Tuesday, January 9, 2018

SKRIPSI BAB III METODOLOGI PENELITIAN



BAB  III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tindakan kelas  melalui kegiatan kolase yaitu :
1.        Diharapkan agar anak mampu membuat lukisan  dengan teknik menempel  berbagai macam unsur atau bahan ke dalam satu frame dalam komposisi warna dan penataan unsur yang menarik  sehingga tercipta suatu karya seni yang serasi dan indah.
2.        Diharapkan kreativitas kolase  dapat meningkatkan keterampilan anak dan mengembangkan daya imajinasinya agar  anak mampu berfikir kreatif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Bermain Cempaka yang berlokasi di Dusun Sukamandi Desa Kadupandak Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Kelompok Bermain Cempaka merupakan tempat yang digunakan oleh peneliti dalam beraktivitas sehari-hari sebagai tenaga pengajar. Hal yang berdasarkan pada pertimbangan ini adalah:
1.        Penelitian ini dilakukan di dalam kelas oleh guru sebagai peneliti.
2.        Penelitian tindakan kelas akan lebih efektif jika dilakukan di sekolah sendiri.
3.        Penelitian bermanfaat untuk peneliti terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan di kober sendiri.
4.        Peserta didik lebih mudah terkondisikan.
Subjek yang menjadi pada penelitian ini adalah siswa kelompok usia 5 -6
tahun yang terdiri dari 5 anak laki-laki dan 7 anak perempuan.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semeter 1 tahun ajaran 2015-2016, dengan waktu efektif selama tiga bulan, dimulai dari bulan September-Nopember 2015. Adapun alokasi waktu yang digunakan untuk penelitian, tepatnya dimulai dari minggu kedua bulan September. Tahapan kegiatannya yaitu:  penyusunan proposal penelitian, pelaksanaan siklus 1, pelaksanaan siklus 2, dan awal penyusunan laporan penelitian.
Berikut adalah jadwal kegiatan  penelitian tindakan kelas yang digambarkan dalam bentuk tabel : 
Tabel 1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No
Jenis Kegiatan
September
Oktober
Nopember
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Penyusunan Proposal












2.
Pelaksanaan Siklus I












3.
Pelaksanaan Siklus II












4.
Penyusunan Laporan  Penelitian















C. Metode Penelitian
Penelitian  tindakan  (Action research)  yang  digunakan  pada penelitian ini
adalah  penelitian  tindakan  kolaboratif  (Collaborative action Research). Peneliti
beserta  teman  sejawat dan kepala sekolah  bersama-sama  berdiskusi untuk dapat memecahkan  masalah  tentang kreativitas anak di sekolah. Berawal dari dirasakan adanya masalah, kemudian peneliti bersama kolaborator mengidentifikasi masalah.
Dosen LPTK membantu peneliti dengan berperan sebagai pemantul gagasan (sounding board) yaitu dengan cara menggunakan pertanyaan-pertanyaan pelacakan tanpa bersifat mengarahkan. Tahap selanjutnya adalah menetapkan fokus penelitian, menganalisis masalah, merumuskan masalah, kemudian  membuat perencanaan awal dan menyusun langkah-langkah penelitian.

D. Rancangan Tindakan
Sesuai  dengan  model  yang  digunakan,  penelitian  tindakan  ini  melalui
Tahapan-tahapan yang dikenal dengan siklus, yaitu tahap perencanaan (planning),
tahap pelaksanaan (acting), tahap pengamatan (observing), dan tahap refleksi (reflecting).
1.        Perencanaan Tindakan. Tahap ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci. Segala keperluan Penelitian tindakan mulai dari materi/ bahan ajar, rencana  pengajaran yang mencakup metode/teknik mengajar ,serta teknik atau instrumen observasi/evaluasi, dipersiapkan dengan matang pada tahap perencanaan ini. Dalam tahap ini pula diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung.
2.        Pelaksanaan Tindakan. Tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini juga merupakan realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan harus mengacu pada kurikulum yang berlaku,dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan.
3.        Pengamatan Tindakan. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat. Pada tahap ini menggunakan instrumen ukur penelitian guna kepentingan triangulasi data. Dalam tahap ini peneliti bisa dibantu oleh pengamat dari luar (sejawat atau pakar)
4.        Refleksi terhadap Tindakan.Tahap ini merupakan tahap untuk memproses    data yang  didapat  saat  dilakukan  pengamatan . Data yang didapat  kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintesis. Keterlibatan Kolaborator sekedar untuk membantu peneliti untuk dapat lebih tajam     melakukan refleksi dan evaluasi. Dengan suatu refleksi yang tajam dan terpercaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah selanjutnya.  

E.  Desain dan Prosedur Tindakan
1. Desain Tindakan
Penelitian ini menjelaskan tentang peningkatan kemampuan kreativitas anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan kolase yang bertempat di Kober Cempaka Dusun Sukamandi Desa kadupandak Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Penelitian yang dilakukan ini muncul dari permasalahan di kelas yang dihadapi anak yaitu kurangnya ide kreatif anak dalam berkreativitas. Dengan kegiatan kolase  diharapkan anak dapat mengembangkan imajinasinya.
Penelitian dilakukan oleh Entar Kurniasih sebagai pengajar di kelompok Bermain Cempaka yang berkolaborasi dengan guru kelas. Adapun waktu yang dipilih untuk melakukan penelitian ini mulai dari penyusunan proposal hingga pelaporan yaitu September-Nopember.
Desain yang digunakan pada penelitian ini yaitu desain atau  model John Elliot yang berupa rangkaian tahapan-tahapan pada setiap siklus. Empat tahapan yang harus dilalui diantaranya, yaitu: pertama, rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kreativitas anak dengan kegiatan kolase. Kedua, tindakan yang akan dilakukan guru sebagai peneliti dalam  melaksanakan kegiatan kolase. Ketiga, observasi yaitu mengamati hasil atau dampak dari pelaksanaan kolase terhadap siswa. Keempat, refleksi yaitu langkah peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria.
Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama teman sejawat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.Berikut adalah langkah-langkah tindakan yang akan dilaksanakan:
1.             Merancang model penelitian tindakan kelas sesuai dengan permasalahan, rencana kegiatan tindakan, dan keadaan atau situasi kelas.
2.             Mengatur langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan.
3.             Melakukan identifikasi komponen-komponen pendukung yang diperlukan.
4.             Melakukan pengaturan dan penyusunan jadwal kegiatan yang akan dilakukan.
5.             Menyusun desain tindakan sesuai dengan model penelitian dan jadwal kegiatan
2.  Prosedur Tindakan
    Pra Siklus
Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti telebih dahulu menyusun langkah-
langkah yang akan diambil agar semua komponen yang diperlukan dapat dikelola. Persiapan awal tindakan ini disebut kegiatan pra siklus. Langkah-langkah tersebut antara lain:
a.         Pembicaraan dialog dengan kepala sekolah dan guru atau teman sejawat mengenai rencana penelitian tindakan kelas untuk mematangkan rencana.
b.        Pelatihan dengan simulasi dan pemberian contoh bagaimana cara  melakukan tindakan.
c.         Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan, seperti kondisi, situasi, materi/bahan, alat dan perangkat, dan sebagainya yang diperlukan di dalam kelas yang akan dipakai untuk melaksanakan tindakan.
d.        Menyusun prosedur pelaksanaan, yaitu urutan kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku tindakan (peneliti, guru dan siswa) sesuai dengan cara yang telah ditetapkan.
e.         Melakukan pengelolaan dan pengendalian agar tidak terjadi penyimpangan prosedur, cara, penyalahgunaan alat dan pemborosan yang mungkin menghambat pelaksanaan tindakan.
f.          Persiapan cara dan alat pemantauan dan perekaman data.
g.        Persiapan untuk mendiskusikan hasil pemantauan atau observasi dengan guru.
Setelah kegiatan pra siklus  dilakukan yaitu dengan segala persiapan maka
Kegiatan menginjak pada siklus yang diawali dengan siklus 1.
Siklus 1
a.  Siklus 1 pertemuan 1
1.  Tahap Perencanaan Tindakan
Rincian program perencanaan yang dibuat peneliti adalah sebagai berikut:
a.    Menentukan tema dan subtema pembelajaran
b.    Membuat Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH).
c.    Membuat skenario apa yang akan dilakukan guru dan dilakukan siswa
dalam melakukan tindakan yang telah direncanakan.
d.    Penentuan sumber belajar.
e.    Pengelolaan lingkungan belajar.
f.     Membuat lembar observasi.
g.    Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan.
h.    Mengadakan komunikasi dengan kolaborator untuk mengatur strategi
 Berikut adalah rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanaan pada siklus 1 pertemuan 1
           
 Rencana Kegiatan Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan 1
Hari, tanggal            :    Rabu, 07 Oktober 2015
Waktu                      :    08.00 – 10.00 WIB
Tema/Subtema         :    Kebutuhanku/Pakaian
Materi Kegiatan       :    Membuat Lukisan Bentuk Pakaian
Alat dan bahan         :    Kertas putih sebagai bidang, kertas warna,biji-bijian kecil, lem pox, dan alat pembolong kertas (untuk mendapatkan potongan kertas berbentuk bulatan kecil).
Tujuan                      :    Anak mampu menempel berbagai bahan pada suatu bidang membentuk lukisan pakaian serta diharapkan anak mampu mengerjakan tugas secara mandiri dan kreatif.
Indikator                  :    1.  Terampil menggunakan tangan kanan dan tangan kiri
                                      2.  Menempel bahan dengan tepat
                                      3.  Mengekspresikan diri dengan berkarya seni

2.  Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan tahap berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal , kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pelaksanaan kegiatan
difokuskan pada kegiatan inti.
 Walaupun demikian kegiatan awal sangatlah perlu karena pada kegiatan awal peneliti atau guru dapat memotivasi dan membangkitkan semangat belajar anak, mengkondisikan dan menjaga emosi anak serta memberikan arahan-arahan atau petunjuk untuk kegiata yang akan dilakukan.
 Begitu pun dengan kegiatan akhir, anak berhak mendapatkan ilmu dari kegiatan yang telah mereka lakukan dan hak mereka untuk merasa bangga terhadap karyanya. Mendapatkan reward sudah sepantasnya bagi mereka yang telah mengerjakan tugasnya dengan baik, dan merupakan pemicu semangat bagi anak lainnya agar dapat berkreativitas pada siklus berikutnya.
Tabel  2
                 Skenario Kegiatan  Pembelajaran  Siklus 1  Pertemuan 1
Tema/Subtema         :    Kebutuhanku/Pakaian
Materi                       :    Membuat Lukisan Pakaian            
No.
  Alokasi Waktu
Kegiatan
1.













Kegiatan Awal
(± 15 menit)







-      Mengkondisikan anak.
-      Melakukan apersepsi.
-      Membahas tema dan subtema (kebutuhanku/pakaian)
-       Menyampaikan tujuan pembelajaran
-       Memberikan informasi atau arahan untuk kegiatan inti
-       Membagikan bahan/materi pada anak.
2.
Kegiatan Inti
(± 60 menit)
-       Mendemonstrasikan cara memotong kertas
menggunakan alat pembolong kertas.
-       Mendemonstrasikan cara menempel bahan/materi.
-       Memberikan petunjuk cara membuat
lukisan baju dengan mengunakan bahan yang tersedia dengan memperlihatkan contoh gambar.
-       Memotivasi anak untuk kreatif membuat bentuk lukisan pakaian sesuai gagasan/ idenya.
-       Memberikan arahan ulang bagi anak yang belum mengerti.
-       Mengamati aktivitas anak secara cermat
-       Merekam kegiatan anak.
3.
Kegiatan Akhir
(± 15 menit) 
-       Anak memperlihatkan hasil karyanya secara bergiliran di depan kelas.
-       Guru memberikan hadiah atau reward bagi anak yang berkreativitas dengan baik.
 
3.  Tahap Pengamatan Tindakan
Kegiatan observasi bertujuan untuk mengamati sejauhmana aktivitas anak dalam melaksanakan tugasnya. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan  pelaksanaan tindakan, walaupun pada kenyataannya pengamatan tidak dapat diselesaikan pada saat pelaksanaan tindakan karena banyaknya tahap kegiatan
Anak yang memerlukan bimbingan guru yang sekaligus sebagai peneliti.    Pengamatan difungsikan sebagai langkah pengambilan data, dengan cara mencatat lembar observasi.
 Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu pengamatan terhadap diri
sendiri atau peneliti yang dilakukan oleh observer dan pengamatan terhadap aktivitas  anak  yang  dilakukan  oleh  peneliti  berkolaborasi  dengan observer/ guru kelas.
Aktivitas anak yang diamati oleh peneliti dan observer yaitu bagaimana anak mampu memilih bahan/materi yang digunakan, memilih warna yang diinginkan, dan membentuk lukisan sesuai dengan subtema tanpa diberi pola gambar terlebih dahulu.
Selain pengamatan dilakukan pada aktivitas anak, pengamatan dilakukan
atau ditujukan juga pada hasil karya anak. Hasil dapat dilihat dari segi kerapihan dan segi keindahan (estetika), yang tentunya disesuaikan dengan karakteristik usia anak.Mengisi lembar observasi dapat dilakukan sejalan dengan aktivitas anak dan dilanjutkan setelah anak mengumpulkan hasil karyanya, dengan tujuan semua kriteria masuk dalam catatan.

4.  Tahap Refleksi Tindakan
Setelah melalui ketiga tahap penelitian, kemudian dilanjutkan pada tahap
refleksi, yaitu tahap untuk memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Peneliti bersama observer kemudian berdiskusi untuk mengkaji dan menelaah hasil dari penelitian. 
Berdasarkan pada data yang terkumpul ternyata penelitian ini kurang banyak membawa perubahan. Anak masih bingung dengan apa yang harus dilakukannya, terutama dalam membuat lukisan sendiri tanpa guru membuat pola dasar terlebih dahulu. Begitupun dalam pemilihan bahan dan warna, kesulitan dalam menempel dan menempatkannya. Peneliti berpikir mungkin ini karena pertama kali bagi anak kegiatan menempel dengan menentukan semuanya  sendiri.Lazimnya dalam berkreativitas, anak meniru apa yang dicontohkan guru.
Oleh karena itu walaupun perubahan tidak secara signifikan tetapi ada harapan untuk melanjutkan penelitian ke pertemuan berikutnya.
Dari hasil refleksi diatas ada hal yang paling mendasar yang harus segera dirubah untuk perbaikan yaitu pada saat anak menempelkan bahan pada bidang/ kertas. Karena sifatnya yang lengket, anak malas menggunakan lem. Hal ini pula yang menjadi faktor  penghambat dan tidak teridentifikasi sebelumnya. Anak menjadi lamban dalam mengerjakan tugasnya karena sibuk dengan membersihkan tangan. Sebagai antisipasi untuk pelaksanaan penelitian di pertemuan selanjutnya yaitu dengan penyediaan alat bantu usap.

b.  Siklus 1 pertemuan 2
1.  Tahap Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan pada pertemuan kedua ini merupakan upaya perbaikan dari pertemuan sebelumnya. Adapun persiapannya adalah sebagai berikut:
1.    Menyusun rencana pembelajaran sebagai perbaikan
2.    Menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan
3.    Menyusun sumber belajar (bahan dan alat)
4.    Membuat skenario pembelajaran
5.    Pengelolaan sumber belajar
Rencana kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1 pertemuan kedua adalah sebagai berikut:
Rencana kegiatan Pembelajaran Siklus 1 pertemuan 2
Hari, tanggal            :    Rabu, 14 Oktober 2015
Waktu                      :    08.00 – 10.00 WIB
Tema/Subtema         :    Kebutuhanku/kebersihan
Materi kegiatan        :    Membuat Lukisan Bentuk Alat kebersihan
Alat dan bahan         :    kertas putih sebagai bidang, kertas warna, kerikil, lem pox, stik es krim( untuk mengusap lem pada bidang)
Tujuan                      :    Anak mampu mengembangkan imajinasinya dengan
                                      memberikan tambahan bentuk lukisan (gambar lebih dari
                                      satu).
Indikator                  :    1.  Terampil menggunakan tangan kanan dan tangan kiri
2.  Kemampuan merobek dan menempel
3.  Melukis berdasarkan gagasannya.           
2.  Tahap pelaksanaan Tindakan
Tahap ini adalah  pelaksanaan dari rencana kegiatan pembelajaran dengan tindakan-tindakan perbaikan yang telah diupayakan pada tahap perencanaan. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada tahap ini secara garis besar sama dengan tahap pelaksanaan tindakan pada siklus 1. Bentuk skenario kegiatan pembelajarannya adalah sebagai berikut.
Tabel 3
                   Skenario Kegiatan Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan 2
Tema/Subtema         :    Kebutuhanku/kebersihan
Materi  :           membuat Lukisan Bentuk Alat Kebersihan
No.
Alokasi Waktu
Kegiatan
1.
Kegiatan Awal
(± 15 menit )
-       Mengkondisikan anak.
-       Melakukan apersepsi.
-       Membahas tema/subtema (kebutuhanku/      kebersihan.
-       Menyampaikan tujuan pembelajaran
-       Memberikan informasi atau arahan untuk kegiatan inti.
-       Membagikan sumber belajar yang berupa bahan dan alat yang akan digunakan anak
2.
Kegiatan Inti
(± 60 menit )
-       Guru mendemonstrasikan cara merobek kertas dengan ukuran yang diinginkan.
-       Guru memberikan petunjuk cara menggunakan lem yang baik.
-       Guru memberikan arahan cara membuat bentuk alat kebersihan dengan lukisan kolase (penggunaan berbagai bahan dan alat).
-       Guru memotivasi anak untuk berimajinasi mengeluarkan ide-idenya.
-       Memberi kebebasan pada anak untuk membuat lukisan lebih dari satu bentuk
-       Peneliti dan Observer mengamati aktivitas anak secara cermat.
-       Merekam aktivitas anak.
-       Memulai pencatatan
3.
Kegiatan Akhir
(± 15 menit )
-          Anak memperlihatkan hasil karyanya secara bergiliran di depan kelas.
-          Guru memberikan hadiah atau reward bagi anak yang berkreativitas dengan baik
-          Mengadakan evaluasi/penilaian
3. Tahap Pengamatan Tindakan
Kegiatan pengamatan yang dilakukan peneliti dan observer pada siklus 1
pertemuan 2 ini tidak berbeda dengan kegiatan pengamatan pada siklus 1 pertemuan 1. Tetapi pada siklus ini menandakan adanya kemajuan. Anak dapat menyelesaikan tugasnya tanpa bantuan orang lain. Berdasarkan pengalaman pada pertemuan satu,  anak sudah mengerti arahan yang diberikan guru. Anak mulai senang mengerjakan tugasnya. Lukisan pun dapat dibuat anak lebih dari satu bentuk.  Dalam kegiatan merobek dan menempel anak tidak begitu kesulitan begitupun dalam pemilihan bahan dan warna. Tetapi anak masih kesulitan dalam membuat bentuk lukisan, dan lukisan jauh dari kesempurnaan.
4.  Tahap Refleksi Tindakan
Kegiatan kolase untuk meningkatkan kreativitas anak pada pertemuan ini
mungkin dapat memenuhi beberapa kriteria, tetapi untuk menggugah nilai seni/keindahan perlu perenungan kembali. Kemampuan anak tidak mungkin dipaksakan. Sepertinya untuk menerapkan teknik kolase secara utuh pada anak usia dini belum saatnya. Anak belum mampu membuat lukisan kolase tanpa pola dasar sesuai dengan idenya kecuali diarahkan oleh guru.
 Untuk mencapai hasil yang lebih baik dan meringankan tugas anak diperlukan adanya modifikasi. Pola gambar dapat dijadikan solusi untuk membantu anak dalam melaksanakan kegiatan kolase dan untuk satu siklus berikutnya diharapkan dapat membuahkan hasil yang lebih baik.

Siklus 2
a.  Tahap Perencanaan Tindakan
Sepintas tidak ada yang berbeda pada tahap perencanaan di siklus 2 ini
apabila dibandingkan dengan tahap perencanaan di siklus 1, hanya terdapat  perbedaan pada waktu pelaksanaan dan perlengkapan bahan serta peralatan yang  akan digunakan dalam kegiatan kolase. Selain itu terdapat  pula  perubahan pada strategi pembelajaran.
Persiapan lainnya yaitu menyusun rencana kegiatan, pengelolaan lingkungan belajar, dan mempersiapkan skenario kegiatan pembelajaran untuk diterapkan pada pelaksanaan tindakan.
Terlebih dahulu peneliti membuat susunan rencana kegiatan pembelajaran untuk mengidentifikasi tema/subtema, waktu, materi kegiatan, alat dan bahan yang digunakan, tujuan dari pembelajaran  serta indikator dari kegiatan yang akan
dilakukan.
       Rencana Kegiatan Pembelajaran Siklus 2
Hari, tanggal            :    Kamis, 19 Nopember 2015
Waktu                      :    08.00 – 10.00 WIB
Tema/Subtema         :    Tanaman/Tanaman hias
Materi kegiatan        :    Membuat Lukisan Bentuk Tanaman Hias
Alat dan bahan         :    Kertas bergambar tanaman sebagai bidang, kertas warna-warni, biji-bijian, kerikil, gunting, lem pox,
Tujuan                      :    Anak mampu mengkombinasikan bahan dan warna.
Indikator                  :    Terampil menggunakan tangan kanan dan tangan kiri, mengekspresikan diri dengan berkarya seni
2.  Tahap pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus yang kedua ini digunakan strategi
baru. Jika di siklus pertama  anak diharapkan dapat mengembangkan imajinasinya dengan menciptakan bentuk lukisan, tetapi pada siklus ini anak cukup mengembangkan imajinasinya melalui perpaduan bahan dan warna, karena pola gambar telah disediakan sebelumnya.
Selain mengarahkan, guru dan peneliti juga mendampingi kegiatan anak. Pada saat pengguntingan bahan anak benar-benar dalam pengawasan, dan bagi anak yang kesulitan dalam menggunting guru segera membantunya. Sedangkan khusus untuk kegiatan menempel dan menentukan bahan serta warna yang digunakan, anak harus melakukannya sendiri. Karena segmen inilah yang menjadi tujuan dari penelitian ini.
Urutan kegiatan pembelajaran akan dibuat dalam sebuah skenario sebagaimana berikut.
Tabel  4
            Skenario Kegiatan Pembelajaran Siklus 2
Tema/Subtema             :   Tanaman/ Tanaman hias
Materi                          :   Membuat lukisan bentuk tanaman hias
No.
Alokasi Waktu
Kegiatan
1.
Kegiatan Awal
(± 15 menit )
-       Mengkondisikan  anak.
-       Melakukan apersepsi.
-       Membahas tema /subtema (tanaman/ tanaman hias).
-       Menyampaikan tujuan pembelajaran.
-       Memberikan informasi atau arahan untuk kegiatan inti.
-       Membagikan bahan dan peralatan yang akan digunakan kepada anak.
2.
Kegiatan Inti
( ± 60 menit )
-      Memberikan arahan cara menggunting   kertas dengan ukuran sesuai kebutuhan.
-       Memberikan kebebasan pada anak untuk menentukan bahan dan warna yang akan digunakan.
-       Memberikan arahan cara menggunakan lem
-       (untuk bahan tebal gunakan lem yang banyak)  dalam menempel bahan
-       Memotivasi anak untuk membuat lukisan yang indah.
-       Merekam kegiatan anak.
-       Membuat catatan observasi 
3.
Kegiatan Akhir
(± 15 menit )
-       Anak memperlihatkan hasil karyanya di depan kelas.
-       Guru memberikan reward pada anak berupa pujian dan tanda bintang.

3.  Tahap Pengamatan Tindakan
Dalam tahap ini peneliti bersama observer mengamati perkembangan anak.
Bagaimana anak mampu mengembangkan keterampilannya dengan kegiatan merekatkan bahan secara apik dan rapi pada bidang atau kertas tebal, mampu mengembangkan imajinasinya dengan  membuat karya yang berbeda ,  mampu  menuangkan ide-idenya dalam memodifikasi bahan dan warna yang sesuai, serta mampu menciptakan karya seni  yang syarat dengan keindahan.
Selama aktivitas berlangsung peneliti dan observer melakukan pencatatan sekaligus kegiatan perekaman. Hal ini untuk memudahkan peneliti dan observer dalam membuat proses penilaian, karena penilaian harus dilakukan secara objektif.
4.  Tahap Refleksi Tindakan
Berdasarkan pada  pengamatan di  siklus dua ini, peneliti bersama observer melihat banyak  perkembangan pada anak. Jika awalnya anak mengeluh, bingung, dan  kesulitan dalam mengerjakan tugasnya, dengan kegiatan yang ketiga kalinya ini anak  menjadi antusias dan percaya diri.
Setelah melihat hasil karya yang berbeda dari peletakan bahan dan warna
menandakan anak dapat berekspresi dan menuangkan imajinasinya, dan bilamana lukisan dapat menyerupai bentuk  dalam arti masih terlihat bentuk dasarnya menandakan keterampilan anak berkembang dengan baik.
Setelah melihat hasil karya anak peneliti bersama observer menganggap penelitian ini telah memenuhi kriteria  dan standar kemajuan. Oleh karena itu penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan kolase di kelompok bermain Cempaka  ini berakhir pada siklus dua.

F.  Kriteria Keberhasilan Tindakan
Untuk  mengetahui keberhasilan, proses pembelajaran dilakukan evaluasi
secara menyeluruh yaitu sebagaimana berikut:
1.        Kriteria untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan pembelajaran dapat dicermati dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan evaluasi kegiatan dalam bentuk nilai.
2.        Indikator untuk mengukur prestasi dan keberhasilan belajar anak adalah sejauh mana kreativitas anak usia dini melalui kegiatan kolase.
3.        Penilaian terhadap pencapaian  perkembangan   kemampuan anak dalam meningkatkan kreativitas mengacu pada pedoman penilaian yang dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol huruf, yaitu: skor 4 =BSB (Berkembang  Sangat Baik), skor 3 = BSH (Berkembang Sesuai Harapan), skor 2 = MB (Mulai Berkembang), dan skor 1 = BB ( Belum Berkembang).
4.        Standar   keberhasilan  secara individu, apabila telah diperoleh kemampuan berkreativitas dengan nilai BSB (Berkembang Sangat Baik)  dan nilai BSH (Berkembang Sesuai Harapan).
5.        Standar keberhasilan secara klasikal yaitu  jika telah memperoleh perkembangan kemampuan berkreativitas secara klasikal 75% yang diterapkan guru kober Cempaka kecamatan Tambaksari kabupaten Ciamis.
6.        Presentase indikator kinerja yang diterapkan dalam penelitian tindakan ini adalah  menghitung jumlah anak yang memperoleh nilai akhir kemampuan berkreativitas dengan nilai BSB (Berkembang Sangat Baik) dan BSH (Berkembang Sesuai Harapan) dan secara klasikal 75%.
Teknik scoring dari kemampuan berkreativitas yang diperoleh anak dalam setiap indikator pengamatan yang telah dicapai anak dideskripsikan pada tabel
     Tabel 5
                                                          Skala kemunculan Berkreativitas kolase
No.
Kriteria
Deskripsi
Skor
1.
BB
Belum Berkembang
1
2.
MB
Mulai Berkembang
2
3.
BSH
Berkembang Sesuai Harapan
3
4.
BSB
Berkembang Sangat Baik
4

G.  Teknik Pengambilan Data
Terdapat dua jenis sumber data dalam penelitian ini, yaitu sumber data primer dan sumber  data sekunder. Yang merupakan sumber data primer   pada penelitian ini adalah peserta didik kelompok B kober Cempaka Desa   Kadupandak  Kecamatan  Tambaksari  Kabupaten Ciamis selama  dalam  kegiatan
kreativitas kolase.
Sedangkan yang termasuk sumber data sekunder adalah aktivitas guru sebagai peneliti, hasil pengamatan observer, dan hasil karya anak. Aspek yang akan diukur dalam berkreativitas didefinisikan secara konseptual dan operasional, sebagaimana dipaparkan di bawah ini.

1. Definisi Konseptual
Menurut S.C Utami Munandar ( 2011 : 29),  kreativitas adalah kemampuan untuk mengkombinasikan memecahkan atau menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasianal anak kreatif. Sedangkan menurut Santrock (1990:   ), kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu dalam cara yang baru dan tidak biasanya serta untuk mendapatkan solusi-solusi yang unik.

2. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel menurut Toha Anggoro (2007:67) adalah “suatu definisi yang diberikan kepada suau variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan keiatan, ataupun memberikan suatu operasioal yang diberikan untuk mengukur variabel tersebut”. Dalam penelitian ini peneliti memperinci operasional variabel dalam tabel berikut ini.
Tabel  6
    Definisi  Operasional  Variabel  Penelitian
Variabel
Sub variabel
Indikator
Teknik Pengumpulan Data
Sumber Data
 kolase
Kelancaran




Keluwesan







Orisinalitas




1.    Mampu menerapakan lem
2.    Mampu merekatkan bahan/materi

1.    Mampu menempel bahan tepat di atas pola
2.    Mampu menyesuaikan ukuran materi dengan ukuran pola

1.     Mampu mengkombinasikan bahan/materi
2.    Mampu mengkombinasikan warna

Observasi
Dokumentasi



Obeservasi
Dokumentasi






Observasi
Dokumentasi



Anak




Anak







Anak





Elaborasi



1.    Mampu mengerjakan tugas
dengan teliti
2.    Mampu memilih warna sesuai jenis gambar
Observasi
Dokumentasi



Anak






Estetika

1.    Mampu menjaga kerapihan
2. Mampu membuat lukisan yang serasi dan indah

Observasi
Dokumentasi

Anak

3.  Kisi-Kisi Instrumen
Peneliti menetapkan kisi-kisi instrumen yang berisikan lingkup pedoman penilaian yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan anak pada penelitian dan proses penyampaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada anak.
a. Lembar observasi aktivitas anak
Tabel 7
Pedoman Observasi Siswa
No.
Indikator
Penilaian
BB
MB
BSH
BSB
1.
Mampu menerapkan lem




2.
Mampu merekatkan bahan/materi




3.
Mampu menempel bahan tepat di atas pola




4.
Mampu menyesuaikan ukuran materi dengan ukuran pola




5.
Mampu mengkombinasikan bahan/materi




6.
Mampu mengkombinasikan warna




7.
Mampu mengerjakan tugas dengan teliti




8.
Mampu memiih warna sesuai dengan jenis gambar (pola)




9.
Mampu menjaga kerapihan




10.
Mampu membuat lukisan yang serasi dan indah




      
Keterangan:
BB     = Belum Berkembang (skor 1)
MB    = Mulai Berkembang (skor 2)
BSH   = Berkembang Sesuai Harapan (skor 3)
BSB   = Berkembang Sangat Baik (skor 4)

b. Kisi-Kisi Instrumen Pembelajaran dan Kerja Guru
Tabel 8
Pedoman Observasi Guru

No.
Aspek
Kriteria
Penilaian
B
C
K
  1.
Penampilan guru
a.Bersemangat



b.Berpakaian sopan, bersih, dan rapi



c.Tutur kata santun



d.Disiplin terhadap waktu



2.
Pengelolaan kegiatan pembelajaran
a.Pengaturan tempat formasi peserta didik



b.Mengisi agenda kelas



c.Menyiapkan alat dan bahan/media yang diperlukan



d.Memeriksa kesiapan peserta didik



3.
Membuka pembelajaran
a.Menarik perhatian, menimbulkan motivasi dan rasa ingin tahu peserta didik



b.Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dalam rencana kegiatan



c.Membantu peserta didik mengaitkan manfaat/peran penguasaan kompetensi dalam kehidupan peserta didik (kontektual)



4.
Penguasaan materi pembelajaran
a.Menunjukan penguasaan materi pembelajaran



b.Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan



c.Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar



d.Mengorganisasikan materi pokok sesuai dengan alokasi waktu



5.
Kemampuan menggunakan model/ pendekatan/ metode/ strategi
a.Model/pendekatan/metode/strategi pembelajaran menumbuhkan motivasi belajar



b.Model/pendekatan/metode/strategi pembelajaran mampu mendorong aktivitas belajar peserta didik



c.Model/pendekatan/metode/strategi pembejaran mampu mendorong aktivitas belajar peserta didik



d.Model/pendekatan/metode/strategi pembelajaran menarik minat belajar peserta didik



6.
Kemampuan mengembangkan proses eksplorasi
a.Memfasilitasi peserta didik untuk mencari informasi tentang tema materi yang dipelajari dangan belajar dari berbagai sumber



b.Menggunakan keberagaman pendekatan pembelajaran, media, dan sumber belajar



c.Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik, lingkungan dan sumber belajar



d.Mengaktifkan peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran



7.
Kemampuan mengembangkan elaborasi
a.Memfasilitasi peserta didik untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tulisan



b.Memberikan keesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut



c.Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif



d.Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individu maupun kelompok



8.
Kemampuan untuk mengembangkan proses konfirmasi
a.Memberikan umpan balik positif dan penguatn terhadap keberhasilan peserta didik



b.Membeikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi  dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber
c.Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar bermakna melalui layanan dalam pemecahan masalah, penggunaan bahasa yang baku dan benar



d.Memotivasi peserta didik yang belum atau kurang berpartisifasi aktif



9.
Kemampuan menumbuhkan kembangkan karakter peserta didik
a.Guru memperhatikan perilaku sesuai karakter yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten



b.Guru memperlihatkan sikap sesuai karakteryang dinyatakan dalam indikator secara konsisten



c.Guru memperlihatkan ucapan sesuai karakter yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten



d.Guru memperlihatkan koreksi sesuai karakter



10.
Pemanfaatan media pembelajaran
a.Terampil menggunkan media



b.Memberikan informasi yang menarik



c.Menggunakan meedia secara efektif



d.Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media



11.
Pelaksanaan penilaian pada akhir pembelajaran
a.Melakukan penilaian sesuai prosedur penilaian



b.Melakukan penilaian sesuai waktu yang ditentukan



c.Memberikan umpan balik terhadap penilaian proses belajar



d.Dapat mengelola pelaknaan penilaian




Keterangan:         Kurang           : Nilai 1
  Cukup            : Nilai 2
  Baik               : Nilai 3

4.  Jenis Instrumen
Instrumen penelitian merupakan alat ukur dalam penelitian atau suatu alat
yang digunakan untuk mengukur variabe yang diteliti. Menurut Sanjaya Wina (2010:82), melalui instrumen penelitian yang tepat kita dapat memperoleh informasi berbagai kelemahan yang perlu disempurnakan dalam pengolahan proses pembelajaran serta dapat memperoleh informasi tentang keberhasilan yang kita peroleh. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (M. Ngalim, 2001:149). Berdasarkan keterlibatan peneliti dalam penelitian tindakan ini, maka jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan. Dalam observasi partisipan, pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau diamati, seolah-olah merupakan bagian dari mereka (Irwan Soehartono,1998:70).
Teknik observasi yang digunakan adalah observasi berstruktur, yaitu observasi yang direncanakan dan terkontrol, menggunakan blangko-blangko daftar isian yang tersusun dan di dalamnya telah tercantum aspek-aspek ataupun gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu pengamatan itu dilakukan. Dengan teknik seperti ini observasi yang dilakukan lebih terarah dan hasil observasi partisipan menjadi lebih teliti. Dalam pengisian lembar observasi, pengamat memberikan tanda ceklis (√) pada skala kemunculan kemampuan kreativitas kolase. Berdasarkan kisi-kisi instrumen yang telah disusun pada langkah sebelumnya, selanjutnya peneliti membuat instrumen penelitian yang terdiri dari item atau pernyataan yang mengacu pada indikator yang telah ditetapkan.

b.  Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan kegiatan mencatat berbagai hasil temuan peneliti selama melakukan penelitian dalam megumpulkan data. Catatan lapangan menurut Sudikin,dkk (2010:106) merupakan “catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan data dan refleksi  terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama pembelajaran yang diperoleh peneliti tidak diamati dalam pedoman observasi.
sekripsi lain klik :

resume
skripsi 1
skripsi 2
skripsi 3
skripsi 4 
skripsi 5
skripsi 6
skripsi 7
skripsi 8
skripsi 9
skripsi 10
abstrak
lembar pernyataan
lembar pengesahan skripsi
lembar persetujuan sidang skripsi


c.  Studi Dokumentasi
Menurut (Wina Sanjaya, 2009:154), “Dokumentasi merupakan instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu yang telah didokumentasikan”. Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti, serta foto-foto rekaman proses tindakan penelitian. Studi dokumentasi merupakan kegiatan mempelajari arsip-arsip yang ada di sekolah atau tempat penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian terutama data-data yang berhubungan dengan subjek penelitian atau perkembangan anak.

5.  Validasi Instrumen
Menurut M. Toha Anggoro,dkk (2007:5.28-5.29), “validitas instrumen merupakan alat ukur yang dijadikan acuan dalam sebuah penelitian tersebut”. Adapun validitas instrumen pada penelitian ini adalah validitas internal yang berdasarkan pada kesesuaian dengan kemampuan kreativitas kolase. Arikunto (2006:147-148) menyatakan bahwa “ validitas internal tercapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan”. Dengan kata lain instrumen dikatakan memiliki validitas internal apabila setiap bagian instrumen mendukung misi insrtumen secara keseluruhan yaitu setiap bagian instrumen mendukung misi instrumen secara keseluruhan yaitu mengungkap data variabel yang dimaksud.

H.  Keabsahan Data
1.  Telaah Model Tindakan
Kriteria teknik pemeriksaan keterpercayaan (trustworthiness) studi yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).
a.  Kepercayaan (credibility)
Penerapan kriteria kepercayaan (credibility) berfungsi melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaaan penemuannya dapat dicapai dan mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti (Wasty Soemanto, 2002:14).
Teknik pemeriksaan keabsahan data penelitian ditempuh dengan memperpanjang waktu keikutsertaan, melakukan pengamatan secara terus menerus, melakukan perbincangan dengan teman sejawat, mengecek kenggotaan, membuat bukti-bukti yang terstruktur atau koheren, membuat referensi yang memadai dan menerapkan teknik triangulasi yang terdiri dari peneliti dan kolaborator dengan menggunakan data berupa lembar pedoman observasi dan lembar hasil karya anak.
b.  Keteralihan (transferability)
Merupakan keabsahan data hasil penelitian terhadap kelompok yang diteliti. Teknik pemeriksaan keabsahan data penelitian dilakukan dengan mengoleksi deskripsi data secara detail dan mengembangkan secara detail setiap konteks yang diteliti untuk membuat keputusan tentang ketidakcocokkan dengan konteks lain
c.  Kebergantungan (dependability)
kebergantungan berkenaan dengan keseimbangan data penelitian. Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan metode  overlaving  sama artinya dengan proses triangulasi dan mengadakan jejak audit.
d.  Kepastian (comfirmability)
kepastian berkenaan dengan kenetralan dan objektivitas data penelitian yang dikumpulkan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi dan membuat refleksi. Setelah melaksanakan tindakan, peneliti dan kolaborator merefleksi pemberian tindakan yang telah dilakukan dan memeriksa perkembangan kecerdasan anak berdasarkan lembar observasi dan lembar kerja yang telah diberikan.

2.  Validasi Data
Teknik triangulasi  merupakan teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengembangkan validitas data, agar data yang dikumpulkan dan dicatat dapat dijamin pemantapan dan kebenarannya.dengan teknik triangulasi dapat
memanfaatkan peneliti untuk pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Adapun yang merupakan teknik triangulasi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi dengan cara mengkonfirmasikan dengan guru, praktisi, mitra peneliti, dan anak didik melalui tanya jawab di akhir tindakan.
b. Memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti secara kolabortif
c. Mengecek kebenaran prosedur dan metode yang dipakai peneliti serta kesimpulan yang diambil oleh peneliti dengan cara mendiskusikannya bersama guru dan pembimbing.
1. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif melalui pendekatan kuantitatif yaitu dengan perhitungan distribusi frekuensi. Aktivitas analisis data ini dilakukkan secara terus menerus sampai tuntas, sehungga datanya jelas. Aktivitas dalam analisis data dilakukan melalui empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data (display data), verifikasi dan penarikan kesimpulan.
1. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, catatan lapangan dan studi dokumentasi.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses menyeleksi,menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan, fokus pada
hal-hal penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Reduksi data dimulai dari pembuatan rangkuman dari setiap data dengan tujuan agar mudah dipahami. Keseluruhan rangkuman data berupa hasil observasi mengenai penggunaan media gambar dalam meningkatkan kemampuan kreativitas anak usia 5-6 tahun di kelompok bermain Cempaka Desa kadupandak Kecamatan Tambaksari.
3. Penyajian Data (Display Data)
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan hubungan antar kategori,akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Display data atau penyajian data yang digunakan selain dengan teks naratif juga dapat berupa grafik dan matrik.
4. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan
Verifikasi dimana peneliti berusaha mencari pola, tema,persamaan hal-hal
yang sering timbul dan sebagainya dari data yang diperolehnya untuk diambil kesimpulan. Data yang telah disimpulkan senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung.
 Verifikasi merupakan pemeriksaan tentang kebenaran suatu laporan untuk menjamin validitas. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir siklus satu, kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua serta kesimpulan pada siklus terakhir
Untuk analisis data yang berupa nilai-nilai pencapaian perkembangan kemampuan  kreativitas  anak  usia  dini, peneliti  menggunakan  kriteria  tertentu
yang disesuaikan dengan bentuk nilai yang digunakan guru kelompok bermain
Cempaka. Dari data yang diperoleh tersebut maka peneliti menggunakan rumus untuk menghitung presentase kemampuan guru.

Rumus: X=  x 100%
Keterangan:
X adalah presentase hasil yang ingin dicapai
N adalah jumlah kemampuan guru
S adalah skor maksimal

Selanjutnya, melakukan pengamatan dan penilaian dengan memberi nilai terhadap aspek perkembangan yang dicapai anak berdasarkan indikator penilaian yang diamati pada setiap kegiatan evaluasi. Adapun persamaan rumus yang akan
digunakan untuk menghitung nilai pencapaian masing-masing anak yaitu:

Perolehan                   (jumlah nilai BBx1) + (jumlah nilai MBx2) + (jumlah nilai
Nilai terakhir   =                           BSHx3) + (jumlah nilai BSBx4)
Anak didik                                        Jumlah seluruh indikator

Dengan ketentuan perolehan nilai secara individual dengan kriteria hasil hitungan berdasarkan konversi dan persentasi, anak dikatakan mampu jika minimal 2,50-3,49  atau 75%  minimal BSH (Berkembang Sesuai Harapan) secara terperinci berikut tabel kriteria penilaiannya
Tabel 9
 Penilaian Anak  Berdasarkan  Konversi  dan  Persentasi
Nilai Konversi
Persen
(%)
Kategori
Keterangan
0,01 – 1,49
01-34
BB
Belum Berkembang
1,50 – 2,49
35-74
MB
Mulai Berkembang
2,50 – 3,49
75-84
BSH
Berkembang Sesuai Harapan
3,50 – 4,00
85-100
BSB
Berkembang Sangat Baik


Ketentuan perolehan nilai kemampuan guru dengan kriteria hasil hitungan berdasarkan konversi dan persentasi yaitu, guru dikatakan mampu jika minimal 27,30-33,14 atau 70 %  untuk kategori cukup. Berikut adalah tabel kriteria penilaian berdasarkan konversi dan persentasi kemampuan guru.
Tabel 10
Penilaian Guru Berdasarkan Nilai Konversi dan Persentasi
Nilai Konversi
Persen(%)
Kategori
Keterangan
0,01-27,29
01-69
K
Kurang
27,30-33,14
70-85
C
Cukup
33,15-39,00
80-100
B
Baik

               

No comments:

Post a Comment