukum yang diperoleh secara teoritis dan untuk memperkuat suatu pengertian (re-inforcement).
             Metode ini dilakukan oleh seorang guru. Akan lebih baik jika siswa ikut berperan aktif dalam demonstrasi yang sedang berlangsung. Keefektifan belajar dengan melakukan dan mencoba sendiri telah diakui orang sejak zaman dahulu. Terbatasnya waktu sekolah dan kemampuan masing-masing siswa berbeda, tidak semua siswa dapat melakukannya sendiri. Oleh karena itu, maka Metode Demonstrasi masih merupakan metode utama dalam proses belajar-mengajar. Metode demonstrasi biasanya dilakukan oleh guru dalam hal berikut ini :
a.         Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat yang rumit sehingga sulit bagi siswa menggunakannya, memanipulasinya atau karena memakan waktu yang terlampau lama.
b.        Alat yang digunakan mudah rusak.
c.         Alat yang akan digunakan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan jumlah siswanya.
d.        Percobaan yang akan dilakukan itu memerlukan ketelitian yang cukup tinggi.
e.         Ingin mengulangi prinsip-prinsip yang sudah diajarkan secara cepat.
f.          Mengembangkan suatu pengertian yang berhubungan dan serangkaian percobaan yang terkait satu sama lainnya.Percobaan yang tidak dapat atau sukar untuk dipisah-pisahkan.
        Demonstrasi tidak selalu harus dilakukan oleh guru. Siswa juga perlu melakukannya sendiri, terutama percobaan yang mudah dan tidak memerlukan suatu keterampilan yang tinggi dan khusus. Kegiatan ini sebaiknya harus dalam pengawasan guru yang bersangkutan.
       Metode ini juga dapat dilakukan secara bergantian antar siswa. Terutama, bila dalam percobaan itu ada data-data yang harus diamati atau ada pengukuran-pengukuran yang harus dilakukan. Guru menuliskan hasil pegamatan itu di papan tulis, dan siswa dapat mengambil satu kesimpulan dari hasil pengamatan tadi.Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru sebelum dan pada saat akan mengadakan demonstrasi.
       Demonstrasi itu harus dicoba terlebih dulu sebelum dilakukan di depan kelas.Jangan terlalu percaya kepada percobaan-percobaan demonstrasi yang dituliskan dalam buku.Sering percobaan yang ditulis tidak sesuai dengan apa yang dihasilkan apabila kita melakukannya sendiri. Oleh sebab itu, guru perlu sekali untuk mencoba lebih dulu sebelum mendemonstrasikannya di depan kelas.Selain itu, mencoba terlebih dulu memberikan kesempatan bagi guru untuk mengecek perlengkapan dan waktu yang diperlukan. Guru harus dapat membuat para siswanya nyaman sehingga pada saat dilakukan percobaan siswa dapat memahami proses percobaan dan cara menyusun data.
     Tujuan demonstrasi yang akan dilakukan itu hendaknya dipahami oleh guru yang bersangkutan. Seorang guru harus mengerti betul, tujuan yang ingin dicapainya dalam pelaksanaan demonstrasi tersebut. Tidak akan ada manfaatnya suatu demonstrasi dilakukan jika gurunya tidak mempunyai tujuan yang jelas. Untuk itu, seorang guru perlu mempertimbangkan dan persiapan yang matang sebelum melakukan demonstrasi di depan kelas.
     Alat peraga yang digunakan dibuat lebih menarik.Alat peraga yang digunakan dibuat lebih unik dan menarik agar siswa lebih tertarik untuk memperhatikan penjelasan guru dalam demonstrasi tersebut. Tetapi alat peraga yang digunakan juga jangan sampai membuat siswa hanya memperhatikan alat peraganya saja sehingga tidak fokus terhadap penjelasan gurunya. Alat peraga dibuat dan digunakan untuk memberikan penjelasan terhadap siswa sehingga siswa lebih mudah dalam memahami apa yang disampaikan guru melalui alat peraga tersebut.
    Tercapainya tujuan dengan melakukan tahapan yang telah dijelaskan sebelumnya, diharapkan tujuan yang dibuat oleh guru akan tercapai. Sebuah demonstrasi harus memiliki daya tarik yang cukup baik agar siswa lebih tertarik dan bisa dimengerti. Demonstrasi yang baik adalah demostrasi yang dapat menambah pengetahuan, membuat siswa lebih kritis sehingga timbul minat siswa terhadap hal yang sedang didemokan oleh gurunya. Diharapkan sebuah demonstrasi bukan hanya menjadi tontonan bagi siswa dengan mengabaikan prinsip keilmiahannya, tetapi dapat menangkap maksud dan tujuan yang ingin disampaikan guru melalui demo tersebut

2.   Menjahit  Jelujur Untuk Anak Usia Dini
             Keterampilan menjahit ini adalah salah satu jalan agar anak lebih berkonsentrasi, salah satu keahlian yang diperlukan untuk menulis dan membaca dengan “benar” jangan lupa, anak-anak akan segera bosan kalau metode kita juga membosankan. Ketrampilan menjahit ini adalah salah satu jalan agar anak lebih berkonsentrasi, salah satu keahlian yang memerlukan kesabaran, kekuatan tangan, kelenturan jari -jari tangan serta adanya gerakan koordinasi antara gerakan tangan dan mata yang sangat menunjang pada kemampuan motorik halus anak.
Menjahit adalah salah satu cara anak meluapkan semua ide-ide di kepalanya yang tanpa si anak sadari dengan menjahit itu pula motorik halusnya terasah, konsentrasinya perlahan akan bertambah. Mengajari anak menjahit anak usia dini dengan anak diatas tujuh tahun sangat berbeda, sebab kemampuan motorik, pemahaman, konsentrasi anak tiga tahun akan berbeda dengan anak tujuh tahun. Anak yang sudah mandiri akan berbeda pula cara belajarnya dengan anak yang masih dependen. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajari anak menjahit:
1.        Utamakan keselamatan anak. Sebaiknya gunakan jarum yang ujungnya tumpul atau terbuat dari plastik untuk anak dibawah lima tahun. 
2.        Ajari anak cara mnggunakan benda-benda tajam seperti gunting atau jarum, dan beri tahu cara menyimpannya agar tidak melukai.
3.        Beri penjelasan pada anak-anak bahwa benda-benda jahit itu bukan mainan dan harus digunakan dengan hati-hati disertai pengawasan.
1.        Ketika anak mulai belajar menjahit, bersabarlah, karena akan banyak dijumpai kesalahan.
2.        Usahakan tidak memaksa anak untuk berlama-lama belajar menjahit kecuali mereka yang meminta
3.        Biarkan anak memilih jenis benang sendiri.
4.        Jika ingin membuat sesuatu pola pilihlah yang sederhana terlebih dahulu.
       Kristin Link mengkategorikan proses belajar menjahit berdasarkan umurnya, yaitu :
a.         Dari umur satu setengah tahun hingga empat tahun ke atas. Awalnya anak merangkaikan potongan pasta pada sebuah benang tebal yang diujungnya telah terpasang jarum tumpul. 
b.        Anak umur empat tahun menjahit menggunakan karton tebal yang telah dilubangi sisi-sisinya kemudian anak memasukkan benang, atau tali sepatu kecil, atau benang wol tebal melalui lubang-lubang tersebut. 
c.         Untuk tiga tahun ke atas, jika dirasa kepercayaan diri anak bertambah, anak bisa "ditantang" menggunakan peralatan jahit yang sesungguhnya. diusia ini anak bisa diperkenalkan jenis-jenis kain dan alat-alat serta aplikasi yang biasa digunakan untuk menjahit seperti kancing, jenis-jenis jahitan,
       Sejalan dengan uraian di atas dalam kegiatan menjahit ada beberapa yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil yang maksimal :
1.        Berikan beberapa pilihan bentuk gamabr yang disukai oleh anak untuk dijahit.
2.        Berikan arahan kepada anak tentang cara melakukan kegiatan menjahit.
3.        Mulailah melakukan kegiatan penjahitan dengan cara memasukan benang kelubang yang telah terbentuk pola sampai selesai.
4.        Apabila anak dapat menyelasaikan pekerjaan ini hingga selesai jangan lupa beri pujian agar ia merasa senang dan bangga terhadap pekerjaanya.
Di Kober kegiatan menjahit jelujur adalah suatu kegiatan keterampilan yang membuat anak merasa terhibur dan terlatih kecerdasanya untuk membuat hiasan-hiasan sederhana dengan bahan yang murah dan tersedia di sekitar anak-anak sendiri seperti  membuat hiasan dari kain perca,karton bekas dan limbah-limbah lainya.Melalui kegiatan menjahit jelujur anak-anak diarahkan untuk belajar mandiri.Kegiatan menjahit jelujur bermanfaat untuk melatih otak dan motorik halus anak dapat melatih dan mengasah kreatifitas anak serta konsentrasi anak.
Berdasarkan paparan diatas bahwa kegiatan menjahit jelujur di Kober/PAUD merupakan suatu aktivitas kegiatan yang dilakukan sebagai latihan agar jari anak menjadi luwes, melatih konsentrasi dan mempunyai kemampuan gerakan koordinasi antara mata dan jari tangan untuk berkreasi serta berimajinasi.
1.        Tahapan Dalam Kegiatan Menjahit Jelujur
Kegiatan menjahit jelujur merupakan kegiatan koordinasi antar jari tangan dan mata, dalam pelaksanaan kegiatan  itu harus dilaksanakan secara bertahap dari tingkat yang rendah sampai pada tingkat yang lebih tinggi. Dave ( 2002 ) menjelaskan tahapan tersebut sebagai berikut:
(a).  Peniruan merupakan suatu keterampilan untuk menirukan sesuatu gerakan yang telah dilihatnya, didengar atau dialaminya. Jadi kemampuan itu terjadi ketika anak mengamati suatu gerakan, dimana ia mulai memberi respon serupa dengan apa yang diamatinya.
(b).  Penggunaan konsep ( manipulation ) merupakan suatu keterampilan untuk memanipulasi dalam melakukan kegiatan (gerakan ).Keterampilan memnipulasi ini menekankan pada perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan penampilan gerakan-gerakan pilihan dan menetapkan suatu penampilan melalui latihan.
(c).  Ketelitian (presition) merupakan suatu keterampilan yang berhubungan dengan kegiatan melakukan gerakan manipulasi tetapi dilakukan dengan kontrol yang lebih baik dan kesalahan yang sedikit. Keterampilan ini selain membutuhkan kecermatan juga proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilanya.
(d).  Perangkaian (articultion) adalah suatu keterampilan untuk merangkaikan bermacam-macam gerakan secara berkesinambungan.Gerakan artikulasi ini menekankan pada koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal antara gerakan-gerakan yang berbeda.
(e).   Kewajaran adalah suatu keterampilan untuk melakukan gerakan secara wajar
                      Sesuai dengan tahapan-tahapan diatas maka peneliti dalam kegiatan menjahit jelujur menggunakan langkah-langkah yang di ambil dari Blogetik http://sewmamasew.com/blog2/2009/08/easy-hand-sewing-for  kids-early-years.
1.    Menjahit menggunakan karton tebal yang telah dilubangi sisi-sisinya kemudian anak memasukkan benang, atau tali sepatu kecil, atau benang wol tebal melalui lubang-lubang tersebut.
2.    Mengenalkan bentuk sekaligus belajar menjahit  pada piring kertas yang sudah dilubangi perforator menggunakan pita.
3.    Menggunakan peralatan jahit yang sesungguhnya menjahit menggunakan benang kasur pada karton berbentuk sesuai dengan tema
Bahan yang digunakan dalam kegiatan menjahit jelujur adalah benang kasur, tali sepatu, pita,jarum dari plastik, karton, piring dari bahan styropoam, kain dan dapat juga menggunakan barang – barang bekas lainya.
Langkah-langkah kegiatan menjahit jelujur:
a.         Anak merupakan peniru yang baik, peneliti memberikan contoh bagaimana cara memegang benang dan jarum dengan menggunakan jari telunjuk dan jempol tangan serta memasukan benang kasur,tali sepatu atau pita pada jarum tiruan.
b.        Peneliti memberikan contoh cara-cara menjahit jelujur pada karton atau piring yang terbuat dari styrofoam yang sudah di lubangi kegiatan ini dilakukan berulang-ulang agar anak mampu mengikuti gerakan yang dilihatnya sesuai dengan tahapan menggunakan konsep (manipulation)
c.         Mempraktekan cara menjahit jelujur pada bahan yang sudah berbentuk misalnya dengan pola berbentuk huruf, segitiga, binatang dan sebagainya yang membutuhkan ketelitian dan kecermatan anak dalam melakukan gerakan tangan
             Kegiatan menjahit jelujur yangdiberikan pada anak Kober/PAUD dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak, kemampuan berkreasi melatih konsentrasi dan daya imajinasi memerlukan proses yang lama dengan latihan-latihan dan bimbingan secara individu.Untuk menghasilkan karya anak yang baik,kelenturan,keluwesan jari tangan dan kemampuan mengkoordinasikan gerakan jari tangan serta mata sangat penting dimiliki anak dalam kegiatan menjahit jelujur.
Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak Kober/PAUD bukan hanya kegiatan menjahit jelujur tetapi sangat beragam diantaranya: membentuk dengan plastisin, melipat kertas,menganyam,menggunting ,mewarnai gambar, menjahit jelujur,mencocok,dan sebagainya.Kegiatan tersebut untuk persiapan pra menulis dan untuk meningkatkan kemampuan berkreasi, berimajinasi, serta melatih konsentrasi anak.
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan di Kober/PAUD saling terintregrasi satu dengan yang lainya, misalnya motorik halus terintregrasi dengan bahasa, motorik halus dengan kognitif, motorik halus dengan pembiasaan dan seterusnya. Semua kegiatan ini diharapkan akan memberikan kebermaknaan serta pengalaman bagi anak untuk dimasa yang akan datang.

3.    Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini
             Keterampilan koordinasi motorik halus adalah keterampilan otot halus menyangkut koordinasi gerakan jari-jari tangan dalam melakukan berbagai aktivitas. Keterampilan yang diharapkan dipelajari anak terutama yang menyangkut keterampilan tangan, penggunaan tangan, perkembangan penggunaan tangan dan keuntungan dominasi tangan. Hurlock ( 1978:159-164) menguraikan sebagai berikut :
a.         Keterampilan tangan adalah pengendalian otot,bahu dan pergelangan tangan pada anak yaitu untuk keterampilan makan, menulis, menjiplak, dan sebagainya
b.        Penggunaan tangan berarti kemampuan menggunakan salah satu tangan.
c.         Perkembangan penggunaan tangan berarti penggunaan salah satu pemakai tangan kanan atau kiri ditentukan oleh pelatihan dan pengkondisian sosial.
d.        Keuntungan dominasi tangan adalah pengguna salah satu tangan yang dominan memberikan keuntungan yang dapat menimbulkan perasaan stabil dan aman pada anak dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan tingkat keterampilanya.
             Fungsi perkembangan motorik halus menurut Mudjito ( 2007) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik halus yaitu:
                                                                                           
1.        Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang.
2.        Melalui  keterampilan motorik, anak  dapat beranjak dari  kondisi helpessness ( tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupanya.
3.        Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah.
4.        Perkembangan motorik halus anak.
Karakter perkembangan motorik halus menurut Mudjito ( 2007 ) keterampilan motorik halus yang paling utama adalah :
a.         Pada anak usia tiga tahun, kemampuan gerak halus anak belum berbeda dari kemampuan gerak halus anak bayi.
b.        Pada usia empat tahun, koordinasi motorik halus anak secara substansial sudah mengalami kemajuan dan gerakanya sudah lebih cepat, bahkan cenderung sempurna.
c.         Pada usia lima tahun, koordinasi motorik anak sudah lebih sempurna lagi. Tangan,lengan, dan tubuh bergerak di bawah koordinasi mata.
d.        Pada akhir masa kanak-kanak usia enam tahun ia belajar bagaimana menggunakan jemari dan pergelangan tanganya untuk menggunakan ujung pensil .
     Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat.Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia Kober, atara lain adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir memakai sepatu sendiri dan sebagainya.
     Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan oleh anak. Misalnya dalam kemampuan motorik kasar anak belajar menggerakan seluruh atau sebagian besar anggota tubuh, sedangkan dalam mempelajari kemampuan motorik halus anak belajar ketepatan koordinasi tangan dan mata. Anak juga belajar menggerakan pergelangan tangan agar lentur dan anak belajar berkreasi dan berimajinasi.
     Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak semakin matang melakukan kegiatan persiapan menulis dan kreatif melakukan kegiatan lainya sepertti, meronce mewarnai, menggambar,melipat kertas, dan sebagainya. Tetapi tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan pada tahap yang sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik serta kematangan mental ( Sujiono,Metode Perkembangan Fisik).
B.    Penelitian Yang Relvan
 Penulisan ini diambil dari skripsi karya Lilis Itoh (2011) yang berjudul” meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui permainan jari tangan menjahit jelujur” kemampuan motorik halus anak merupakan hal yang sangat penting dikembangkan untuk anak pra sekolah karena kemampuan motorik sangat berpengaruh pda segi pembelajaran lainya. Salah satu tujuan dan fungsi kemampuan motorik halus adalah untuk mengarahkan pada persiapan kemampuan menulis.Dengan kegiatan permainan menjahit jelujur anak dapat melatih kemampuan motorik halus dan sekaligus melatih konsentrasi anak.

C.   Acuan Teoritis
Di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (Kober,TPA,RA,TK ) kegiatan menjahit jelujur adalah suatu kegiatan keterampilan yang membuat diri anak merasa terhibur dan terlatih kecerdasanya, untuk membuat hiasan-hiasan sederhana dengan bahan yang murah dan tersedia disekitar anak-anak sendiri seperti karton bekas, tali sepatu, pita, kain perca dan sebagainya.
Menurut peneliti kegiatan menjahit jelujur meningkatkan kemampuan motorik halus anak sebab dalam kegiatan menjahit jelujur selain melatih kreatifitas, imajinasi juga melatih konsentrasi anak, serta membuat anak mampu memecahkan masalah, sabar dan sermangat untuk berjuang sampai mampu melakukan tugasnya dengan baik.
Kegiatan menjahit jelujur dapat bermanfaat untuk melatih otak dan motorik halus anak dapat melatih dan mengasah kreatifitas anak. Pasalnya menjahit jelujur membutuhkan ketelitian dan imajinasi sehingga syaraf otak akan bekerja dengan baik dampaknya akan positif bagi perkembangan otak. Selain itu kegiatan ini akan menghilangkan ketergantungan anak-anak kepada jenis-jenis permainan moderen yang mengandung kekerasan. Proses penelitian dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui metode demontrasi dengan teknik menjahit jelujur yang terlihat pada bagan di bawah ini  :





INFUT

OUT PUT

PROSES
 




                                       
Kemampuan
Motorik halus, Kreatifitas dan imajinasi
Masalah Motorik halus
Tekhnik Menjahit Jelujur
 
           



Siklus
-          Perencanaan
-          Pelaksanaan
-          Observasi
-          Refleksi
 






                                           Bagan 2.1
 Proses Pembelajaran Menjahit Jelujur




 
D.  Model  Tindakan
  Sebagaimana diketahui bahwa banyak berbagai  macam metode penelitan yang dapat digunakan untuk  mencapai tujuan pembelajaran dengan mempunyai kelebihan dan kelemahan dari metode tersebut. Peneliti melakukan penelitian  penerapan metode demostrasi dengan model tekhnik menjahit jelujur guna meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia lima sampai enam tahun,setelah melihat kelebihan dari model pembelajaran demontrasi dengan tekhnik menjahit jelujur.
 Dari sekian model pembelajaran, peneliti membandingkan dengan  model  yang lain misalnya model pembelajaran ekspositori model pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal. Dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori anak hanya mendengar penjelasan guru dan menghapal bukan memahami materi sehingga anak akan sulit memiliki berbagai kemampuan yang diharapkan.Sedangkan melalui model pembelajaran demontrasi anak secara langsung melihat, mendengar  serta mempraktekan sebuah materi pembelajaran sehingga anak mudah mencerna dan memahami materi pembelajaran. Melalui pembelajaran  metode demonstrasi dengan tekhnik jelujur anak dapat memiliki berbagai macam kemampuan misalnya kemampuan motorik halus, kemampuan berimajinasi, dan kemampuan berkreatifitas.
            Dilihat dari perbandingan tersebut peneliti memilih metode demontrasi dengan tekhnik menjahit jelujur untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.Model pembelajaran demontrasi tekhnik menjahit jelujur dikembangkan dengan tujuan agar  anak mampu meningkatkan kemampuan motorik halus, kemampuan kreatifitas, berimajinasi, melatih kesabaran, dan melatih konsentrasi anak. 

No comments:

Post a Comment