BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian
tindakan kelas melalui kegiatan kolase yaitu
:
1.
Diharapkan agar anak mampu membuat lukisan dengan teknik menempel berbagai macam unsur atau bahan ke dalam satu
frame dalam komposisi warna dan penataan unsur yang menarik sehingga tercipta suatu karya seni yang serasi
dan indah.
2.
Diharapkan kreativitas kolase dapat meningkatkan keterampilan anak dan
mengembangkan daya imajinasinya agar
anak mampu berfikir kreatif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
Kelompok Bermain Cempaka yang berlokasi di Dusun Sukamandi Desa Kadupandak
Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Kelompok Bermain Cempaka merupakan
tempat yang digunakan oleh peneliti dalam beraktivitas sehari-hari sebagai
tenaga pengajar. Hal yang berdasarkan pada pertimbangan ini adalah:
1.
Penelitian ini dilakukan di dalam kelas oleh guru
sebagai peneliti.
2.
Penelitian tindakan kelas akan lebih efektif jika
dilakukan di sekolah sendiri.
3.
Penelitian bermanfaat untuk peneliti terutama dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di kober sendiri.
4.
Peserta didik lebih mudah terkondisikan.
Subjek yang menjadi pada
penelitian ini adalah siswa kelompok usia 5 -6
tahun yang terdiri dari 5 anak laki-laki dan 7 anak
perempuan.
2.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan
pada semeter 1 tahun ajaran 2015-2016, dengan waktu efektif selama tiga bulan,
dimulai dari bulan September-Nopember 2015. Adapun alokasi waktu yang digunakan
untuk penelitian, tepatnya dimulai dari minggu kedua bulan September. Tahapan
kegiatannya yaitu: penyusunan proposal
penelitian, pelaksanaan siklus 1, pelaksanaan siklus 2, dan awal penyusunan
laporan penelitian.
Berikut
adalah jadwal kegiatan penelitian
tindakan kelas yang digambarkan dalam bentuk tabel :
Tabel
1
Jadwal
Kegiatan Penelitian
No
|
Jenis Kegiatan
|
September
|
Oktober
|
Nopember
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Penyusunan Proposal
|
||||||||||||
2.
|
Pelaksanaan Siklus I
|
||||||||||||
3.
|
Pelaksanaan Siklus II
|
||||||||||||
4.
|
Penyusunan Laporan
Penelitian
|
C. Metode Penelitian
Penelitian tindakan (Action
research) yang digunakan
pada penelitian ini
adalah penelitian tindakan kolaboratif (Collaborative
action Research). Peneliti
beserta teman sejawat dan kepala sekolah bersama-sama berdiskusi untuk dapat memecahkan masalah
tentang kreativitas anak di sekolah. Berawal dari dirasakan adanya
masalah, kemudian peneliti bersama kolaborator mengidentifikasi masalah.
Dosen LPTK membantu peneliti
dengan berperan sebagai pemantul gagasan (sounding
board) yaitu dengan cara menggunakan pertanyaan-pertanyaan pelacakan tanpa
bersifat mengarahkan. Tahap selanjutnya adalah menetapkan fokus penelitian, menganalisis
masalah, merumuskan masalah, kemudian membuat perencanaan awal dan menyusun
langkah-langkah penelitian.
D.
Rancangan Tindakan
Sesuai dengan model
yang digunakan, penelitian
tindakan ini melalui
Tahapan-tahapan yang dikenal dengan siklus, yaitu
tahap perencanaan (planning),
tahap pelaksanaan (acting),
tahap pengamatan (observing), dan
tahap refleksi (reflecting).
1.
Perencanaan Tindakan. Tahap ini mencakup semua langkah
tindakan secara rinci. Segala keperluan Penelitian tindakan mulai dari materi/
bahan ajar, rencana pengajaran yang
mencakup metode/teknik mengajar ,serta teknik atau instrumen observasi/evaluasi,
dipersiapkan dengan matang pada tahap perencanaan ini. Dalam tahap ini pula
diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi
berlangsung.
2.
Pelaksanaan Tindakan. Tahap ini merupakan implementasi
(pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini juga merupakan
realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan
sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan harus mengacu pada kurikulum yang berlaku,dan
hasilnya diharapkan berupa peningkatan.
3.
Pengamatan Tindakan. Kegiatan observasi dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini
berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat. Pada tahap
ini menggunakan instrumen ukur penelitian guna kepentingan triangulasi data.
Dalam tahap ini peneliti bisa dibantu oleh pengamat dari luar (sejawat atau
pakar)
4.
Refleksi terhadap Tindakan.Tahap ini merupakan tahap
untuk memproses data yang didapat
saat dilakukan pengamatan . Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari
eksplanasinya, dianalisis, dan disintesis. Keterlibatan Kolaborator sekedar
untuk membantu peneliti untuk dapat lebih tajam melakukan refleksi dan evaluasi. Dengan
suatu refleksi yang tajam dan terpercaya akan didapat suatu masukan yang sangat
berharga dan akurat bagi penentuan langkah selanjutnya.
E. Desain dan Prosedur Tindakan
1.
Desain Tindakan
Penelitian ini menjelaskan
tentang peningkatan kemampuan kreativitas anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan
kolase yang bertempat di Kober Cempaka Dusun Sukamandi Desa kadupandak
Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Penelitian yang dilakukan ini muncul
dari permasalahan di kelas yang dihadapi anak yaitu kurangnya ide kreatif anak
dalam berkreativitas. Dengan kegiatan kolase
diharapkan anak dapat mengembangkan imajinasinya.
Penelitian dilakukan oleh
Entar Kurniasih sebagai pengajar di kelompok Bermain Cempaka yang berkolaborasi
dengan guru kelas. Adapun waktu yang dipilih untuk melakukan penelitian ini
mulai dari penyusunan proposal hingga pelaporan yaitu September-Nopember.
Desain yang digunakan pada
penelitian ini yaitu desain atau model
John Elliot yang berupa rangkaian tahapan-tahapan pada setiap siklus. Empat
tahapan yang harus dilalui diantaranya, yaitu: pertama, rencana tindakan yang
akan dilakukan untuk meningkatkan kreativitas anak dengan kegiatan kolase.
Kedua, tindakan yang akan dilakukan guru sebagai peneliti dalam melaksanakan kegiatan kolase. Ketiga,
observasi yaitu mengamati hasil atau dampak dari pelaksanaan kolase terhadap
siswa. Keempat, refleksi yaitu langkah peneliti mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria.
Berdasarkan hasil refleksi
ini, peneliti bersama teman sejawat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana
awal.Berikut adalah langkah-langkah tindakan yang akan dilaksanakan:
1.
Merancang model penelitian tindakan kelas sesuai
dengan permasalahan, rencana kegiatan tindakan, dan keadaan atau situasi kelas.
2.
Mengatur langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan.
3.
Melakukan identifikasi komponen-komponen pendukung
yang diperlukan.
4.
Melakukan pengaturan dan penyusunan jadwal kegiatan
yang akan dilakukan.
5.
Menyusun desain tindakan sesuai dengan model
penelitian dan jadwal kegiatan
2. Prosedur Tindakan
Pra
Siklus
Sebelum
melaksanakan tindakan, peneliti telebih dahulu menyusun langkah-
langkah yang akan diambil agar semua komponen yang
diperlukan dapat dikelola. Persiapan awal tindakan ini disebut kegiatan pra
siklus. Langkah-langkah tersebut antara lain:
a.
Pembicaraan dialog dengan kepala sekolah dan guru atau
teman sejawat mengenai rencana penelitian tindakan kelas untuk mematangkan
rencana.
b.
Pelatihan dengan simulasi dan pemberian contoh
bagaimana cara melakukan tindakan.
c.
Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk
melaksanakan tindakan, seperti kondisi, situasi, materi/bahan, alat dan perangkat,
dan sebagainya yang diperlukan di dalam kelas yang akan dipakai untuk melaksanakan
tindakan.
d.
Menyusun prosedur pelaksanaan, yaitu urutan kegiatan
yang dilakukan oleh para pelaku tindakan (peneliti, guru dan siswa) sesuai
dengan cara yang telah ditetapkan.
e.
Melakukan pengelolaan dan pengendalian agar tidak
terjadi penyimpangan prosedur, cara, penyalahgunaan alat dan pemborosan yang
mungkin menghambat pelaksanaan tindakan.
f.
Persiapan cara dan alat pemantauan dan perekaman data.
g.
Persiapan untuk mendiskusikan hasil pemantauan atau
observasi dengan guru.
Setelah kegiatan pra
siklus dilakukan yaitu dengan segala
persiapan maka
Kegiatan menginjak pada siklus yang diawali dengan
siklus 1.
Siklus
1
a. Siklus 1
pertemuan 1
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Rincian program perencanaan
yang dibuat peneliti adalah sebagai berikut:
a.
Menentukan tema dan subtema pembelajaran
b.
Membuat Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH).
c.
Membuat skenario apa yang akan dilakukan guru dan
dilakukan siswa
dalam melakukan tindakan yang
telah direncanakan.
d.
Penentuan sumber belajar.
e.
Pengelolaan lingkungan belajar.
f.
Membuat lembar observasi.
g.
Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan.
h.
Mengadakan komunikasi dengan kolaborator untuk
mengatur strategi
Berikut adalah rencana kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanaan pada siklus 1 pertemuan 1
Rencana Kegiatan Pembelajaran
Siklus 1 Pertemuan 1
Hari, tanggal : Rabu,
07 Oktober 2015
Waktu : 08.00 – 10.00 WIB
Tema/Subtema : Kebutuhanku/Pakaian
Materi Kegiatan : Membuat
Lukisan Bentuk Pakaian
Alat dan bahan : Kertas putih sebagai bidang, kertas
warna,biji-bijian kecil, lem pox, dan alat pembolong kertas (untuk mendapatkan
potongan kertas berbentuk bulatan kecil).
Tujuan : Anak mampu menempel berbagai bahan pada
suatu bidang membentuk lukisan pakaian serta diharapkan anak mampu mengerjakan
tugas secara mandiri dan kreatif.
Indikator : 1. Terampil menggunakan
tangan kanan dan tangan kiri
2. Menempel bahan dengan tepat
3. Mengekspresikan diri dengan berkarya seni
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan tahap
berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal , kegiatan
inti, dan kegiatan akhir. Pelaksanaan kegiatan
difokuskan pada kegiatan inti.
Walaupun demikian kegiatan awal sangatlah
perlu karena pada kegiatan awal peneliti atau guru dapat memotivasi dan
membangkitkan semangat belajar anak, mengkondisikan dan menjaga emosi anak
serta memberikan arahan-arahan atau petunjuk untuk kegiata yang akan dilakukan.
Begitu pun dengan kegiatan akhir, anak berhak
mendapatkan ilmu dari kegiatan yang telah mereka lakukan dan hak mereka untuk
merasa bangga terhadap karyanya. Mendapatkan reward sudah sepantasnya bagi
mereka yang telah mengerjakan tugasnya dengan baik, dan merupakan pemicu
semangat bagi anak lainnya agar dapat berkreativitas pada siklus berikutnya.
Tabel 2
Skenario Kegiatan Pembelajaran
Siklus 1 Pertemuan 1
Tema/Subtema : Kebutuhanku/Pakaian
Materi : Membuat Lukisan Pakaian
No.
|
Alokasi
Waktu
|
Kegiatan
|
1.
|
Kegiatan
Awal
(± 15
menit)
|
-
Mengkondisikan anak.
-
Melakukan apersepsi.
-
Membahas tema dan subtema (kebutuhanku/pakaian)
-
Menyampaikan tujuan pembelajaran
-
Memberikan informasi atau arahan untuk kegiatan inti
-
Membagikan bahan/materi pada anak.
|
2.
|
Kegiatan
Inti
(± 60
menit)
|
-
Mendemonstrasikan cara memotong kertas
menggunakan alat pembolong kertas.
-
Mendemonstrasikan cara menempel bahan/materi.
-
Memberikan petunjuk cara membuat
lukisan baju dengan mengunakan bahan yang tersedia
dengan memperlihatkan contoh gambar.
-
Memotivasi anak untuk kreatif membuat bentuk lukisan
pakaian sesuai gagasan/ idenya.
-
Memberikan arahan ulang bagi anak yang belum
mengerti.
-
Mengamati aktivitas anak secara cermat
-
Merekam kegiatan anak.
|
3.
|
Kegiatan
Akhir
(± 15
menit)
|
-
Anak memperlihatkan hasil karyanya secara bergiliran
di depan kelas.
-
Guru memberikan hadiah atau reward bagi anak yang
berkreativitas dengan baik.
|
3. Tahap Pengamatan Tindakan
Kegiatan observasi bertujuan
untuk mengamati sejauhmana aktivitas anak dalam melaksanakan tugasnya.
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, walaupun pada
kenyataannya pengamatan tidak dapat diselesaikan pada saat pelaksanaan tindakan
karena banyaknya tahap kegiatan
Anak yang memerlukan bimbingan guru yang sekaligus
sebagai peneliti. Pengamatan
difungsikan sebagai langkah pengambilan data, dengan cara mencatat lembar
observasi.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu
pengamatan terhadap diri
sendiri atau peneliti yang dilakukan oleh observer dan
pengamatan terhadap aktivitas anak yang dilakukan oleh peneliti berkolaborasi dengan observer/ guru kelas.
Aktivitas anak yang diamati
oleh peneliti dan observer yaitu bagaimana anak mampu memilih bahan/materi yang
digunakan, memilih warna yang diinginkan, dan membentuk lukisan sesuai dengan
subtema tanpa diberi pola gambar terlebih dahulu.
Selain pengamatan dilakukan
pada aktivitas anak, pengamatan dilakukan
atau ditujukan juga pada hasil
karya anak. Hasil dapat dilihat dari segi kerapihan dan segi keindahan
(estetika), yang tentunya disesuaikan dengan karakteristik usia anak.Mengisi
lembar observasi dapat dilakukan sejalan dengan aktivitas anak dan dilanjutkan
setelah anak mengumpulkan hasil karyanya, dengan tujuan semua kriteria masuk
dalam catatan.
4. Tahap Refleksi Tindakan
Setelah melalui ketiga tahap
penelitian, kemudian dilanjutkan pada tahap
refleksi, yaitu tahap untuk memproses data yang
didapat saat dilakukan pengamatan. Peneliti bersama observer kemudian
berdiskusi untuk mengkaji dan menelaah hasil dari penelitian.
Berdasarkan pada data yang
terkumpul ternyata penelitian ini kurang banyak membawa perubahan. Anak masih
bingung dengan apa yang harus dilakukannya, terutama dalam membuat lukisan
sendiri tanpa guru membuat pola dasar terlebih dahulu. Begitupun dalam
pemilihan bahan dan warna, kesulitan dalam menempel dan menempatkannya.
Peneliti berpikir mungkin ini karena pertama kali bagi anak kegiatan menempel dengan
menentukan semuanya sendiri.Lazimnya
dalam berkreativitas, anak meniru apa yang dicontohkan guru.
Oleh karena itu walaupun perubahan tidak secara
signifikan tetapi ada harapan untuk melanjutkan penelitian ke pertemuan
berikutnya.
Dari hasil refleksi diatas ada
hal yang paling mendasar yang harus segera dirubah untuk perbaikan yaitu pada
saat anak menempelkan bahan pada bidang/ kertas. Karena sifatnya yang lengket,
anak malas menggunakan lem. Hal ini pula yang menjadi faktor penghambat dan tidak teridentifikasi
sebelumnya. Anak menjadi lamban dalam mengerjakan tugasnya karena sibuk dengan
membersihkan tangan. Sebagai antisipasi untuk pelaksanaan penelitian di
pertemuan selanjutnya yaitu dengan penyediaan alat bantu usap.
b. Siklus 1 pertemuan 2
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan pada
pertemuan kedua ini merupakan upaya perbaikan dari pertemuan sebelumnya. Adapun
persiapannya adalah sebagai berikut:
1.
Menyusun rencana pembelajaran sebagai perbaikan
2.
Menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan
3.
Menyusun sumber belajar (bahan dan alat)
4.
Membuat skenario pembelajaran
5.
Pengelolaan sumber belajar
Rencana kegiatan pembelajaran
yang dilakukan pada siklus 1 pertemuan kedua adalah sebagai berikut:
Rencana kegiatan Pembelajaran Siklus 1 pertemuan 2
Hari, tanggal : Rabu,
14 Oktober 2015
Waktu : 08.00 – 10.00 WIB
Tema/Subtema : Kebutuhanku/kebersihan
Materi kegiatan : Membuat
Lukisan Bentuk Alat kebersihan
Alat dan bahan : kertas putih sebagai bidang, kertas warna,
kerikil, lem pox, stik es krim( untuk mengusap lem pada bidang)
Tujuan : Anak mampu mengembangkan imajinasinya dengan
memberikan
tambahan bentuk lukisan (gambar lebih dari
satu).
Indikator : 1. Terampil
menggunakan tangan kanan dan tangan kiri
2. Kemampuan merobek dan menempel
3. Melukis berdasarkan gagasannya.
2. Tahap pelaksanaan Tindakan
Tahap ini adalah pelaksanaan dari rencana kegiatan pembelajaran
dengan tindakan-tindakan perbaikan yang telah diupayakan pada tahap
perencanaan. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada tahap ini secara
garis besar sama dengan tahap pelaksanaan tindakan pada siklus 1. Bentuk
skenario kegiatan pembelajarannya adalah sebagai berikut.
Tabel 3
Skenario Kegiatan
Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan 2
Tema/Subtema : Kebutuhanku/kebersihan
Materi : membuat Lukisan Bentuk Alat
Kebersihan
No.
|
Alokasi Waktu
|
Kegiatan
|
1.
|
Kegiatan
Awal
(± 15 menit
)
|
-
Mengkondisikan anak.
-
Melakukan apersepsi.
-
Membahas tema/subtema (kebutuhanku/ kebersihan.
-
Menyampaikan tujuan pembelajaran
-
Memberikan informasi atau arahan untuk kegiatan
inti.
-
Membagikan sumber belajar yang berupa bahan dan alat
yang akan digunakan anak
|
2.
|
Kegiatan
Inti
(± 60 menit
)
|
-
Guru mendemonstrasikan cara merobek kertas dengan
ukuran yang diinginkan.
-
Guru memberikan petunjuk cara menggunakan lem yang
baik.
-
Guru memberikan arahan cara membuat bentuk alat
kebersihan dengan lukisan kolase (penggunaan berbagai bahan dan alat).
-
Guru memotivasi anak untuk berimajinasi mengeluarkan
ide-idenya.
-
Memberi kebebasan pada anak untuk membuat lukisan
lebih dari satu bentuk
-
Peneliti dan Observer mengamati aktivitas anak
secara cermat.
-
Merekam aktivitas anak.
-
Memulai pencatatan
|
3.
|
Kegiatan
Akhir
(± 15 menit
)
|
-
Anak memperlihatkan hasil karyanya secara bergiliran
di depan kelas.
-
Guru memberikan hadiah atau reward bagi anak yang
berkreativitas dengan baik
-
Mengadakan evaluasi/penilaian
|
3.
Tahap Pengamatan Tindakan
Kegiatan pengamatan yang
dilakukan peneliti dan observer pada siklus 1
pertemuan 2 ini tidak berbeda dengan kegiatan
pengamatan pada siklus 1 pertemuan 1. Tetapi pada siklus ini menandakan adanya
kemajuan. Anak dapat menyelesaikan tugasnya tanpa bantuan orang lain.
Berdasarkan pengalaman pada pertemuan satu, anak sudah mengerti arahan yang diberikan
guru. Anak mulai senang mengerjakan tugasnya. Lukisan pun dapat dibuat anak
lebih dari satu bentuk. Dalam kegiatan
merobek dan menempel anak tidak begitu kesulitan begitupun dalam pemilihan
bahan dan warna. Tetapi anak masih kesulitan dalam membuat bentuk lukisan, dan
lukisan jauh dari kesempurnaan.
4. Tahap Refleksi Tindakan
Kegiatan kolase untuk
meningkatkan kreativitas anak pada pertemuan ini
mungkin dapat memenuhi beberapa kriteria, tetapi untuk
menggugah nilai seni/keindahan perlu perenungan kembali. Kemampuan anak tidak
mungkin dipaksakan. Sepertinya untuk menerapkan teknik kolase secara utuh pada
anak usia dini belum saatnya. Anak belum mampu membuat lukisan kolase tanpa
pola dasar sesuai dengan idenya kecuali diarahkan oleh guru.
Untuk mencapai hasil yang lebih baik dan
meringankan tugas anak diperlukan adanya modifikasi. Pola gambar dapat
dijadikan solusi untuk membantu anak dalam melaksanakan kegiatan kolase dan
untuk satu siklus berikutnya diharapkan dapat membuahkan hasil yang lebih baik.
Siklus
2
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Sepintas tidak ada yang
berbeda pada tahap perencanaan di siklus 2 ini
apabila dibandingkan dengan tahap perencanaan di
siklus 1, hanya terdapat perbedaan pada
waktu pelaksanaan dan perlengkapan bahan serta peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan kolase. Selain
itu terdapat pula perubahan pada strategi pembelajaran.
Persiapan lainnya yaitu
menyusun rencana kegiatan, pengelolaan lingkungan belajar, dan mempersiapkan
skenario kegiatan pembelajaran untuk diterapkan pada pelaksanaan tindakan.
Terlebih dahulu peneliti
membuat susunan rencana kegiatan pembelajaran untuk mengidentifikasi
tema/subtema, waktu, materi kegiatan, alat dan bahan yang digunakan, tujuan
dari pembelajaran serta indikator dari
kegiatan yang akan
dilakukan.
Rencana Kegiatan
Pembelajaran Siklus 2
Hari, tanggal : Kamis,
19 Nopember 2015
Waktu : 08.00 – 10.00 WIB
Tema/Subtema : Tanaman/Tanaman
hias
Materi kegiatan : Membuat
Lukisan Bentuk Tanaman Hias
Alat dan bahan : Kertas bergambar tanaman sebagai bidang,
kertas warna-warni, biji-bijian, kerikil, gunting, lem pox,
Tujuan : Anak mampu mengkombinasikan bahan dan warna.
Indikator : Terampil menggunakan tangan kanan dan tangan
kiri, mengekspresikan diri dengan berkarya seni
2. Tahap
pelaksanaan Tindakan
Dalam
pelaksanaan tindakan pada siklus yang kedua ini digunakan strategi
baru. Jika di siklus pertama anak diharapkan dapat mengembangkan
imajinasinya dengan menciptakan bentuk lukisan, tetapi pada siklus ini anak
cukup mengembangkan imajinasinya melalui perpaduan bahan dan warna, karena pola
gambar telah disediakan sebelumnya.
Selain
mengarahkan, guru dan peneliti juga mendampingi kegiatan anak. Pada saat
pengguntingan bahan anak benar-benar dalam pengawasan, dan bagi anak yang kesulitan
dalam menggunting guru segera membantunya. Sedangkan khusus untuk kegiatan
menempel dan menentukan bahan serta warna yang digunakan, anak harus
melakukannya sendiri. Karena segmen inilah yang menjadi tujuan dari penelitian
ini.
Urutan
kegiatan pembelajaran akan dibuat dalam sebuah skenario sebagaimana berikut.
Tabel 4
Skenario
Kegiatan Pembelajaran Siklus 2
Tema/Subtema :
Tanaman/ Tanaman hias
Materi : Membuat lukisan bentuk tanaman hias
No.
|
Alokasi Waktu
|
Kegiatan
|
1.
|
Kegiatan Awal
(± 15 menit )
|
-
Mengkondisikan
anak.
-
Melakukan apersepsi.
-
Membahas tema /subtema (tanaman/ tanaman hias).
-
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
-
Memberikan informasi atau arahan untuk kegiatan
inti.
-
Membagikan bahan dan peralatan yang akan digunakan
kepada anak.
|
2.
|
Kegiatan Inti
( ± 60 menit )
|
-
Memberikan arahan cara menggunting kertas dengan ukuran sesuai kebutuhan.
-
Memberikan kebebasan pada anak untuk menentukan
bahan dan warna yang akan digunakan.
-
Memberikan arahan cara menggunakan lem
-
(untuk bahan tebal gunakan lem yang banyak) dalam menempel bahan
-
Memotivasi anak untuk membuat lukisan yang indah.
-
Merekam kegiatan anak.
-
Membuat catatan observasi
|
3.
|
Kegiatan Akhir
(± 15 menit )
|
-
Anak memperlihatkan hasil karyanya di depan kelas.
-
Guru memberikan reward pada anak berupa pujian dan
tanda bintang.
|
3. Tahap Pengamatan Tindakan
Dalam tahap ini peneliti
bersama observer mengamati perkembangan anak.
Bagaimana anak mampu mengembangkan keterampilannya
dengan kegiatan merekatkan bahan secara apik dan rapi pada bidang atau kertas
tebal, mampu mengembangkan imajinasinya dengan
membuat karya yang berbeda ,
mampu menuangkan ide-idenya dalam
memodifikasi bahan dan warna yang sesuai, serta mampu menciptakan karya
seni yang syarat dengan keindahan.
Selama aktivitas berlangsung
peneliti dan observer melakukan pencatatan sekaligus kegiatan perekaman. Hal
ini untuk memudahkan peneliti dan observer dalam membuat proses penilaian,
karena penilaian harus dilakukan secara objektif.
4. Tahap Refleksi Tindakan
Berdasarkan pada pengamatan di siklus dua ini, peneliti bersama observer
melihat banyak perkembangan pada anak.
Jika awalnya anak mengeluh, bingung, dan kesulitan dalam mengerjakan tugasnya, dengan
kegiatan yang ketiga kalinya ini anak menjadi antusias dan percaya diri.
Setelah melihat hasil karya
yang berbeda dari peletakan bahan dan warna
menandakan anak dapat berekspresi dan menuangkan
imajinasinya, dan bilamana lukisan dapat menyerupai bentuk dalam arti masih terlihat bentuk dasarnya
menandakan keterampilan anak berkembang dengan baik.
Setelah melihat hasil karya
anak peneliti bersama observer menganggap penelitian ini telah memenuhi
kriteria dan standar kemajuan. Oleh
karena itu penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak
melalui kegiatan kolase di kelompok bermain Cempaka ini berakhir pada siklus dua.
F.
Kriteria Keberhasilan Tindakan
Untuk mengetahui keberhasilan, proses pembelajaran
dilakukan evaluasi
secara menyeluruh yaitu sebagaimana berikut:
1.
Kriteria untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan
pembelajaran dapat dicermati dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan
evaluasi kegiatan dalam bentuk nilai.
2.
Indikator untuk mengukur prestasi dan keberhasilan
belajar anak adalah sejauh mana kreativitas anak usia dini melalui kegiatan
kolase.
3.
Penilaian terhadap pencapaian perkembangan
kemampuan anak dalam meningkatkan kreativitas mengacu pada pedoman
penilaian yang dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol huruf, yaitu: skor 4 =BSB
(Berkembang Sangat Baik), skor 3 = BSH
(Berkembang Sesuai Harapan), skor 2 = MB (Mulai Berkembang), dan skor 1 = BB (
Belum Berkembang).
4.
Standar keberhasilan secara individu, apabila telah diperoleh
kemampuan berkreativitas dengan nilai BSB (Berkembang Sangat Baik) dan nilai BSH (Berkembang Sesuai Harapan).
5.
Standar keberhasilan secara klasikal yaitu jika telah memperoleh perkembangan kemampuan
berkreativitas secara klasikal 75% yang diterapkan guru kober Cempaka kecamatan
Tambaksari kabupaten Ciamis.
6.
Presentase indikator kinerja yang diterapkan dalam
penelitian tindakan ini adalah
menghitung jumlah anak yang memperoleh nilai akhir kemampuan
berkreativitas dengan nilai BSB (Berkembang Sangat Baik) dan BSH (Berkembang
Sesuai Harapan) dan secara klasikal 75%.
Teknik scoring dari kemampuan berkreativitas yang diperoleh anak dalam
setiap indikator pengamatan yang telah dicapai anak dideskripsikan pada tabel
Tabel 5
Skala kemunculan Berkreativitas kolase
No.
|
Kriteria
|
Deskripsi
|
Skor
|
1.
|
BB
|
Belum Berkembang
|
1
|
2.
|
MB
|
Mulai Berkembang
|
2
|
3.
|
BSH
|
Berkembang Sesuai Harapan
|
3
|
4.
|
BSB
|
Berkembang Sangat Baik
|
4
|
G. Teknik Pengambilan Data
Terdapat dua jenis sumber data
dalam penelitian ini, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Yang merupakan sumber data
primer pada penelitian ini adalah peserta didik
kelompok B kober Cempaka Desa Kadupandak Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis selama dalam kegiatan
kreativitas kolase.
Sedangkan yang termasuk sumber
data sekunder adalah aktivitas guru sebagai peneliti, hasil pengamatan observer,
dan hasil karya anak. Aspek yang akan diukur dalam berkreativitas didefinisikan
secara konseptual dan operasional, sebagaimana dipaparkan di bawah ini.
1.
Definisi Konseptual
Menurut S.C Utami Munandar ( 2011
: 29), kreativitas adalah kemampuan
untuk mengkombinasikan memecahkan atau menjawab masalah, dan cerminan kemampuan
operasianal anak kreatif. Sedangkan menurut Santrock (1990: ), kreativitas adalah kemampuan untuk
memikirkan sesuatu dalam cara yang baru dan tidak biasanya serta untuk
mendapatkan solusi-solusi yang unik.
2.
Definisi Operasional
Definisi operasional variabel
menurut Toha Anggoro (2007:67) adalah “suatu definisi yang diberikan kepada
suau variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan keiatan,
ataupun memberikan suatu operasioal yang diberikan untuk mengukur variabel
tersebut”. Dalam penelitian ini peneliti memperinci operasional variabel dalam
tabel berikut ini.
Tabel 6
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel
|
Sub variabel
|
Indikator
|
Teknik Pengumpulan Data
|
Sumber Data
|
kolase
|
Kelancaran
Keluwesan
Orisinalitas
|
1.
Mampu menerapakan lem
2.
Mampu merekatkan bahan/materi
1.
Mampu menempel bahan tepat di atas pola
2.
Mampu menyesuaikan ukuran materi dengan ukuran pola
1.
Mampu mengkombinasikan bahan/materi
2.
Mampu mengkombinasikan warna
|
Observasi
Dokumentasi
Obeservasi
Dokumentasi
Observasi
Dokumentasi
|
Anak
Anak
Anak
|
Elaborasi
|
1.
Mampu mengerjakan tugas
dengan teliti
2.
Mampu memilih warna sesuai jenis gambar
|
Observasi
Dokumentasi
|
Anak
|
|
Estetika
|
1.
Mampu menjaga kerapihan
2. Mampu membuat lukisan yang serasi dan indah
|
Observasi
Dokumentasi
|
Anak
|
3. Kisi-Kisi Instrumen
Peneliti menetapkan kisi-kisi
instrumen yang berisikan lingkup pedoman penilaian yang digunakan untuk
mengetahui sejauh mana kegiatan anak pada penelitian dan proses penyampaian
pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada anak.
a.
Lembar observasi aktivitas anak
Tabel
7
Pedoman
Observasi Siswa
No.
|
Indikator
|
Penilaian
|
|||
BB
|
MB
|
BSH
|
BSB
|
||
1.
|
Mampu menerapkan lem
|
||||
2.
|
Mampu merekatkan bahan/materi
|
||||
3.
|
Mampu menempel bahan tepat di atas pola
|
||||
4.
|
Mampu menyesuaikan ukuran materi dengan ukuran pola
|
||||
5.
|
Mampu mengkombinasikan bahan/materi
|
||||
6.
|
Mampu mengkombinasikan warna
|
||||
7.
|
Mampu mengerjakan tugas dengan teliti
|
||||
8.
|
Mampu memiih warna sesuai dengan jenis gambar (pola)
|
||||
9.
|
Mampu menjaga kerapihan
|
||||
10.
|
Mampu membuat lukisan yang serasi dan indah
|
Keterangan:
BB = Belum Berkembang (skor 1)
MB = Mulai
Berkembang (skor 2)
BSH =
Berkembang Sesuai Harapan (skor 3)
BSB =
Berkembang Sangat Baik (skor 4)
b.
Kisi-Kisi Instrumen Pembelajaran dan Kerja Guru
Tabel
8
Pedoman Observasi Guru
No.
|
Aspek
|
Kriteria
|
Penilaian
|
||
B
|
C
|
K
|
|||
1.
|
Penampilan guru
|
a.Bersemangat
|
|||
b.Berpakaian sopan, bersih, dan rapi
|
|||||
c.Tutur kata santun
|
|||||
d.Disiplin terhadap waktu
|
|||||
2.
|
Pengelolaan kegiatan pembelajaran
|
a.Pengaturan tempat formasi peserta didik
|
|||
b.Mengisi agenda kelas
|
|||||
c.Menyiapkan alat dan bahan/media yang diperlukan
|
|||||
d.Memeriksa kesiapan peserta didik
|
|||||
3.
|
Membuka pembelajaran
|
a.Menarik perhatian, menimbulkan motivasi dan rasa
ingin tahu peserta didik
|
|||
b.Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dalam
rencana kegiatan
|
|||||
c.Membantu peserta didik mengaitkan manfaat/peran
penguasaan kompetensi dalam kehidupan peserta didik (kontektual)
|
|||||
4.
|
Penguasaan materi pembelajaran
|
a.Menunjukan penguasaan materi pembelajaran
|
|||
b.Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan
|
|||||
c.Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar
|
|||||
d.Mengorganisasikan materi pokok sesuai dengan
alokasi waktu
|
|||||
5.
|
Kemampuan menggunakan model/
pendekatan/ metode/ strategi
|
a.Model/pendekatan/metode/strategi pembelajaran
menumbuhkan motivasi belajar
|
|||
b.Model/pendekatan/metode/strategi pembelajaran
mampu mendorong aktivitas belajar peserta didik
|
|||||
c.Model/pendekatan/metode/strategi pembejaran mampu
mendorong aktivitas belajar peserta didik
|
|||||
d.Model/pendekatan/metode/strategi pembelajaran
menarik minat belajar peserta didik
|
|||||
6.
|
Kemampuan mengembangkan
proses eksplorasi
|
a.Memfasilitasi peserta didik untuk mencari
informasi tentang tema materi yang dipelajari dangan belajar dari berbagai
sumber
|
|||
b.Menggunakan keberagaman pendekatan pembelajaran,
media, dan sumber belajar
|
|||||
c.Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta
didik, lingkungan dan sumber belajar
|
|||||
d.Mengaktifkan peserta didik dalam setiap kegiatan
pembelajaran
|
|||||
7.
|
Kemampuan mengembangkan
elaborasi
|
a.Memfasilitasi peserta didik untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tulisan
|
|||
b.Memberikan keesempatan untuk berfikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut
|
|||||
c.Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif
|
|||||
d.Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil
kerja individu maupun kelompok
|
|||||
8.
|
Kemampuan untuk mengembangkan
proses konfirmasi
|
a.Memberikan umpan balik positif dan penguatn
terhadap keberhasilan peserta didik
|
|||
b.Membeikan konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber
c.Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh
pengalaman belajar bermakna melalui layanan dalam pemecahan masalah,
penggunaan bahasa yang baku dan benar
|
|||||
d.Memotivasi peserta didik yang belum atau kurang
berpartisifasi aktif
|
|||||
9.
|
Kemampuan menumbuhkan
kembangkan karakter peserta didik
|
a.Guru memperhatikan perilaku sesuai karakter yang
dinyatakan dalam indikator secara konsisten
|
|||
b.Guru memperlihatkan sikap sesuai karakteryang
dinyatakan dalam indikator secara konsisten
|
|||||
c.Guru memperlihatkan ucapan sesuai karakter yang
dinyatakan dalam indikator secara konsisten
|
|||||
d.Guru memperlihatkan koreksi sesuai karakter
|
|||||
10.
|
Pemanfaatan media
pembelajaran
|
a.Terampil menggunkan media
|
|||
b.Memberikan informasi yang menarik
|
|||||
c.Menggunakan meedia secara efektif
|
|||||
d.Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media
|
|||||
11.
|
Pelaksanaan penilaian pada
akhir pembelajaran
|
a.Melakukan penilaian sesuai prosedur penilaian
|
|||
b.Melakukan penilaian sesuai waktu yang ditentukan
|
|||||
c.Memberikan umpan balik terhadap penilaian proses
belajar
|
|||||
d.Dapat mengelola pelaknaan penilaian
|
Keterangan: Kurang : Nilai 1
Cukup : Nilai 2
Baik : Nilai 3
4. Jenis Instrumen
Instrumen penelitian merupakan
alat ukur dalam penelitian atau suatu alat
yang digunakan untuk mengukur variabe yang diteliti.
Menurut Sanjaya Wina (2010:82), melalui instrumen penelitian yang tepat kita
dapat memperoleh informasi berbagai kelemahan yang perlu disempurnakan dalam
pengolahan proses pembelajaran serta dapat memperoleh informasi tentang
keberhasilan yang kita peroleh. Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a.
Observasi
Observasi adalah metode atau
cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai
tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara
langsung (M. Ngalim, 2001:149). Berdasarkan keterlibatan peneliti dalam
penelitian tindakan ini, maka jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah observasi partisipan. Dalam observasi partisipan, pengamat ikut
serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau
diamati, seolah-olah merupakan bagian dari mereka (Irwan Soehartono,1998:70).
Teknik observasi yang
digunakan adalah observasi berstruktur, yaitu observasi yang direncanakan dan
terkontrol, menggunakan blangko-blangko daftar isian yang tersusun dan di
dalamnya telah tercantum aspek-aspek ataupun gejala-gejala apa saja yang perlu
diperhatikan pada waktu pengamatan itu dilakukan. Dengan teknik seperti ini
observasi yang dilakukan lebih terarah dan hasil observasi partisipan menjadi
lebih teliti. Dalam pengisian lembar observasi, pengamat memberikan tanda
ceklis (√) pada skala kemunculan kemampuan kreativitas kolase. Berdasarkan
kisi-kisi instrumen yang telah disusun pada langkah sebelumnya, selanjutnya
peneliti membuat instrumen penelitian yang terdiri dari item atau pernyataan
yang mengacu pada indikator yang telah ditetapkan.
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan
kegiatan mencatat berbagai hasil temuan peneliti selama melakukan penelitian
dalam megumpulkan data. Catatan lapangan menurut Sudikin,dkk (2010:106)
merupakan “catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan
dalam rangka mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama pembelajaran yang
diperoleh peneliti tidak diamati dalam pedoman observasi.
sekripsi lain klik :
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
sekripsi lain klik :
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
c.
Studi Dokumentasi
Menurut (Wina Sanjaya,
2009:154), “Dokumentasi merupakan instrumen untuk mengumpulkan data tentang
peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu yang telah didokumentasikan”. Dokumentasi
merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip
yang berhubungan dengan yang diteliti, serta foto-foto rekaman proses tindakan
penelitian. Studi dokumentasi merupakan kegiatan mempelajari arsip-arsip yang
ada di sekolah atau tempat penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian
terutama data-data yang berhubungan dengan subjek penelitian atau perkembangan
anak.
5. Validasi Instrumen
Menurut M. Toha Anggoro,dkk
(2007:5.28-5.29), “validitas instrumen merupakan alat ukur yang dijadikan acuan
dalam sebuah penelitian tersebut”. Adapun validitas instrumen pada penelitian
ini adalah validitas internal yang berdasarkan pada kesesuaian dengan kemampuan
kreativitas kolase. Arikunto (2006:147-148) menyatakan bahwa “ validitas
internal tercapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan
instrumen secara keseluruhan”. Dengan kata lain instrumen dikatakan memiliki
validitas internal apabila setiap bagian instrumen mendukung misi insrtumen
secara keseluruhan yaitu setiap bagian instrumen mendukung misi instrumen
secara keseluruhan yaitu mengungkap data variabel yang dimaksud.
H. Keabsahan Data
1. Telaah Model Tindakan
Kriteria teknik pemeriksaan
keterpercayaan (trustworthiness)
studi yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).
a. Kepercayaan (credibility)
Penerapan kriteria kepercayaan
(credibility) berfungsi melaksanakan
inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaaan penemuannya dapat dicapai
dan mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan
pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti (Wasty
Soemanto, 2002:14).
Teknik pemeriksaan keabsahan
data penelitian ditempuh dengan memperpanjang waktu keikutsertaan, melakukan
pengamatan secara terus menerus, melakukan perbincangan dengan teman sejawat,
mengecek kenggotaan, membuat bukti-bukti yang terstruktur atau koheren, membuat
referensi yang memadai dan menerapkan teknik triangulasi yang terdiri dari
peneliti dan kolaborator dengan menggunakan data berupa lembar pedoman
observasi dan lembar hasil karya anak.
b. Keteralihan
(transferability)
Merupakan keabsahan data hasil
penelitian terhadap kelompok yang diteliti. Teknik pemeriksaan keabsahan data penelitian
dilakukan dengan mengoleksi deskripsi data secara detail dan mengembangkan
secara detail setiap konteks yang diteliti untuk membuat keputusan tentang
ketidakcocokkan dengan konteks lain
c.
Kebergantungan (dependability)
kebergantungan berkenaan
dengan keseimbangan data penelitian. Teknik pemeriksaan keabsahan data
dilakukan dengan metode overlaving sama artinya dengan proses triangulasi dan
mengadakan jejak audit.
d. Kepastian
(comfirmability)
kepastian berkenaan dengan
kenetralan dan objektivitas data penelitian yang dikumpulkan. Teknik
pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi dan membuat refleksi.
Setelah melaksanakan tindakan, peneliti dan kolaborator merefleksi pemberian
tindakan yang telah dilakukan dan memeriksa perkembangan kecerdasan anak
berdasarkan lembar observasi dan lembar kerja yang telah diberikan.
2. Validasi Data
Teknik triangulasi merupakan teknik yang digunakan dalam
penelitian ini untuk mengembangkan validitas data, agar data yang dikumpulkan
dan dicatat dapat dijamin pemantapan dan kebenarannya.dengan teknik triangulasi
dapat
memanfaatkan peneliti untuk pengecekan kembali derajat
kepercayaan data. Adapun yang merupakan teknik triangulasi yang dapat digunakan
adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa
kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi
dengan cara mengkonfirmasikan dengan guru, praktisi, mitra peneliti, dan anak
didik melalui tanya jawab di akhir tindakan.
b. Memeriksa
kebenaran data yang diperoleh peneliti secara kolabortif
c. Mengecek
kebenaran prosedur dan metode yang dipakai peneliti serta kesimpulan yang
diambil oleh peneliti dengan cara mendiskusikannya bersama guru dan pembimbing.
1.
Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif melalui pendekatan
kuantitatif yaitu dengan perhitungan distribusi frekuensi. Aktivitas analisis
data ini dilakukkan secara terus menerus sampai tuntas, sehungga datanya jelas.
Aktivitas dalam analisis data dilakukan melalui empat tahap yaitu pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data (display
data), verifikasi dan penarikan kesimpulan.
1. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi, catatan lapangan dan studi dokumentasi.
2.
Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses
menyeleksi,menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data mentah yang ada
dalam catatan lapangan, fokus pada
hal-hal penting, dicari tema dan polanya serta
membuang yang tidak perlu. Reduksi data dimulai dari pembuatan rangkuman dari
setiap data dengan tujuan agar mudah dipahami. Keseluruhan rangkuman data berupa
hasil observasi mengenai penggunaan media gambar dalam meningkatkan kemampuan
kreativitas anak usia 5-6 tahun di kelompok bermain Cempaka Desa kadupandak
Kecamatan Tambaksari.
3.
Penyajian Data (Display Data)
Penyajian data dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, dan hubungan antar kategori,akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dipahami. Display data atau
penyajian data yang digunakan selain dengan teks naratif juga dapat berupa
grafik dan matrik.
4.
Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan
Verifikasi dimana peneliti
berusaha mencari pola, tema,persamaan hal-hal
yang sering timbul dan sebagainya dari data yang
diperolehnya untuk diambil kesimpulan. Data yang telah disimpulkan senantiasa
diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Verifikasi merupakan pemeriksaan tentang
kebenaran suatu laporan untuk menjamin validitas. Penarikan kesimpulan tentang
peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari
kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir siklus satu, kesimpulan terevisi
pada akhir siklus dua serta kesimpulan pada siklus terakhir
Untuk analisis data yang
berupa nilai-nilai pencapaian perkembangan kemampuan kreativitas
anak usia dini, peneliti menggunakan
kriteria tertentu
yang disesuaikan dengan bentuk nilai yang digunakan
guru kelompok bermain
Cempaka. Dari data yang diperoleh tersebut maka
peneliti menggunakan rumus untuk menghitung presentase kemampuan guru.
Rumus: X=
x
100%
Keterangan:
X adalah presentase
hasil yang ingin dicapai
N adalah jumlah
kemampuan guru
S adalah skor maksimal
Selanjutnya,
melakukan pengamatan dan penilaian dengan memberi nilai terhadap aspek
perkembangan yang dicapai anak berdasarkan indikator penilaian yang diamati
pada setiap kegiatan evaluasi. Adapun persamaan rumus yang akan
digunakan untuk
menghitung nilai pencapaian masing-masing anak yaitu:
Perolehan (jumlah nilai BBx1) + (jumlah nilai MBx2) +
(jumlah nilai
Nilai terakhir = BSHx3) + (jumlah
nilai BSBx4)
Anak didik Jumlah seluruh indikator
Dengan ketentuan perolehan nilai secara
individual dengan kriteria hasil hitungan berdasarkan konversi dan persentasi,
anak dikatakan mampu jika minimal 2,50-3,49 atau 75% minimal BSH (Berkembang Sesuai Harapan) secara
terperinci berikut tabel kriteria penilaiannya
Tabel 9
Penilaian Anak Berdasarkan Konversi dan Persentasi
Nilai
Konversi
|
Persen
(%)
|
Kategori
|
Keterangan
|
0,01
– 1,49
|
01-34
|
BB
|
Belum
Berkembang
|
1,50
– 2,49
|
35-74
|
MB
|
Mulai
Berkembang
|
2,50
– 3,49
|
75-84
|
BSH
|
Berkembang
Sesuai Harapan
|
3,50
– 4,00
|
85-100
|
BSB
|
Berkembang
Sangat Baik
|
Ketentuan perolehan nilai
kemampuan guru dengan kriteria hasil hitungan berdasarkan konversi dan
persentasi yaitu, guru dikatakan mampu jika minimal 27,30-33,14 atau 70 % untuk kategori cukup. Berikut adalah tabel
kriteria penilaian berdasarkan konversi dan persentasi kemampuan guru.
Tabel 10
Penilaian Guru Berdasarkan Nilai Konversi dan Persentasi
Nilai
Konversi
|
Persen(%)
|
Kategori
|
Keterangan
|
0,01-27,29
|
01-69
|
K
|
Kurang
|
27,30-33,14
|
70-85
|
C
|
Cukup
|
33,15-39,00
|
80-100
|
B
|
Baik
|
sekripsi lain klik :
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi
No comments:
Post a Comment