BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian
tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak
melalui metode demonstrasi dengan tekhnik menjahit jelujur di kelompok B di Kelompok Bermain (Kober)
ASY-SYIFA Desa Kaso Kec. Tambaksari Kab.Ciamis.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan
pada anak kelompok B di Kelompok Bermain (Kober) ASY-SYIFA Desa Kaso Kec.
Tambaksari Kabupaten.Ciamis.waktu pelaksanaan semester II tahun ajaran
2013-2014.
Rencana
penelitian ini akan dilaksanakan pada anak kelompok B di Kelompok Bermain (Kober) ASY-SYIFA Desa
Kaso Kecamatan Tambaksari Kab.Ciamis Semester II tahun ajaran 2013-2014 yang
terdiri dari sepuluh anak.
1.
Faktor Yang
Diteliti
Faktor yang
diteliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang diteliti adalah :
a.
Anak didik, yaitu
kemampuan motorik halus yang dimiliki anak dan partisipasi anak dalam proses
pembelajaran melalui metode demonstrasi tekhnik menjahit jelujur yang
disesuaikan pada tema saat pembelajaran tersebut.
b.
Guru yaitu
kemampuan guru dalam mengembangkan metode demonstrasi tekhnik menjahit jelujur untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak
dalam proses pembelajaran yang
menyenangkan.
B. Metode
Penelitian
Berdasarkan permasalahan
yang telah dirumuskan sebelumnya,secara umum penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang penerapan metode demonstrasi dengan tekhnik
menjahit jelujur,dalam mengembangkan kemampuan motorik halus pada anak Kober.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian kualitatif
untuk mengetahui kondisi dan temuan-temuan yang ada dilapangan.Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan yang berasal dari
bahasa action research.Menurut
Sukardi (2003;2010) penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau
seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari
pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.
Penelitian tindakan merupakan pengembangan penelitian terpakai atau applied research,dalam hal ini peneliti
bersifat sebagai:
1.
Pemeran aktif
kegiatan pokok;
2.
Agen perubahan;
3.
Subjek atau objek
yang diteliti memperoleh manfaat dari hasil tindakan yang diberikan secara
terencana oleh peneliti.
Penelitian tindakan kelas memiliki tiga
ciri pokok menurut Sukardi( 2010;110),yaitu:
1.
Inkuri
reflektif, penelitian tindakan kelas berangkat dari
permasalahan pembelajaran riil yang sehari-hari dihadapi guru dan siswa.
2.
Kolaboratif,
upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri
oleh peneliti di luar kelas tetapi berkolaborasi dengan guru.
3.
Reflektif,
penelitian tindakan kelas mempunyai ciri hkusus yaitu sifat reflektif yang
berkelanjutan.
Penelitian
tindakan kelas mempunyai beberapa karakteristik yang berbeda bila dibandingkan
dengan penelitian formal lainya. Beberapa karakteristik penting tersebut
sebagai berikut:
a.
Kritik refleksi
yaitu suatu upaya evaluasi atau penilaian dan refleks ini perlu adanya kritik
sehingga dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap perubahan – perubahan .
b.
Kritik dialektif
yaitu kritik terhadap fenomena yang diteliti dalam suatu pemeriksaan.
c.
Kolaborasi yaitu
PTK diadakan dengan adanya hadir suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain
seperti atasa sejawat atau kolega.
d.
Resiko yaitu
adanya kemungkinan melesetnya hipotesis dan adanya tuntutan untuk melakukan
suatu transformasi dalam proses penilaian.
e.
Susunan jamak
yaitu PTK bersifat dialektis,reflektif, partisipasi atau kolaboratif dan
berkaitan dengan adanya pandangan bahwa penomena yang diteliti harus mencakup
semua komponen pokok supaya bersifat komperhensif.
f.
Internalisasi
teori dan praktek yaitu PTK memiliki dua tahap yang berlainan yang saling
mendukung transformasi.
Tujuan secara umum
penelitian tindakan ( Sukardi ,2003;212) adalah sebagai berikut:
1.
Merupakan salah
satu cara strategis guna memperbaiki layanan maupun hasil kerja dalam suatu
lembaga.
2. Mengembangkan
rencana tindakan guna meningkatkan apa yang telah dilakukan sekarang .
3. Mewujudkan
proses penelitian yang mempunyai manfaat ganda baik bagi peneliti yang dalam
hal ini mereka memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalahan, maupun
pihak subjek yang diteliti dalam mendapatkan manfaat langsung dari adanya
tindakan nyata.
4. Tercapainya
konteks pembelajaran dari pihak yang terlbat, yaitu peneliti dan para subjek
yang diteliti.
5. Timbulnya
budaya peneliti yang terkait dengan prinsip sambil bekerja dapat melakukan
penelitian di bidang yang ditekuninya.
6. Timbulnya
kesadaran pada subjek yang diteliti sebagai akibat adanya tindakan nyata untuk
meningkatkan kualitas.
7. Diperolehnya
pengalaman yang berkaitan erat dengan usaha peningkatan kualitas secara
profesional maupun akademis.
Berdasarkan pendapat ahli
pendidikan di atas, maka implikasinya dalam penelitian tindakan ini pada
kenyataanya dapat dilakukan secara kolaborasi artinya peneliti dapat
berkolaborasi atau kerjasama dengan guru /Kober sebagai mitra dalam penelitian
yang bertujuan untuk membantu meningkatkan pengalaman atau kualitas pendidikan
pada pembelajaran di kelas,sehingga dinamakan penelitian tindakan yang bersifat
kolaboratif.
Penelitian
yang dilakukan terdiri dari dua siklus, kegiatan dari setiap siklus terdiri
dari tiga kegiatan pokok yaitu perencanaan(plan),
tindakan pelaksanaan(action),observasi(observation), dan refleksi(refletive). Langkah-langkah PTK yang
digunakan diadaptasi dari alur PTK menggunakan model Lewin menurut Elliot yang
dapat dilihat pada bagan berikut :
sekripsi lain klik :
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
|
|
|
|
|
Bagan.3.1
Model Penelitian
Lewin Menurut Elliot
PTK
menurut Eliot dimulai dengan identifikasi masalah yang terjadi di kelas,artinya
guru harus mengetahui tentang apa yang terjadi dikelasnya. Setelah masalah
teridentifikasi, maka penelitian berikutnya dilakukan dengan pemeriksaan di
kelas dan guru sebagai peneliti biasanya dapat merasakan langsung atau dapat
teramati secara langsung.
C. Rancangan Tindakan
Berdasarkan data
awal dari hasil observasi maka dilanjutkan dengan pembuatan rancangan tahapan
pembelajaran yang tercantum dalam skenario pembelajaran dalam dua siklus
tersebut serta penyediaan media yang akan digunakan sebagai pelaksanaan
tindakan di Kober ASY-SYIFA pada anak kelompok B.Tahapan rancangan pembelajaran
dengan penerapan tindakan yang dilaksanakan dibagi menjadi dua siklus tersebut
adalah sebagai berikut:
a.
Perencanaan ( planning)
Berdasarkan
penelitian awal diketahui bahwa kemampuan motorik halus anak masih rendah. Hal
ini terlihat dalam proses maupun hasil belajar melalui latihan-latihan dengan
pemberian tugas pada kegiatan menulis permulaan seperti memegang pensil,
menulis huruf secara langsung, mewarnai gambar melipat kertas, dan sebagainya
anak kurang kreatif kemampuan anak dalam mengkoordinasikan gerakan jari tangan
serta mata masih kurang.Guru jarang memberikan metode dan strategi pembelajaran
lainya yang bisa memotivasi belajar anak untuk tertarik mengembangknan latihan
– latihan kegiatan motorik halus.Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas
sebagai upaya mengatasi permasalahan tersebut, maka digunakan salah satu
strategi sebagai alternatif pembelajaran yaitu kegiatan menjahit jelujur dalam
upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
Perencanaan
pembelajaran yang akan dilakukan dalam penelitian diatas antara lain:
1.
Menentukan kelas
dan waktu penelitian
2.
Mendiskusikan dan
menyusun pedoman untuk melakukan aktivitas pembelajaran motorik halus
3.
Membuat skenario
rencana pembelajaran kemampuan motorik halus melalui kegiatan menjahit jelujur
ini dibuat untuk setiap siklus, tahapan tersebut yaitu:
o
Tahap memegang sesuatu
dengan ibu jari dan telunjuk
o
Tahap latihan
menggunakan jari tangan
o
Tahap penerapan
tekhnik menjahit jelujur
o
Tahap memegang
benang /jarum dan menjahit jelujur dengan benar
4.
Membuat pedoman
observasi untuk mencatat kemampuan anak dalam proses dan hasil pembelajaran
motorik halus melalui kegiatan menjahit jelujur.
5.
Membuat tes
kemampuan motorik halus sebagai evaluasi apakah kegiatan dengan tekhnik
menjahit jelujur dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
b.
Pelaksanaan
Tindakan.
Tahap dimana guru memberikan
tindakan pada anak dan memantau dalam proses pelaksanaan tindakan kemudian
diikuti dengan refleksi yaitu tes kemampuan motorik halus.
c.
Pengamatan ( Observing)
Tahap dilakukan perekaman data yang meliputi
proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan dilaksanakanya pengamatan
ini adalah untuk mengumpulkan data hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan
dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.
d.
Merefleksikan ( reflecting )
Tahap ini
dilakukan refleksi dengan analisis data mengenai proses masalah dan hambatan
yang dijumpai sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilaksanakan telah
mencapai tujuan atau belum. Jika belum tercapai maka peneliti segera menyusun
rencana selanjutnya.
Pelaksanaan siklus
ini dilakukan kembali jika hasil dan proses yang diperoleh belum memuaskan.
Maka kemungkinan besar akan dilaksanakan lebih dari satu siklus. Siklus ini
akan dihentikan sampai sudah dapat mengatasi masalah dan kondisi yang di
harapkan sesuai aturan tertentu. Merefleksikan ( reflecting )
Tahap dilakukan
refleksi dengan analisis data mengenai proses masalah dan hambatan yang
dijumpai sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilaksanakan telah
mencapai tujuan atau belum. Jika belum tercapai maka peneliti segera menyusun
rencana selanjutnya.
Pelaksanaan siklus
ini dilakukan kembali jika hasil dan proses yang diperoleh belum memuaskan.
Maka kemungkinan besar akan dilaksanakan lebih dari satu siklus. Siklus ini
akan dihentikan sampai sudah dapat mengatasi masalah dan kondisi yang di
harapkan sesuai aturan tertentu.
D. Desain dan Prosedur Tindakan
Penelitian
dan tindakan kelas dilaksanakan dengan dua siklus, tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai
dengan perubahan partisipasi dan kompetensi yang dicapai berdasarkan
perencanaan yang telah didesain sebelumnya.
Untuk
mengetahui kompetensi dan hasil dari metode tersebut dilakukan prosedur
penilaian serta kemampuan anak dalam berkomunikasi dengan guru selanjutnya
didiskusikan dengan guru lain yang mengamati terhadap kegiatan yang
dilaksanakan untuk didiskusikan hasilnya dengan tujuan sebagai perbaikan.
Sedangkan
untuk mengetahui partisipasi anak dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
dilakukan pengamatan keterlibatan anak selama proses kegiatan berlangsung di
sekolah.
Agar
pelaksanaan tindakan dapat tepat sasaran, maka tindakan tersebut perlu
direncanakan sebelumnya.Menurut Kasihani/Kabolah tindakan tersebut adalah
sebagai berikut :
a.
Penetapan Kriteria
Keberhasilan Tindakan
Penetapan
kriteria untuk menentukan tingkat keberhasilan pemecahan masalah sebagai akibat
dilakukanya suatu tindakan merupakan suatu hal yang sangat perlu. Jika kriteria
tersebut tidak ditentukan suatu hal yang sangat perlu.Jika kriteria tersebut
tidak ditentukan sejak awal,ada kemungkinan diakhir pelaksanaan tindakan
peneliti tidak dapat menentukan secara pasti apakah yang dilakukan membawa
dampak atau tidak.
sekripsi lain klik :
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
b.
Penetapan Jenis
Tindakan
Penetapan
jenis tindakan apa yang dilakukan harus mengacu kepada kajian teori yang telah
diajukan, kemampuan guru untuk melaksanakan, kondisi siswa, ketersediaan sarana,
iklim belajar dikelas dan iklim sekolah pada umumnya.
c.
Penetapan Teknik
Pengumpulan Data
Alat
pengumpulan data termasuk salah satu hal yang direncanakan.Ketepatan penggunaan
alat pengumpul data yang diperolehnya.Alat tersebut akan digunakan untuk
mengamati dan mencatat semua informasi yang terjadi selama tindakan berlangsung
. Kareana pengumpulan data dalam PTK banyak berkaitan dengan angket dan
observasi,maka pedoman observasi seperti daftar cek, rating scale dan
sejenisnya, perlu dipersiapkan sebelum penelitian dilaksanakan.
d.
Penetapan Teknik
Analisis Data
Teknik
analisis data apa yang digunakan sangat ditentukan oleh macam data yang telah
dikumpulkan.Apabila data yang terkumpul merupakan data kualitatif,maka perlu
disiapkan teknik analisis kualitatif.Apabila data yang terkumpul data
kuantitatif, maka perlu dipersiapkan teknik analisis tersebut. Berkaitan teknis
analisis data kuantitatif, menurut Soli Abimanyu (Sujati,2000:4) mengemukakan
adanya tiga langkah penting dalam menganalisis data, yaitu reduksi data,
display data, dan vervikasi. Reduksi data berkaitan dengan proses
seleksi-seleksi dan memfokuskan data. Display data adalah memadukan berbagai
informasi secara terorganisasi yang memungkinkan penelitian untuk mengambil
keputusan dan tindakan berikutnya.Kesimpulan dan verifikasi dapat dicapai
apabila apabila peneliti mampu memberi makna terhadap data, menghubungkan
antara penomena yang satu dengan yang lain sehingga nampak adanya hubungan
kausal antara berbagai fenomena.
Adapun operasional rencana tindakan dalam
PTK ini dijabarkan sebagai berikut :
1.
Siklus
I
a.
Perencanaan
Tindakan
Penelitian dilakukan pada anak kelompok B
di Kober ASY-SYIFA Desa Kaso Kec.
Tambaksari Kab. Ciamis yang berjumlah sepuluh anak. Metode yang diambil dalam
penerapan pembelajaran yaitu meningkatkan perkembangan motorik halus anak
melalui metode demonstrasi dengan tema alat
komunikasi.
Adapun
rencana tindakan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi
masalah pembelajaran .
2.
Membuat SKM(
Satuan Kegiatan Mingguan) Dan RKH ( Rencana Kegiatan Harian )
3.
Mempersiapkan
media pembelajaran.
4.
Mempersiapkan
materi pembelajaran untuk dibagikan kepada anak .
5.
Penyiapan
instrumen observasi pembelajaran
6.
Penyiapan
instrumen refleksi pembelajaran
7.
Mempersiapkan dan
menentukan lokasi pembelajaran yang sesuai dengan tema pada hari itu.
b.
Pelaksanaan
Tindakan dan Observasi
1.
Tahapan
pelaksanaan dalam siklus satu dilaksanakan proses belajar mengajar dengan
kegiatan menjahit jelujur guru memberikan contoh cara memegang benang dan
memasukan pada pada karton yang sudah dilubangi.
2.
Anak diberi tugas
melakukan kegiatan menjahit jelujur pada karton yang sudah di lubangi.
3.
Peneliti
memberikan bimbingan secara individu kepada anak yang belum mampu melakukan
kegiatan menjahit jelujur.
4.
Anak menyelesaikan tugas yang diberikan
Dalam tahap ini dilakukan pengamatan/observasi
terhadap pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan lembar pengamatan yang
telah disiapkan.Kriteria keberhasilan tindakan adalah anak mampu memegang
memegang benang dengan benar, dapat menjahit jelujur dengan baik dan mampu
menyelesaikan tugas yang diberikan dengan mempunyai kemampuan bintang empat/ berkembang sesuai
harapan (BSH).
c.
Evaluasi dan Refleksi
Tahapan refleksi pada siklus satu
merupakan kegiatan untuk mengemukakan apa yang sudah dilakukan. Kegiatan
mengevaluasi, analisis, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut
dalam perencanaan siklus selanjutnya.
Berdasarkan
hasil penelitian ini dapat mengetahui titik kelemahan maupun kelebihan sehingga
dapat menentukan upaya perbaikan pada
siklus berikutnya.
2. Siklus II
a.
Perencanaan
Adapun
rencana tindakan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi
masalah pembelajaran hasil refleksi pada siklius 1.
2.
Membuat SKM(
Satuan Kegiatan Mingguan) Dan RKH ( Rencana Kegiatan Harian )
3.
Mempersiapkan
media pembelajaran.
4.
Mempersiapkan
materi pembelajaran untuk dibagikan kepada anak .
5.
Penyiapan
instrumen observasi pembelajaran
6.
Penyiapan
instrumen refleksi pembelajaran
7.
Mempersiapkan dan
menentukan lokasi pembelajaran yang sesuai dengan tema pada hari itu.
b.
Pelaksanaan
Tindakan dan Observasi
1.
Tahapan
pelaksanaan dalam siklus satu dilaksanakan proses belajar mengajar dengan menjahit
jelujur guru memberikan contoh cara memegang pita ,memasukan pita pada piring kertas yang sudah di lubagi membentuk
pola .
2.
Anak diberi tugas
melakukan kegiatan menjahit jelujur sesuai dengan pola.
3.
Guru memberikan
bimbingan secara individu pada anak yang belum mampu melakukan kegiatan menjahit
jelujur.
4.
Anak menyelesaikan tugas yang diberikan
Dalam tahap ini dilakukan pengamatan/observasi
terhadap pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan lembar pengamatan yang
telah disiapkan.Kriteria keberhasilan tindakan adalah anak mampu memegang
benang dengan benar, dapat menjahit jelujur sesuai dengan pola dan mampu
menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik dengan indikator adanya
peningkatan kemampuan motorik halus dan kreatifitas pada anak dari kegiatan
siklus satu, pada kegiatan siklus dua anak memiliki kemampuan bintang empat/ berkembang
sesuai harapan (BSH) mencapai 75 %.
c.
Evaluasi dan Refleksi
Tahapan refleksi pada siklus dua
merupakan kegiatan untuk mengemukakan apa yang sudah dilakukan. Kegiatan
mengevaluasi, analisis, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut
dalam perencanaan siklus selanjutnya.
Berdasarkan
hasil penelitian ini dapat mengetahui perkembangan kemampuan motorik halus yang
dimiliki anak sehingga dapat menentukan
perlu tidaknya upaya perbaikan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan
hasil penelitian ini dapat mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus melalui metode demonstrasi
tekhnik menjahit jelujur pada anak yang dimiliki anak apakah ada peningkatan setelah dilakukan
tindakan siklus dua. Alat yang digunakan dalam kegiatan refleksi adalah alat instrumen penelitian. Penulis bersama supervisor
melaksanakan kegiatan refleksi dengan sumber informasi berasal dari data-data
berupa lembar observasi dan wawancara.Data-data tersebut dianalisis dengan
teknik deskripsi, antara lain rata-rata, persentase dan sebagainya.
Siklus
kegiatan PTK dapat di gambarkan sebagai berikut:
|
sekripsi lain klik :
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
Bagan
3.2
Alur
Penelitian Tindakan Kelas
E. Sumber Data
Data dilengkapi
proses dan hasil yang dicapai, maka
peneliti menggunakan tekhnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi.
a.
Observasi
Observasi yang digunakan adalah observasi partisipan. Teknik ini
dilakukan karena peneliti turut ambil bagian atau berada dalam keadaan objek
yang di observasi, sambil melakukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang
dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi partisipan ini maka diperoleh
data yang lengkap sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap pelaku.
b.
Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh data yang lebih rinci dan untuk
melengkapi data hasil observasi berkaitan dengan program peningkatan kemampuan
motorik halus anak selama ini, hambatan yang dialami dan upaya yang sudah
dilaksanakan oleh guru. Wawancara dengan pengelola Kober berkaitan dengan
keberadaan Kober dan program kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
c.
Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan kegiatan mencatat berbagai hasil temuan yang
sengaja dilihat di dengar, dialami dan diperkirakan yang dirasa penting untuk
dokumentasi dalam rangka pengumpulan data hasil penelitian. Catatan lapangan
ini berguna dalam menemukan pengetahuan serta teori yang didukung oleh data
kongkrit. Dari catatan lapangan diperoleh data deskrifsi yang menggambarkan
sebuah kejadian dalam proses pembelajaran secara umum, interaksi antar guru
dengan siswa aktivitas dan sikap anak selama kegiatan menjahit jelujur dalam
upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Dalam kegiatan ini segala
hasil temuan lalu didiskusikan dan disimpulkan oleh peneliti dengan guru
setelah pembelajaran berakhir.
d.
Dokumentasi
Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan berupa
dokumen tertulis dan foto.
F.
Tekhnik Pengumpulan Data
1.
Definisi Konseptual
Metode Demonstrasi adalah
suatu proses atau kejadian yang diperagakan oleh guru kepada siswa atau
memperlihatkan cara kerja suatu alat kepada siswa. Metode ini tidak hanya
digunakan untuk dilihat saja, tetapi digunakan untuk mengembangkan suatu pengertian,
mengemukakan suatu masalah, memperlihatkan penggunaan suatu prinsip, menguji kebenaran
suatu hukum yang diperoleh secara teoritis dan untuk memperkuat suatu
pengertian (re-inforcement).
Kegiatan menjahit jelujur di
Kober/PAUD merupakan suatu aktivitas kegiatan yang dilakukan sebagai latihan
agar jari anak menjadi luwes, melatih konsentrasi dan mempunyai kemampuan gerakan
koordinasi antara mata dan jari tangan untuk berkreasi serta berimajinasi.
2.
Definisi Operasional
Kemampuan motorik halus anak usia
dini merupakan hal yang sangat diperlukan agar anak dapat melaksanakan
perkembangan motorik selanjutnya baik itu motorik kasar maupun motorik halus. Dengan
upaya meningkatkan kemampuan motorik halus melalui metode demontrasi tekhnik
menjahit jelujur pada anak, maka
kemampuan motorik halus anak dalam kemampuan melakukan gerakan koordinasi
antara jari tangan dan mata, kemampuan berkreasi dan berimajinasi akan
meningkat berkembang sesuai dengan yang
diharapkan
3.
Kisi –Kisi Instrumen
Hambatan perkembangan motorik halus yang dialami anak dapat diberikan
tindakan lebih lanjut agar dapat di antisipasi dan untuk mengumpulkan data
mengenai kemampuan motorik halus yang dikuasai anak sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan sehingga dapat diketahui perkembangan yang dicapai anak,
maka diperlukan instrumen penelitian yang tepat agar masalah yang diteliti
terefleksi dengan baik.Instrumen penelitian ini dibuat dengan menggunakan skala
pengukuran yang bertujuan untuk mendapatkan nilai variable hasil yang lebih
tepat,jelas,efisien,dan komunikatif dalam bentuk centang/cheklist (˅). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
lembaran pedoman observasi,baik proses dan hasil tindakan, lembar tes kemampuan
motorik halus anak,lembar wawancara dan dokumentasi proses dan hasil karya
anak. Untuk mengetahui berhasil tidaknya dalam suatu proses belajar mengajar
dilakukan tes praktek. Tes praktek dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan motorik halus anak melalui tekhnik menjahit jelujur.Untuk melihat
berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran diadakan evaluasi akhir dan
pencatatan selama kegiatan berlangsung.
Siklus
“plan-act-observe-reflect” akan berlangsung terus sampai kriteria
keberhasilanya tercapai yaitu skor rata-rata kelas yang mendapat bintang empat
(BSH) mencapai 75%. Walaupun penelitian telah berlangsung sebanyak dua siklus, akan
terus dilanjutkan selama belum tercapai.
Instrumen untuk mengukur peningkatan hasil belajar anak ( variable yang
ditingkatkan ) akan dilakukan tes hasil belajar. Kisi-kisinya sebagai berikut :
Tabel.3.1
Tabel.
Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar
Nama
Anak
|
Indikator
|
Kemampuan Yang Dimiliki Anak
|
|||
BB
|
MB
|
BSH
|
BSB
|
||
1.
|
Kelenturan
|
||||
Koordinasi jari dan mata
|
|||||
Kreatifitas
|
|||||
Imajinasi
|
|||||
2.
|
Kelenturan
|
||||
Koordinasi jari dan mata
|
|||||
Kreatifitas
|
|||||
Imajinasi
|
|||||
3.
|
Kelenturan
|
||||
Koordinasi jari dan mata
|
|||||
Kreatifitas
|
|||||
Imajinasi
|
|||||
Dst...
|
4.
Jenis Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengamati pelaksanaan proses dan hasil
pembelajaran kemampuan motorik halus dalam penelitian ini antara lain:
a. Pedoman
Observasi
1.
Lembar Observasi pada
Tindakan
Lembar pedoman observasi digunakan untuk melihat aspek motorik halus
dalam proses dan hasil kegiatan menjahit jelujur yang mencakup aspek kelenturan
jari, kecepatan otot tangan, koordinasi mata dan tangan serta kekuatan pada
setiap tahapan dalam dua siklus yang terdiri dari beberapa item. Penilaian
proses dan hasil terdapat pada pedoman observasi penilaian. Lembaran observasi
ini terlihat dalam bentuk tabel dibawah ini :
Tabel.3.2
Lembar
Pedoman Observasi
No
|
Aspek
|
Indikator
|
Item
|
Nilai Skor
|
|||
*
|
* *
|
* * *
|
* *
* *
|
||||
1.
|
1.Kelenturan jari
tangan
2.Kreatifitas
3. Imajinasi
|
1.Anak dapat melengkungkan
telapak tangan membentuk cekungan
2. Anak dapat
menggunakan jari telunjuk dan ibu jari untuk memegang suatu benda dan
menggunakan jari tengah dan jari manis untuk kestabilan tangan
3. Anak dapat membuat
bentuk
|
1.Mampu memegang benang dan jarum dengan benar
2.Mampu memasukan
benang pada bahan sesuai dengan pola
3.Mampu menjahit jelujur sesuai dengan pola.
4.Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan
|
sekripsi lain klik :
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
2. Lembar Tes Kemampuan Motorik Halus Anak
Lembar tes kemampuan motorik halus adalah alat yang digunakan kisi-kisi
kemampuan motorik halus anak usia dini dalam penelitian ini terdapat empat item
dengan melihat pada bidang kemampuan motorik halus anak usia dini kelompok B
pada kurikulum Peraturan Mentri No.58 dan disesuaikan dengan perkembangan
motorik halus anak Depdiknas(2007) .Disesuaikan dengan kondisi dilapangan maka
perincianya terdapat dalam tabel di bawah ini, yaitu :
Tabel.3.3
Kisi-kisi Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 tahun
Variabel
|
Aspek
|
Indikator
|
Perkembangan
Motorik: Perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh
melalui kegiatan pusat syaraf,urat syaraf,dan ototyang terkoordinasi
|
Kemampuan
menggerakan jari tangan untuk kelenturan otot dan koordinasi pada suatu
kegiatan
|
1.Mampu memegang benang dan jarum dengan benar
2.Mampu memasukan
benang pada lubang pada bahan sesuai
dengan pola
3.Mampu menjahit jelujur sesuai dengan pola
4.Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan
|
Tabel.3.4
Lembar
Penilaian Anak
No
|
Nama Anak Didik
|
Nilai Perkembangan Anak
|
Jml
|
Persentase
|
Keterangan
Aspek Yang di Nilai
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||||
1.Mampu memegang benang dan jarum dengan benar
2.Mampu memasukan
benang pada lubang pada bahan sesuai
dengan pola
3.Mampu menjahit jelujur sesuai dengan pola.
4.Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan
|
||||||||
Jumlah
|
||||||||
Rata-Rata
|
Tabel.3.5
Persentase
Nilai Perkembangan Anak
Nilai
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Bintang 4
|
%
|
%
|
%
|
%
|
||||
Bintang 3
|
%
|
%
|
%
|
%
|
||||
Bintang 2
|
%
|
%
|
%
|
%
|
||||
Bintang 1
|
%
|
%
|
%
|
%
|
||||
Jumlah
|
%
|
%
|
%
|
%
|
3.
Lembar Wawancara
Lembar wawancara merupakan alat berupa
pertanyaan pertanyaan yang berlangsung secara lisan dua orang atau lebih
bertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi atau keterangan yang
dianggap dapat memberikan penjelasan mengenai pembelajaran motorik halus yang
dilakukan di Kober. Dalam penelitian ini yang diwawancarai yaitu guru kelas.
Lembar wawancara untuk guru seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel.3.6
Pedoman Wawancara Untuk Guru
No
|
Pertanyaan
|
Tanggapan
|
1
|
Bagaimana
cara meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak yang dilaksanakan ibu
guru ?
|
|
2.
|
Apakah
ibu guru pernah mengunakan teknik menjahit jelujur ?
|
|
3.
|
Bagaimana
tanggapan ibu guru tentang kegiatan pembelajaran menjahit jelujur ?
|
|
4.
|
Apakah
ibu guru selalu membimbing anak dalam kegiatan menjahit jelujur ?
|
b. Dokumentasi digunakan untuk mencatat
peristiwa yang terjadi di lapangan baik
dalam bentuk tulisan berupa catatan lapangan setiap siklus.
5.
Validasi Instrumen
Proses analisis data yang
dilakukan pada tindakan kelas ini berlangsung dari awal penelitian yaitu dari
observasi, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, sampai refleksi terhadap
tindakan.Kegiatan tindakan dilakukan secara berulang untuk memperoleh data guna
dianalisis. Setelah data terkumpul maka dianalisis berdasarkan studi literature
dengan menggunakan deskriftif kualitatif.Sedangkan data kuantitatif menggunakan
metode statistik dijelaskan melalui tabel data kemudian diprosentasikan untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui
kegiatan menjahit jelujur.
G.
Keabsahan Data
1.
Telaah Model Tindakan
Kriteria
tekhnik pemeriksaan keterpercayaan (trustworthiness)
studi yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah credibility
(kepercayaan), transferability
(keteralihan), dependability
(kebergantungan), compirmability (kepastian). Penerapan kepercayaan berfungsi
melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuanya
dapat dicapai dan dapat dipertunjukan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan
dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang
diteliti.
Tekhnik pemeriksaan keabsahan data
penelitian ditempuh dengan memperpanjang waktu keikut sertaan, melakukan
pengamatan secara terus menerus, melakukan tanya jawab dengan teman sejawat,
membuat bukti-bukti terstruktur,atau koheren, membuat referensi yang memadai,
dan menerapkan tekhnik triangulasi yang terdiiri dari peneliti,dan kolaborator
dengan menggunakan data berupa lembar pedoman observasi,dan lembar kerja yang
dilakukan anak.
Transferbility
(keteralihan) merupakan keabsahan hasil penelitian terhadap kelompok yang
diteliti.Tekhnik pemeriksaan keabsahan data penelitian dilakukan dengan
mengoleksi deskripsi data secara detail dan mengembangkan secara detail data
setiap konteks yang diteliti.
Dependability (kebergantungan) berkenaan
dengan keseimbangan data penelitian tekhnik pemeriksaan keabsahan data
dilakukan dengan metode yang overlaving yang sama artinya dengan proses
triangulasi dan mengadakan jejak audit.
Confirmability
(kepastian) berkenaan dengan kenetralan dan objektivitas data penelitian yang
dikumpulkan.Tekhnik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi dan membuat
refleksi.Setelah melaksanakan tindakan, peneliti dan kolaborator merefleksi
pemberian tindakan yang telah dilakukan dan memeriksa peningkatan kemampuan motorik
halus anak melalui penerapan metode demontrasi dengan model menjahit jelujur
berdasarkan lembar observasi dan hasil kegiatan anak.
sekripsi lain klik :
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
2. Validitas
Data
Validitas data
adalah kegiatan yang digunakan untuk memperjelas dan memperkuat data yang di
analisis. Untuk memperoleh data yang valid maka gambaran dengan peningkatan
kemampuan motorik halus anak maka dideskrifsikan, grafik kemudian ditarik
kesimpulan yang objektif. Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan
catatan lapangan.Dalam penelitian ini validitas data menggunakan tekhnik
Hopkins ( Wiraatmadja, 2007, 168-170) antara lain :
1.
Member
check yaitu dalam hal ini diperoleh dan dikompirmasikan
melalui diskusi dengan guru TK kelas B setiap akhir pelaksanaan tindakan .
2.
Expert
opinion yaitu mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada
pembimbing untuk memperoleh arahan terhadap masalah –masalah penelitian
perbaikan dan masukan sehingga dapat dipertanggungjawabkan serta dapat
meningkatkan derajat kepercayaan penelitian.
3.
Tahap-Tahap Penelitian
Tahapan dalam penelitian
ini terdiri dari :
a. Tahap Studi Pendahuluan
Tahap ini disebut tahap orientasi dan
memperoleh gambaran umum, Peneliti dengan bekal pengetahuan dasar , mencari
informasi sebagai pengamatan awal untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak
di Kober untuk kemudian merancang
tindakan yang dijadikan salah satu alternativ pemecahan masaalah.Berdasarkan
hasil pengamatan awal bahwa di Kober Asy-Syifa terdapat kelompok anak-anak yang
memiliki kemampuan motorik halus,kemampuan berkreatifitas dan kemampuan
berimajinasi rendah. Aktifitas anak dalam kemampuan menggunakan jari tanganya
pada kegiatan menjahit jelujur dilihat dari cara dan hasil menjahit jelujur
masih belum terampil kemampuanya masih rendah.Juga termasuk anak-anak yang
kurang kreatif. Atas dasar diskusi dengan guru maka disepakati akan diterapkan
kegiatan menjahit jelujur sebagai tindakan untuk mengatasi masalah anak di
Kober Asy-Syifa khususnya dikelompok B menyediakan media yang disesuaikan
dengan tahapan dan teknik menjahit jelujur untuk meningkatkan kemampuan anak
dalam mengkoordinasikan tangan serta jari tangan dan mata untuk persiapan pra
menulis kreatifitas dan imajinasi
b. Tahap Pelaporan Data
Tahap ini adalah pelaporan hasil
penelitian selama observasi sebagai-temuan-temuan penelitian di lapangan.Data
tersebut kemudian ditarik kesimpulan untuk mengetahui apakah dengan
diterapkanya kegiatan menjahit jelujur dapat meningkatkan kemampuan motorik
halus dan mengembangkan kreasi serta imajinasi anak sehingga mengalami
perubahan perubahan kearah yang lebih baik.
Tim kolaborasi
penelitian adalah teman sejawat guru kelas Kober Asy-Syifa Desa Kaso Kecamatan
Tambaksari. Proses kolaborasi dilakukan pada saat penulisan proposal penelitian
mengembangkan perangkat-perangkat pembelajaran. Pada saat-saat tertentu,
kolaborator ikut masuk kelas untuk membantu mengamati pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan metode demonstrasi dengan tekhnik menjahit jelujur, sebagai
variable bebas atau tindakan dalam PTK, dan pada akhir pembelajaran diadakan
diskusi singkat.Pada akhir minggu pertemuan kolaborasi kembali dilakukan untuk
menganalisis keberhasilan dan kegagalan penelitian dalam satu minggu, dan
merencanakan tindakan untuk minggu berikutnya.
Adapun yang menjadi tim kolaborasi tersebut
adalah sebagai berikut :
1.
Nama :
Sukaeti S.Pd
Jabatan :
Pengelola Kober
Peran :
Kolaborator/observer
2.
Nama :
Ining Kartini
Jabatan :
Guru Kober
Peran :
Kolaborator/observer
Fungsi kolaborator/observer memberikan
penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran dan mengobservasi hasil belajar, penilaian,
analisis data, evaluasi dan merefleksi, serta menyusun laporan hasil penelitian
tindakan kelas.
sekripsi lain klik :
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
H.
Rencana Jadwal Penelitian
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
|||
Pebruari |
Maret |
April |
Mei |
||
1.
|
Penyusunan
Proposal
|
||||
2.
|
Seminar
Proposal Skripsi
|
||||
3.
|
Penelitian
Lapangan
|
||||
Penelitian
Lapangan
|
|||||
Penelitian
Lapangan
|
|||||
4.
|
Analisis
dan Interpretasi
|
||||
5.
|
Penyusunan
Laporan Hasil Skripsi
|
||||
6.
|
Analisis
Laporan
|
||||
7.
|
Pengesahan
Laporan Skripsi
|
I. DAFTAR
PUSTAKA
Aswin Hadis,Fawzin (2003). Perkembangan
Anak Dalam Prespektif Pendidikan
Drs.Slamet Suyanto,M.Ed.
(2005) Dasar - Dasar Pendidikan Anak Usia
Dini Hikayat Publising
Sri Murtono,Drs. M.Pd.dkk (2007) Seni Budaya dan Keterampilan.Yudistira
http: // panduan guru .com/jenis-metode-pembelajaran-metode
demonstrasi
http:// panduan guru.com.Adg/macam-macam
– metode-pembelajaran.
http:// sewmamasew.com/blogs/2009/08/easy-hand-sewing-for-kids-early-years
Hainstock,ElzabethG.(1999) Metode
Pengajaran Montessori untuk Anak Pra-Sekolah.Jakarta Pustaka
Delapratasa
Kurikulum
TK dan RA (2004). Standar Kompetensi . Jakarta: Direktorat
Moeslichatoen
R.(1999),Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak.Jakarta Rineka Cipta Jakarta Depdikbud
Modul PLPG
Pendidikan Anak Usia Dini(2013),Konsorsium Sertifikasi Guru
Universitas Yogyakarta
Pendidikan
TK dan SD,Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah ,
Ray, Ayo Gibson Berkreasi, Jakarta Erlangga For Kids
Seri
Ayah Bunda. (2002). Balita dan Masalah Perkembanganya.Jakarta Gaya Pavorit Press
Seri
Ayah Bunda. ( 2002). Dari A Sampai Z tentang Perkembangan Anak Jakarta Gaya Pavorit Press
Yusep Nur Jatmika,Ragam
Aktifitas Untuk Playgroup. DIVA Press. 2012
No comments:
Post a Comment