Tuesday, January 9, 2018

SKRIPSI BAB III PENERAPAN METODE DEMONTRASI DENGAN KEGIATAN MENJAHIT JELUJUR GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.      Tempat dan Waktu Penelitian
            Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui metode demonstrasi dengan tekhnik menjahit jelujur  di kelompok B di Kelompok Bermain (Kober) ASY-SYIFA Desa Kaso Kec. Tambaksari Kab.Ciamis.
    Penelitian Tindakan Kelas  ini  dilaksanakan pada anak kelompok B di Kelompok Bermain (Kober) ASY-SYIFA Desa Kaso Kec. Tambaksari Kabupaten.Ciamis.waktu pelaksanaan semester II tahun ajaran 2013-2014.
            Rencana penelitian ini akan dilaksanakan pada anak kelompok B  di Kelompok Bermain (Kober) ASY-SYIFA Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kab.Ciamis Semester II tahun ajaran 2013-2014 yang terdiri dari sepuluh  anak.
1.        Faktor Yang Diteliti
            Faktor yang diteliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang diteliti adalah :
a.         Anak didik, yaitu kemampuan motorik halus yang dimiliki anak dan partisipasi anak dalam proses pembelajaran melalui metode demonstrasi tekhnik menjahit jelujur yang disesuaikan pada tema saat pembelajaran tersebut.
b.        Guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan metode demonstrasi tekhnik menjahit jelujur untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak  dalam proses  pembelajaran yang menyenangkan.
B.   Metode Penelitian
             Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya,secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penerapan metode demonstrasi dengan tekhnik menjahit jelujur,dalam mengembangkan kemampuan motorik halus pada anak Kober. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian kualitatif untuk mengetahui kondisi dan temuan-temuan yang ada dilapangan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan yang berasal dari bahasa action research.Menurut Sukardi (2003;2010) penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. Penelitian tindakan merupakan pengembangan penelitian terpakai atau applied research,dalam hal ini peneliti bersifat sebagai:
1.        Pemeran aktif kegiatan pokok;
2.        Agen perubahan;
3.        Subjek atau objek yang diteliti memperoleh manfaat dari hasil tindakan yang diberikan secara terencana oleh peneliti.
     Penelitian tindakan kelas memiliki tiga ciri pokok menurut Sukardi( 2010;110),yaitu:
1.        Inkuri reflektif, penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan pembelajaran riil yang sehari-hari dihadapi guru dan siswa.
2.        Kolaboratif, upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di luar kelas tetapi berkolaborasi dengan guru.
3.        Reflektif, penelitian tindakan kelas mempunyai ciri hkusus yaitu sifat reflektif yang berkelanjutan.
Penelitian tindakan kelas mempunyai beberapa karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan penelitian formal lainya. Beberapa karakteristik penting tersebut sebagai berikut:
a.         Kritik refleksi yaitu suatu upaya evaluasi atau penilaian dan refleks ini perlu adanya kritik sehingga dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap perubahan – perubahan .
b.        Kritik dialektif yaitu kritik terhadap fenomena yang diteliti dalam suatu pemeriksaan.
c.         Kolaborasi yaitu PTK diadakan dengan adanya hadir suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain seperti atasa sejawat atau kolega.
d.        Resiko yaitu adanya kemungkinan melesetnya hipotesis dan adanya tuntutan untuk melakukan suatu transformasi dalam proses penilaian.
e.         Susunan jamak yaitu PTK bersifat dialektis,reflektif, partisipasi atau kolaboratif dan berkaitan dengan adanya pandangan bahwa penomena yang diteliti harus mencakup semua komponen pokok supaya bersifat komperhensif.
f.          Internalisasi teori dan praktek yaitu PTK memiliki dua tahap yang berlainan yang saling mendukung transformasi.
Tujuan secara umum penelitian tindakan ( Sukardi ,2003;212) adalah sebagai berikut:
1.        Merupakan salah satu cara strategis guna memperbaiki layanan maupun hasil kerja dalam suatu lembaga.
2.      Mengembangkan rencana tindakan guna meningkatkan apa yang telah dilakukan sekarang .
3.      Mewujudkan proses penelitian yang mempunyai manfaat ganda baik bagi peneliti yang dalam hal ini mereka memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalahan, maupun pihak subjek yang diteliti dalam mendapatkan manfaat langsung dari adanya tindakan nyata.
4.      Tercapainya konteks pembelajaran dari pihak yang terlbat, yaitu peneliti dan para subjek yang diteliti.
5.      Timbulnya budaya peneliti yang terkait dengan prinsip sambil bekerja dapat melakukan penelitian di bidang yang ditekuninya.
6.      Timbulnya kesadaran pada subjek yang diteliti sebagai akibat adanya tindakan nyata untuk meningkatkan kualitas.
7.      Diperolehnya pengalaman yang berkaitan erat dengan usaha peningkatan kualitas secara profesional maupun akademis.
            Berdasarkan pendapat ahli pendidikan di atas, maka implikasinya dalam penelitian tindakan ini pada kenyataanya dapat dilakukan secara kolaborasi artinya peneliti dapat berkolaborasi atau kerjasama dengan guru /Kober sebagai mitra dalam penelitian yang bertujuan untuk membantu meningkatkan pengalaman atau kualitas pendidikan pada pembelajaran di kelas,sehingga dinamakan penelitian tindakan yang bersifat kolaboratif.
            Penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus, kegiatan dari setiap siklus terdiri dari tiga kegiatan pokok yaitu perencanaan(plan), tindakan pelaksanaan(action),observasi(observation), dan refleksi(refletive). Langkah-langkah PTK yang digunakan diadaptasi dari alur PTK menggunakan model Lewin menurut Elliot yang dapat dilihat pada bagan berikut :



















Identifikasi Masalah
 
 
Memeriksa dilapangan
(Reconnaissancee)
 
 


 



Monitor,Implementation& effect
 
            








 






Revisi Rencana Umum
 
Reconnaisannce
 
                                                                                  








 


                                          



Bagan.3.1
Model Penelitian Lewin Menurut Elliot


            PTK menurut Eliot dimulai dengan identifikasi masalah yang terjadi di kelas,artinya guru harus mengetahui tentang apa yang terjadi dikelasnya. Setelah masalah teridentifikasi, maka penelitian berikutnya dilakukan dengan pemeriksaan di kelas dan guru sebagai peneliti biasanya dapat merasakan langsung atau dapat teramati secara langsung.

C.   Rancangan Tindakan
Berdasarkan data awal dari hasil observasi maka dilanjutkan dengan pembuatan rancangan tahapan pembelajaran yang tercantum dalam skenario pembelajaran dalam dua siklus tersebut serta penyediaan media yang akan digunakan sebagai pelaksanaan tindakan di Kober ASY-SYIFA pada anak kelompok B.Tahapan rancangan pembelajaran dengan penerapan tindakan yang dilaksanakan dibagi menjadi dua siklus tersebut adalah sebagai berikut:
a.        Perencanaan ( planning) 
Berdasarkan penelitian awal diketahui bahwa kemampuan motorik halus anak masih rendah. Hal ini terlihat dalam proses maupun hasil belajar melalui latihan-latihan dengan pemberian tugas pada kegiatan menulis permulaan seperti memegang pensil, menulis huruf secara langsung, mewarnai gambar melipat kertas, dan sebagainya anak kurang kreatif kemampuan anak dalam mengkoordinasikan gerakan jari tangan serta mata masih kurang.Guru jarang memberikan metode dan strategi pembelajaran lainya yang bisa memotivasi belajar anak untuk tertarik mengembangknan latihan – latihan kegiatan motorik halus.Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas sebagai upaya mengatasi permasalahan tersebut, maka digunakan salah satu strategi sebagai alternatif pembelajaran yaitu kegiatan menjahit jelujur dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
Perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan dalam penelitian diatas antara lain:
1.        Menentukan kelas dan waktu penelitian
2.        Mendiskusikan dan menyusun pedoman untuk melakukan aktivitas pembelajaran motorik halus
3.        Membuat skenario rencana pembelajaran kemampuan motorik halus melalui kegiatan menjahit jelujur ini dibuat untuk setiap siklus, tahapan tersebut yaitu:
o    Tahap memegang sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk
o    Tahap latihan menggunakan jari tangan
o    Tahap penerapan tekhnik menjahit jelujur
o    Tahap memegang benang /jarum dan menjahit jelujur dengan benar
4.        Membuat pedoman observasi untuk mencatat kemampuan anak dalam proses dan hasil pembelajaran motorik halus melalui kegiatan menjahit jelujur.
5.        Membuat tes kemampuan motorik halus sebagai evaluasi apakah kegiatan dengan tekhnik menjahit jelujur dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
b.        Pelaksanaan Tindakan.
Tahap dimana guru memberikan tindakan pada anak dan memantau dalam proses pelaksanaan tindakan kemudian diikuti dengan refleksi yaitu tes kemampuan motorik halus.
c.         Pengamatan ( Observing)
 Tahap dilakukan perekaman data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan dilaksanakanya pengamatan ini adalah untuk mengumpulkan data hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.
d.        Merefleksikan ( reflecting )
Tahap ini dilakukan refleksi dengan analisis data mengenai proses masalah dan hambatan yang dijumpai sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan atau belum. Jika belum tercapai maka peneliti segera menyusun rencana selanjutnya.
Pelaksanaan siklus ini dilakukan kembali jika hasil dan proses yang diperoleh belum memuaskan. Maka kemungkinan besar akan dilaksanakan lebih dari satu siklus. Siklus ini akan dihentikan sampai sudah dapat mengatasi masalah dan kondisi yang di harapkan sesuai aturan tertentu. Merefleksikan ( reflecting )
Tahap dilakukan refleksi dengan analisis data mengenai proses masalah dan hambatan yang dijumpai sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan atau belum. Jika belum tercapai maka peneliti segera menyusun rencana selanjutnya.
Pelaksanaan siklus ini dilakukan kembali jika hasil dan proses yang diperoleh belum memuaskan. Maka kemungkinan besar akan dilaksanakan lebih dari satu siklus. Siklus ini akan dihentikan sampai sudah dapat mengatasi masalah dan kondisi yang di harapkan sesuai aturan tertentu.

D.    Desain dan Prosedur  Tindakan

Penelitian dan tindakan kelas dilaksanakan dengan dua  siklus, tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan partisipasi dan kompetensi yang dicapai berdasarkan perencanaan yang telah didesain sebelumnya.
Untuk mengetahui kompetensi dan hasil dari metode tersebut dilakukan prosedur penilaian serta kemampuan anak dalam berkomunikasi dengan guru selanjutnya didiskusikan dengan guru lain yang mengamati terhadap kegiatan yang dilaksanakan untuk didiskusikan hasilnya dengan tujuan sebagai perbaikan.
Sedangkan untuk mengetahui partisipasi anak dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dilakukan pengamatan keterlibatan anak selama proses kegiatan berlangsung di sekolah.
Agar pelaksanaan tindakan dapat tepat sasaran, maka tindakan tersebut perlu direncanakan sebelumnya.Menurut Kasihani/Kabolah tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
a.         Penetapan Kriteria Keberhasilan Tindakan
Penetapan kriteria untuk menentukan tingkat keberhasilan pemecahan masalah sebagai akibat dilakukanya suatu tindakan merupakan suatu hal yang sangat perlu. Jika kriteria tersebut tidak ditentukan suatu hal yang sangat perlu.Jika kriteria tersebut tidak ditentukan sejak awal,ada kemungkinan diakhir pelaksanaan tindakan peneliti tidak dapat menentukan secara pasti apakah yang dilakukan membawa dampak atau tidak.

b.        Penetapan Jenis Tindakan
Penetapan jenis tindakan apa yang dilakukan harus mengacu kepada kajian teori yang telah diajukan, kemampuan guru untuk melaksanakan, kondisi siswa, ketersediaan sarana, iklim belajar dikelas dan iklim sekolah pada umumnya.
c.         Penetapan Teknik Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data termasuk salah satu hal yang direncanakan.Ketepatan penggunaan alat pengumpul data yang diperolehnya.Alat tersebut akan digunakan untuk mengamati dan mencatat semua informasi yang terjadi selama tindakan berlangsung . Kareana pengumpulan data dalam PTK banyak berkaitan dengan angket dan observasi,maka pedoman observasi seperti daftar cek, rating scale dan sejenisnya, perlu dipersiapkan sebelum penelitian dilaksanakan.
d.        Penetapan Teknik Analisis Data
Teknik analisis data apa yang digunakan sangat ditentukan oleh macam data yang telah dikumpulkan.Apabila data yang terkumpul merupakan data kualitatif,maka perlu disiapkan teknik analisis kualitatif.Apabila data yang terkumpul data kuantitatif, maka perlu dipersiapkan teknik analisis tersebut. Berkaitan teknis analisis data kuantitatif, menurut Soli Abimanyu (Sujati,2000:4) mengemukakan adanya tiga langkah penting dalam menganalisis data, yaitu reduksi data, display data, dan vervikasi. Reduksi data berkaitan dengan proses seleksi-seleksi dan memfokuskan data. Display data adalah memadukan berbagai informasi secara terorganisasi yang memungkinkan penelitian untuk mengambil keputusan dan tindakan berikutnya.Kesimpulan dan verifikasi dapat dicapai apabila apabila peneliti mampu memberi makna terhadap data, menghubungkan antara penomena yang satu dengan yang lain sehingga nampak adanya hubungan kausal antara berbagai fenomena.
      Adapun operasional rencana tindakan dalam PTK ini dijabarkan sebagai berikut :
1.        Siklus I
a.         Perencanaan Tindakan
    Penelitian dilakukan pada anak kelompok B di Kober ASY-SYIFA   Desa Kaso Kec. Tambaksari Kab. Ciamis yang berjumlah sepuluh anak. Metode yang diambil dalam penerapan pembelajaran yaitu meningkatkan perkembangan motorik halus anak melalui metode demonstrasi  dengan tema alat komunikasi.
Adapun rencana tindakan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.        Mengidentifikasi masalah pembelajaran .
2.        Membuat SKM( Satuan Kegiatan Mingguan) Dan RKH ( Rencana Kegiatan Harian )
3.        Mempersiapkan media pembelajaran.
4.        Mempersiapkan materi pembelajaran untuk dibagikan kepada anak .
5.        Penyiapan instrumen observasi pembelajaran
6.        Penyiapan instrumen refleksi pembelajaran
7.        Mempersiapkan dan menentukan lokasi pembelajaran yang sesuai dengan tema pada hari itu.
b.        Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
1.        Tahapan pelaksanaan dalam siklus satu dilaksanakan proses belajar mengajar dengan kegiatan menjahit jelujur guru memberikan contoh cara memegang benang dan memasukan pada pada karton yang sudah dilubangi.
2.        Anak diberi tugas melakukan kegiatan menjahit jelujur pada karton yang sudah di lubangi.
3.        Peneliti memberikan bimbingan secara individu kepada anak yang belum mampu melakukan kegiatan menjahit jelujur.
4.         Anak menyelesaikan tugas yang diberikan
 Dalam tahap ini dilakukan pengamatan/observasi terhadap pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan.Kriteria keberhasilan tindakan adalah anak mampu memegang memegang benang dengan benar, dapat menjahit jelujur dengan baik dan mampu menyelesaikan tugas yang diberikan dengan mempunyai  kemampuan bintang empat/ berkembang sesuai harapan (BSH).                 
c.      Evaluasi dan Refleksi
            Tahapan refleksi pada siklus satu merupakan kegiatan untuk mengemukakan apa yang sudah dilakukan. Kegiatan mengevaluasi, analisis, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat mengetahui titik kelemahan maupun kelebihan sehingga dapat menentukan upaya perbaikan pada  siklus berikutnya.

2.    Siklus II
a.    Perencanaan
Adapun rencana tindakan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.             Mengidentifikasi masalah pembelajaran hasil refleksi pada siklius 1.
2.             Membuat SKM( Satuan Kegiatan Mingguan) Dan RKH ( Rencana Kegiatan Harian )
3.             Mempersiapkan media pembelajaran.
4.             Mempersiapkan materi pembelajaran untuk dibagikan kepada anak .
5.             Penyiapan instrumen observasi pembelajaran
6.             Penyiapan instrumen refleksi pembelajaran
7.             Mempersiapkan dan menentukan lokasi pembelajaran yang sesuai dengan tema pada hari itu.
b.        Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
1.             Tahapan pelaksanaan dalam siklus satu dilaksanakan proses belajar mengajar dengan menjahit jelujur guru memberikan contoh cara memegang pita ,memasukan pita pada  piring kertas yang sudah di lubagi membentuk pola .
2.             Anak diberi tugas melakukan kegiatan menjahit jelujur sesuai dengan pola.
3.             Guru memberikan bimbingan secara individu pada anak yang belum mampu melakukan kegiatan menjahit jelujur.
4.              Anak menyelesaikan tugas yang diberikan
 Dalam tahap ini dilakukan pengamatan/observasi terhadap pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan.Kriteria keberhasilan tindakan adalah anak mampu memegang benang dengan benar, dapat menjahit jelujur sesuai dengan pola dan mampu menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik dengan indikator adanya peningkatan kemampuan motorik halus dan kreatifitas pada anak dari kegiatan siklus satu, pada kegiatan siklus dua anak memiliki kemampuan bintang empat/ berkembang sesuai harapan (BSH) mencapai 75 %.                   
c.      Evaluasi dan Refleksi
            Tahapan refleksi pada siklus dua merupakan kegiatan untuk mengemukakan apa yang sudah dilakukan. Kegiatan mengevaluasi, analisis, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat mengetahui perkembangan kemampuan motorik halus yang dimiliki anak  sehingga dapat menentukan perlu tidaknya  upaya perbaikan pada  siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat mengetahui peningkatan  kemampuan motorik halus melalui metode demonstrasi tekhnik menjahit jelujur pada anak yang dimiliki anak  apakah ada peningkatan setelah dilakukan tindakan siklus dua. Alat yang digunakan dalam kegiatan refleksi adalah alat instrumen  penelitian. Penulis bersama supervisor melaksanakan kegiatan refleksi dengan sumber informasi berasal dari data-data berupa lembar observasi dan wawancara.Data-data tersebut dianalisis dengan teknik deskripsi, antara lain rata-rata, persentase dan sebagainya.
Siklus kegiatan PTK dapat di gambarkan sebagai berikut: 


Arrow: Left-Right: Orientasi Lapangan
 
Arrow: Right: Identifikasi Masalah
Observasi  Awal
 
                                                                                                         









Arrow: Right: Refleksi Hasil Data Studi  Pendahuluan

Arrow: Right: Rencana Pembelajaran Siklus I




Arrow: Right: Evaluasi Siklus I (Observasi)
 




                                                                    

Arrow: Right: Identifikasi HaL-Hal Yang Perlu Diperbaiki Pada Siklus II 

Arrow: Right: Analisis  Refleksi                                                                                       










Arrow: Right: Rencana Pembelajaran Pada Siklus II


Arrow: Right: Pelaksanaan Pada Siklus II




Arrow: Right: Evaluasi Siklus III
( Observasi)


Rectangle: Rounded Corners: EVALUASI  SELURUH TINDAKAN

 







Bagan 3.2
Alur Penelitian Tindakan Kelas
E.  Sumber  Data
           Data dilengkapi proses dan hasil yang dicapai, maka peneliti menggunakan tekhnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
a.    Observasi
           Observasi yang digunakan adalah observasi partisipan. Teknik ini dilakukan karena peneliti turut ambil bagian atau berada dalam keadaan objek yang di observasi, sambil melakukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi partisipan ini maka diperoleh data yang lengkap sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap pelaku.
b.        Wawancara                                                         
          Wawancara digunakan untuk memperoleh data yang lebih rinci dan untuk melengkapi data hasil observasi berkaitan dengan program peningkatan kemampuan motorik halus anak selama ini, hambatan yang dialami dan upaya yang sudah dilaksanakan oleh guru. Wawancara dengan pengelola Kober berkaitan dengan keberadaan Kober dan program kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
c.         Catatan lapangan
             Catatan lapangan merupakan kegiatan mencatat berbagai hasil temuan yang sengaja dilihat di dengar, dialami dan diperkirakan yang dirasa penting untuk dokumentasi dalam rangka pengumpulan data hasil penelitian. Catatan lapangan ini berguna dalam menemukan pengetahuan serta teori yang didukung oleh data kongkrit. Dari catatan lapangan diperoleh data deskrifsi yang menggambarkan sebuah kejadian dalam proses pembelajaran secara umum, interaksi antar guru dengan siswa aktivitas dan sikap anak selama kegiatan menjahit jelujur dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Dalam kegiatan ini segala hasil temuan lalu didiskusikan dan disimpulkan oleh peneliti dengan guru setelah pembelajaran berakhir.
d.        Dokumentasi
              Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan berupa dokumen tertulis dan foto.
F.   Tekhnik Pengumpulan Data
1.    Definisi Konseptual
             Metode Demonstrasi adalah suatu proses atau kejadian yang diperagakan oleh guru kepada siswa atau memperlihatkan cara kerja suatu alat kepada siswa. Metode ini tidak hanya digunakan untuk dilihat saja, tetapi digunakan untuk mengembangkan suatu pengertian, mengemukakan suatu masalah, memperlihatkan  penggunaan suatu prinsip, menguji kebenaran suatu hukum yang diperoleh secara teoritis dan untuk memperkuat suatu pengertian (re-inforcement).
            Kegiatan menjahit jelujur di Kober/PAUD merupakan suatu aktivitas kegiatan yang dilakukan sebagai latihan agar jari anak menjadi luwes, melatih konsentrasi dan mempunyai kemampuan gerakan koordinasi antara mata dan jari tangan untuk berkreasi serta berimajinasi.
2.    Definisi Operasional
           Kemampuan motorik halus anak usia dini merupakan hal yang sangat diperlukan agar anak dapat melaksanakan perkembangan motorik selanjutnya baik itu motorik kasar maupun motorik halus. Dengan upaya meningkatkan kemampuan motorik halus melalui metode demontrasi tekhnik menjahit jelujur  pada anak, maka kemampuan motorik halus anak dalam kemampuan melakukan gerakan koordinasi antara jari tangan dan mata, kemampuan berkreasi dan berimajinasi akan meningkat  berkembang sesuai dengan yang diharapkan

3.    Kisi –Kisi Instrumen
        Hambatan perkembangan motorik halus yang dialami anak dapat diberikan tindakan lebih lanjut agar dapat di antisipasi dan untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan motorik halus yang dikuasai anak sebelum dan sesudah dilakukan tindakan sehingga dapat diketahui perkembangan yang dicapai anak, maka diperlukan instrumen penelitian yang tepat agar masalah yang diteliti terefleksi dengan baik.Instrumen penelitian ini dibuat dengan menggunakan skala pengukuran yang bertujuan untuk mendapatkan nilai variable hasil yang lebih tepat,jelas,efisien,dan komunikatif dalam bentuk centang/cheklist (˅). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembaran pedoman observasi,baik proses dan hasil tindakan, lembar tes kemampuan motorik halus anak,lembar wawancara dan dokumentasi proses dan hasil karya anak. Untuk mengetahui berhasil tidaknya dalam suatu proses belajar mengajar dilakukan tes praktek. Tes praktek dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak melalui tekhnik menjahit jelujur.Untuk melihat berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran diadakan evaluasi akhir dan pencatatan selama kegiatan berlangsung.
Siklus “plan-act-observe-reflect” akan berlangsung terus sampai kriteria keberhasilanya tercapai yaitu skor rata-rata kelas yang mendapat bintang empat (BSH) mencapai 75%. Walaupun penelitian telah berlangsung sebanyak dua siklus, akan  terus dilanjutkan selama belum tercapai.
           Instrumen untuk mengukur peningkatan hasil belajar anak ( variable yang ditingkatkan ) akan dilakukan tes hasil belajar. Kisi-kisinya sebagai berikut :

Tabel.3.1
Tabel. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar

Nama Anak
 Indikator
Kemampuan  Yang Dimiliki Anak
BB
MB
BSH
BSB
1.
Kelenturan




Koordinasi jari dan mata




Kreatifitas




Imajinasi




2.
Kelenturan




Koordinasi jari dan mata




Kreatifitas




Imajinasi




3.
Kelenturan




Koordinasi jari dan mata




Kreatifitas




Imajinasi




Dst...








4.    Jenis Instrumen
           Instrumen yang digunakan untuk mengamati pelaksanaan proses dan hasil pembelajaran kemampuan motorik halus dalam penelitian ini antara lain:
a.    Pedoman Observasi
1.    Lembar Observasi pada Tindakan
             Lembar pedoman observasi digunakan untuk melihat aspek motorik halus dalam proses dan hasil kegiatan menjahit jelujur yang mencakup aspek kelenturan jari, kecepatan otot tangan, koordinasi mata dan tangan serta kekuatan pada setiap tahapan dalam dua siklus yang terdiri dari beberapa item. Penilaian proses dan hasil terdapat pada pedoman observasi penilaian. Lembaran observasi ini terlihat dalam bentuk tabel dibawah ini :
Tabel.3.2
Lembar Pedoman Observasi

No
Aspek
Indikator
Item
Nilai Skor
*
* *
* * *
* *
* *
1.
1.Kelenturan jari tangan
2.Kreatifitas
3. Imajinasi

1.Anak dapat melengkungkan telapak tangan membentuk cekungan
2. Anak dapat menggunakan jari telunjuk dan ibu jari untuk memegang suatu benda dan menggunakan jari tengah dan jari manis untuk kestabilan tangan
3. Anak dapat membuat bentuk
1.Mampu memegang  benang dan jarum dengan benar
2.Mampu memasukan benang  pada bahan sesuai dengan pola
3.Mampu  menjahit jelujur  sesuai dengan pola.
4.Mampu  menyelesaikan tugas  yang diberikan






2.     Lembar Tes Kemampuan Motorik Halus Anak
             Lembar tes kemampuan motorik halus adalah alat yang digunakan kisi-kisi kemampuan motorik halus anak usia dini dalam penelitian ini terdapat empat item dengan melihat pada bidang kemampuan motorik halus anak usia dini kelompok B pada kurikulum Peraturan Mentri No.58 dan disesuaikan dengan perkembangan motorik halus anak Depdiknas(2007) .Disesuaikan dengan kondisi dilapangan maka perincianya terdapat dalam tabel di bawah ini, yaitu :

Tabel.3.3
               Kisi-kisi Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 tahun

Variabel
Aspek
Indikator

Perkembangan Motorik: Perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh melalui kegiatan pusat syaraf,urat syaraf,dan ototyang terkoordinasi

Kemampuan menggerakan jari tangan untuk kelenturan otot dan koordinasi pada suatu kegiatan

1.Mampu memegang  benang dan jarum dengan benar
2.Mampu memasukan benang  pada lubang pada bahan sesuai dengan pola
3.Mampu  menjahit jelujur sesuai dengan  pola
4.Mampu  menyelesaikan tugas  yang diberikan





Tabel.3.4
Lembar Penilaian Anak


No
Nama Anak Didik
Nilai Perkembangan Anak
Jml
Persentase
Keterangan Aspek Yang di Nilai

1

2

3

4








1.Mampu memegang  benang dan jarum dengan benar
2.Mampu memasukan benang  pada lubang pada bahan sesuai dengan pola
3.Mampu  menjahit jelujur sesuai dengan pola.
4.Mampu  menyelesaikan tugas  yang diberikan


















































Jumlah




Rata-Rata





                                                            Tabel.3.5
Persentase Nilai Perkembangan Anak


Nilai

1

2

3

4

1

2

3

4

Bintang 4





%

%

%

%

Bintang 3





%

%

%

%

Bintang 2





%

%

%

%

Bintang 1





%

%

%

%

Jumlah





%

%

%

%

3.    Lembar Wawancara
         Lembar wawancara merupakan alat berupa pertanyaan pertanyaan yang berlangsung secara lisan dua orang atau lebih bertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi atau keterangan yang dianggap dapat memberikan penjelasan mengenai pembelajaran motorik halus yang dilakukan di Kober. Dalam penelitian ini yang diwawancarai yaitu guru kelas. Lembar wawancara untuk guru seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel.3.6
Pedoman Wawancara Untuk Guru


No

Pertanyaan

Tanggapan

1

Bagaimana cara meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak yang dilaksanakan ibu guru ?

2.
Apakah ibu guru pernah mengunakan teknik menjahit jelujur ?

3.
Bagaimana tanggapan ibu guru tentang kegiatan pembelajaran menjahit jelujur ?

4.
Apakah ibu guru selalu membimbing anak dalam kegiatan menjahit jelujur ?

                                                                       

b.  Dokumentasi digunakan untuk mencatat peristiwa yang terjadi di lapangan  baik dalam bentuk tulisan berupa catatan lapangan setiap siklus.

5.  Validasi Instrumen
             Proses analisis data yang dilakukan pada tindakan kelas ini berlangsung dari awal penelitian yaitu dari observasi, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, sampai refleksi terhadap tindakan.Kegiatan tindakan dilakukan secara berulang untuk memperoleh data guna dianalisis. Setelah data terkumpul maka dianalisis berdasarkan studi literature dengan menggunakan deskriftif kualitatif.Sedangkan data kuantitatif menggunakan metode statistik dijelaskan melalui tabel data kemudian diprosentasikan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menjahit jelujur.

G.  Keabsahan Data
1.   Telaah Model Tindakan
Kriteria tekhnik pemeriksaan keterpercayaan (trustworthiness) studi yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah credibility (kepercayaan), transferability (keteralihan), dependability (kebergantungan), compirmability  (kepastian). Penerapan kepercayaan berfungsi melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuanya dapat dicapai dan dapat dipertunjukan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.
           Tekhnik pemeriksaan keabsahan data penelitian ditempuh dengan memperpanjang waktu keikut sertaan, melakukan pengamatan secara terus menerus, melakukan tanya jawab dengan teman sejawat, membuat bukti-bukti terstruktur,atau koheren, membuat referensi yang memadai, dan menerapkan tekhnik triangulasi yang terdiiri dari peneliti,dan kolaborator dengan menggunakan data berupa lembar pedoman observasi,dan lembar kerja yang dilakukan anak.
            Transferbility (keteralihan) merupakan keabsahan hasil penelitian terhadap kelompok yang diteliti.Tekhnik pemeriksaan keabsahan data penelitian dilakukan dengan mengoleksi deskripsi data secara detail dan mengembangkan secara detail data setiap konteks yang diteliti.
           Dependability (kebergantungan) berkenaan dengan keseimbangan data penelitian tekhnik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan metode yang overlaving yang sama artinya dengan proses triangulasi dan mengadakan jejak audit.
            Confirmability (kepastian) berkenaan dengan kenetralan dan objektivitas data penelitian yang dikumpulkan.Tekhnik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi dan membuat refleksi.Setelah melaksanakan tindakan, peneliti dan kolaborator merefleksi pemberian tindakan yang telah dilakukan dan memeriksa peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui penerapan metode demontrasi dengan model menjahit jelujur berdasarkan lembar observasi dan hasil kegiatan anak.
2.  Validitas Data
            Validitas data adalah kegiatan yang digunakan untuk memperjelas dan memperkuat data yang di analisis. Untuk memperoleh data yang valid maka gambaran dengan peningkatan kemampuan motorik halus anak maka dideskrifsikan, grafik kemudian ditarik kesimpulan yang objektif. Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan catatan lapangan.Dalam penelitian ini validitas data menggunakan tekhnik Hopkins ( Wiraatmadja, 2007, 168-170) antara lain :
1.        Member check yaitu dalam hal ini diperoleh dan dikompirmasikan melalui diskusi dengan guru TK kelas B setiap akhir pelaksanaan tindakan .
2.        Expert opinion yaitu mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada pembimbing untuk memperoleh arahan terhadap masalah –masalah penelitian perbaikan dan masukan sehingga dapat dipertanggungjawabkan serta dapat meningkatkan derajat kepercayaan penelitian.
3.        Tahap-Tahap Penelitian
 Tahapan dalam penelitian ini terdiri dari :
a.  Tahap Studi Pendahuluan
        Tahap ini disebut tahap orientasi dan memperoleh gambaran umum, Peneliti dengan bekal pengetahuan dasar , mencari informasi sebagai pengamatan awal untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak di Kober  untuk kemudian merancang tindakan yang dijadikan salah satu alternativ pemecahan masaalah.Berdasarkan hasil pengamatan awal bahwa di Kober Asy-Syifa terdapat kelompok anak-anak yang memiliki kemampuan motorik halus,kemampuan berkreatifitas dan kemampuan berimajinasi rendah. Aktifitas anak dalam kemampuan menggunakan jari tanganya pada kegiatan menjahit jelujur dilihat dari cara dan hasil menjahit jelujur masih belum terampil kemampuanya masih rendah.Juga termasuk anak-anak yang kurang kreatif. Atas dasar diskusi dengan guru maka disepakati akan diterapkan kegiatan menjahit jelujur sebagai tindakan untuk mengatasi masalah anak di Kober Asy-Syifa khususnya dikelompok B menyediakan media yang disesuaikan dengan tahapan dan teknik menjahit jelujur untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengkoordinasikan tangan serta jari tangan dan mata untuk persiapan pra menulis kreatifitas dan imajinasi
b.   Tahap Pelaporan Data
            Tahap ini adalah pelaporan hasil penelitian selama observasi sebagai-temuan-temuan penelitian di lapangan.Data tersebut kemudian ditarik kesimpulan untuk mengetahui apakah dengan diterapkanya kegiatan menjahit jelujur dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dan mengembangkan kreasi serta imajinasi anak sehingga mengalami perubahan perubahan kearah yang lebih baik.
      Tim kolaborasi penelitian adalah teman sejawat guru kelas Kober Asy-Syifa Desa Kaso Kecamatan Tambaksari. Proses kolaborasi dilakukan pada saat penulisan proposal penelitian mengembangkan perangkat-perangkat pembelajaran. Pada saat-saat tertentu, kolaborator ikut masuk kelas untuk membantu mengamati pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dengan tekhnik menjahit jelujur, sebagai variable bebas atau tindakan dalam PTK, dan pada akhir pembelajaran diadakan diskusi singkat.Pada akhir minggu pertemuan kolaborasi kembali dilakukan untuk menganalisis keberhasilan dan kegagalan penelitian dalam satu minggu, dan merencanakan tindakan untuk minggu berikutnya.
    Adapun yang menjadi tim kolaborasi tersebut adalah sebagai berikut :
1.        Nama            :   Sukaeti S.Pd
Jabatan         :   Pengelola Kober
Peran            :   Kolaborator/observer
2.        Nama            :   Ining Kartini
Jabatan         :   Guru Kober
Peran            :    Kolaborator/observer
     Fungsi kolaborator/observer memberikan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran dan mengobservasi hasil belajar, penilaian, analisis data, evaluasi dan merefleksi, serta menyusun laporan hasil penelitian tindakan kelas.












H.  Rencana  Jadwal  Penelitian


No

Kegiatan

Waktu

Pebruari

Maret

April

Mei

1.

Penyusunan Proposal






2.

Seminar Proposal Skripsi






3.

Penelitian Lapangan









Penelitian Lapangan









Penelitian Lapangan






4.

Analisis dan Interpretasi







5.

Penyusunan Laporan Hasil Skripsi







6.

Analisis Laporan







7.

Pengesahan Laporan Skripsi











I.                                           DAFTAR PUSTAKA

Aswin Hadis,Fawzin (2003). Perkembangan Anak Dalam Prespektif Pendidikan
Drs.Slamet Suyanto,M.Ed. (2005)  Dasar - Dasar  Pendidikan Anak  Usia   Dini Hikayat Publising

Sri Murtono,Drs. M.Pd.dkk (2007) Seni Budaya dan Keterampilan.Yudistira
http: // panduan guru .com/jenis-metode-pembelajaran-metode demonstrasi
http:// panduan guru.com.Adg/macam-macam – metode-pembelajaran.
http:// sewmamasew.com/blogs/2009/08/easy-hand-sewing-for-kids-early-years
Hainstock,ElzabethG.(1999) Metode Pengajaran Montessori untuk Anak Pra-Sekolah.Jakarta Pustaka Delapratasa

Kurikulum TK dan RA (2004). Standar Kompetensi . Jakarta: Direktorat
Moeslichatoen R.(1999),Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak.Jakarta Rineka Cipta Jakarta Depdikbud
Modul PLPG Pendidikan Anak Usia Dini(2013),Konsorsium Sertifikasi Guru  Universitas Yogyakarta
Pendidikan TK dan SD,Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah ,
Ray, Ayo Gibson Berkreasi, Jakarta Erlangga For Kids
Seri Ayah Bunda. (2002). Balita dan Masalah Perkembanganya.Jakarta Gaya Pavorit Press

Seri Ayah Bunda. ( 2002). Dari A Sampai Z tentang Perkembangan Anak Jakarta Gaya Pavorit Press

Yusep Nur Jatmika,Ragam Aktifitas Untuk Playgroup. DIVA Press. 2012

No comments:

Post a Comment