Tuesday, January 9, 2018

SKRIPSI BAB IV PENERAPAN METODE DEMONTRASI DENGAN KEGIATAN MENJAHIT JELUJUR GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Hasil Penelitian
1.   Kegiatan Pembelajaran di Kelompok Bermain ( Kober) Asy-Syifa
              Kegiatan pembelajaran di Kelompok Bermain (Kober) Asy-Syifa dilaksanakan empat hari efektif hari senin sampai kamis dengan jumlah jam pelajaran sepuluh jam /minggu, dan pelaksanaan proses belajar mengajar di mulai pukul 08.00. sampai jam 10.30. Kegiatan dimulai anak-anak dengan berbaris dihalaman sekolah yang dilakukan anak-anak saat berbaris adalah melakukan kegiatan gerak dan lagu untuk pengembangan motorik yang disesuaikan dengan tema.
            Setelah berbaris anak-anak masuk kelas. Di dalam kelas guru memulai kegiatan dengan pembukaan kurang lebih tiga puluh menit. Saat pembukaan guru beserta anak duduk dikursi masing-masing untuk mengucapkan salam, do’a bersama, menyanyi lagu anak-anak, mengabsen anak, serta melakukan apersepsi tentang materi kegiatan yang akan dilaksanakan hari ini.
            Kegiatan inti dilaksanakan selama enam puluh menit yang merupakan program pengembangan aspek perkembangan anak baik melalui bermain dan belajar serta kreatifitas. Program pembelajaran pada kegiatan inti tersebut sudah sesuai dengan perkembangan anak, namun ada baiknya jika diadakan kegiatan mengarah kepada keterampilan tangan untuk mengembangkan motorik halus anak yang selanjutnya akan memudahkan anak untuk belajar menulis dan berkreatifitas lainya. Kegiatan menulis kadang membosankan bagi anak sehingga perlu diantisipasi dengan kegiatan yang lebih variatif.Pada kebanyakan guru terlihat lebih menginginkan kemampuan menulis, sedangkan untuk mengembangkan kemampuan berkreasi dan daya imajinasi anak diabaikan. Waktu istirahat tiga puluh menit yang diisi dengan kegiatan bermain di luar, dan sepuluh menit untuk makan bersama.
            Adapun yang dijadikan subjek penelitian adalah sepuluh anak kelompok B. Berikut ini data anak yang dijadikan subjek penelitian :
Tabel 4.1
Nama Anak Yang dijadikan subjek Penelitian
           
No
Nama Anak
Jenis Kelamin
1
Apep Saeful Adam
Laki-laki
2
Cahaya Yusuf Arifin
Laki-laki
3
Desta Mutiara
Perempuan
4
Elsa Maidayana
Perempuan
5
Kharisa Putri Mulyani
Perempuan
6
Nabila Zahra Aulia
Perempuan
7
Revalisa
Perempuan
8
Sandi
Perempuan
9
Tata
Laki-laki
10
Tiara
Perempuan

2.  Deskrifsi Pelaksanaan Tindakan Siklus  I
a.    Perencanaan Pembelajaran
            Rencana kegiatan pembelajaran siklus I pelaksanaanya pada tanggal 10 Maret 2014, rencana kegiatan pembelajaran dengan teknik menjahit jelujur sesuai dengan tema alat komunikasi. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi dan lembar tes kemampuan motorik halus anak. Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal/pembukaan, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan penutup. Kegiatan menjahit jelujur dilaksanakan pada kegiatan inti dengan indikator menjahit jelujur pada pola sederhana.
b.   Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
            Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di mulai dengan kegiatan awal/pembukaan selama tiga puluh menit yaitu kegiatan di luar kelas (out door), masuk kelas, mengkondisikan anak, berdo’a, mengabsen, menyanyi, kegiatan nilai-nilai agama dan moral (NAM), melakukan apersepsi yang berhubungan dengan tema, menjelaskan materi kegiatan hari ini.
            Kegiatan inti dilaksanakan selama enam puluh menit yaitu bidang pengembangan bahasa tanya jawab tentang jenis-jenis alat komunikasi.Bidang pengembangan kognitif membilang gambar pada lembar kerja anak. Bidang pengembangan motorik halus dengan kegiatan menjahit jelujur. Guru kelas melakukan observasi pada waktu pelaksanaan kegiatan. Istirahat selama tiga puluh menit
Kegiatan penutup selama tiga puluh menit melakukan tanya jawab tentang kegiatan hari ini. Menyampaikan pesan-pesan moral, merencanakan kegiatan hari esok , berdoa setelah kegiatan, mengucapkan salam dan pulang.
1.     Kegiatan Awal/Pembukaan ( 30 Menit)
             Kegiatan awal peneliti mengkondisikan anak dari mulai berbaris dan masuk kekelas dengan tertib. Didalam kelas anak-anak duduk dengan rapih dan tertib, seorang anak memimpin mengucapkan salam dan berdo’a sebelum belajar.Masih dalam kegiatan awal anak-anak di pimpin oleh peneliti untuk mengucapkan beberapa surat pendek(surat al-fatihah, surat, annas dan surat al-ikhlas. Peneliti mengabsen kehadiran anak dan menanyakan kabar anak dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi tentang tema yang berupa tanya jawab mengenai jenis-jenis alat komunikasi, beberapa anak ada yang aktif menjawab pertanyaan peneliti tetapi ada juga yang bercakap-cakap dengan temanya. Peneliti menjelaskan tema dan kegiatan hari ini.selanjutnya anak melakukan permainan pesan berantai.
2.   Kegiatan inti ( 60 Menit)
 Pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan inti peneliti melakukan tanya jawab tentang jenis-jenis alat komunikasi, anak-anak antusias menjawab, HP, telepon, radio, televisi, surat, majalah, koran. Setelah itu peneliti memperlihatkan gambar macam-macam alat komunikasi dan anak disuruh membilangnya, satu persatu anak disuruk membilang gambar alat komunikasi. Kegiatan selanjutnya guru memperlihatkan hasil menjahit jelujur pada pola bentuk amplop surat, semua anak tampak antusias ingin melakukan menjahit jelujur seperti yang dipegang guru.Selanjutnya peneliti menjelaskan dan mempraktekan langkah demi langkah cara menjahit jelujur pada pola berbentuk amplop.Anak memperhatikan dengan penuh semangat. Setelah menjelaskan peneliti membagikan peralatan menjahit jelujur pada anak( benang wol dengan bermacam-macam warna, jarum yang ujungnnya tumpul, karton yang sudah di lubangi dan berbentuk pola amplop. Suasana menjadi berubah ramai menjadi tidak kondusif karena merupakan hal pertama kali kegiatan menjahit jelujur dilakukan. Anak-anak melihat dan meniru peneliti yang terus berbicara sambil mempraktekan memberi contoh cara menjahit jelujur. Guru memberikan bimbingan pada anak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan menjahit jelujur.Hal ini terjadi karena belum terbiasa mengerjakan kegiatan tersebut dan jari jemari anak masih kaku terus belum adanya koordinasi antara mata dan jari tangan.
3.    Istirahat (30 menit)
            Kegiatan istirahat anak mencuci tangan , berdo’a sebelum makan dan makan bekal, selanjutnya bermain bebas diluar kelas dan bermain di dalam kelas.
4.   Kegiatan Penutup ( 30 menit)
 Kegiatan penutup peneliti menanyakan pada anak tentang kegiatan yang telah dilaksanakan hari ini. Peneliti memberikan pujian pada anak yang dapat menyelasaikan tugasnya dengan baik dan memberi motivasi pada anak yang belum mampu melakukan kegiatan teknik menjahit jelujur. Anak senang dan ingin melakukan kegiatan menjahit jelujur lagi. Anak meminta pada guru untuk membawa hasil menjahit jelujur  ke rumah untuk diperlihatkan pada orang tuanya. Peneliti bercakap-cakap pada anak menyampaikan pesan-pesan moral dan merencanakan kegiatan untuk hari esok. Peneliti mengajak anak bernyanyi beberapa lagu anak-anak dan lagu pulang sekolah. Diakhiri dengan berdo’a dan mengucapkan salam.
Adapun proses dari hasil kegiatan anak pada pembelajaran menjahit jelujur dengan pola sederhana bentuk amplop berdasarkan dari hasil observasi peneliti dan tim kolaborasi yang telah dilakukan adalah untuk nilai perkembanganya adalah:
Tabel.4.2
Lembar Penilaian Anak

No
Nama Anak Didik
Nilai Perkembangan Anak
Jml
Persen
tase
%
Keterangan Aspek Yang di Nilai

1

2

3

4
1
Apep
*
*
*
*
4
20
1.Mampu memegang  benang dan jarum dengan benar
2.Mampu memasukan benang  pada lubang pada bahan sesuai dengan pola
3.Mampu  menjahit jelujur sesuai dengan pola.
4.Mampu  menyelesaikan tugas  yang diberikan



2
 Cahaya
**
**
**
**
8
40
3
Desta Mutiara
***
***
***
***
12
60
4
Elsa Maidayana
***
***
***
***
12
60
5
Kharisa
***
***
***
***
12
60
6
Nabila 
***
***
***
***
12
60
7
Revalisa
***
***
***
***
12
60
8
Sandi
**
**
**
**
8
40
9
Tata
**
**
**
**
8
40
10
Tiara
***
***
***
***
12
60
Jumlah
100
50
Rata-rata
10.0
50
                                                                         



                                                            Tabel.4.3

Persentase Nilai Perkembangan Anak


Nilai

1

2

3

4

1

2

3

4

Bintang 1

1

1

1

1

0 %

0 %

0 %

10 %

Bintang 2

3

3

3

3

30 %

30 %

30 %

30 %

Bintang 3

6

6

6

6

60 %

60 %

60 %

60 %

Bintang 4

0

0

0

0

0 %

0 %

0 %

0 %

Bintang 5

0

0

0

0

0%

0%

0%

0%

Jumlah

10

10

10

10

100 %

100 %

100 %

100%

Keterangan :
*             Belum muncul (BM)
**           Mulai Muncul(MM)
***         Berkembang (B)
****       Berkembang sesuai harapan (BSH)
*****    Berkembang dengan baik (BB)




GRAFIK 4.1
Hasil Kegiatan Menjahit Jelujur Siklus I


 
100 %--
90%-----
80%------
70%------
60%------
50%------
40%------
30%----
20%---
10%----                                                                       
0%----
                        1          2            3          4          5           6
Text Box: 10%Text Box: 50 %1.                Kemampuan rata-rata anak sesuai Indikator  pembelajaran menjahit jelujur yaitu anak dapat memiliki kemampuan motorik halus, berkreasi,dan berimajinasi.
2.                Satu anak yang memiliki bintang satu belum muncul (BM)
Text Box: 30 %3.                Tiga anak yang mencapai bintang dua mulai muncul (MM)
Text Box: 60 %4.                Enam anak yang mencapai bintang tiga berkembang (B)


Text Box: 0%
 
Text Box: 0 %5                 Anak yang mencapai bintang empat berkembang sesuai harapan (BSH)   
6.                Anak yang mencapai bintang lima berkembang dengan baik (BB)

c.  Analisis
Hasil analisis aktivitas anak dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menjahit jelujur sesuai dengan aspek –aspek penilaian tersebut diatas maka rata-rata kemampuan anak masih rendah perlu bimbingan secara individu dan latihan secara berulang-ulang. Adapun persentase penguasaan pembelajaran menjahit jelujur rata-rata anak mencapai 50%, satu anak mencapai bintang satu belum muncul(BM) 10 %, tiga anak yang mencapai bintang dua mulai muncul (MM) 30%, enam anak yang mencapai bintang tiga berkembang (B) 60%, belum ada yang mencapai bintang empat berkembang sesuai harapan (BSH) dan bintang lima berkembang dengan baik (BB). Dari penelitian yang diperoleh selama kegiatan menjahit jelujur, anak-anak antusias dan bersemangat tetapi suasana tidak kondusif faktor penyebabnya adalah karena kegiatan menjahit jelujur belum pernah dilaksanakan sehingga anak-anak berteriak minta dibantu guru mengerjakanya pada setiap langkah menjahit jelujur sampai menyelesaikan menjahit jelujur dengan pola berbentuk amplop.Perkembangan motorik halus dengan teknik menjahit jelujur belum berkembang sesuai dengan tujuan indikator pembelajaran menjahit jelujur rata-rata kemampuan yang dimiliki anak baru mencapai 50 % sedangkan KKM yang harus dicapai anak memiliki kemampuan motorik halus yang sesuai dengan indikator menjahit jelujur anak mencapai bintang empat berkembang sesuai harapan 70%
d.  Refleksi.
            Berdasarkan dari analisi data penelitian siklus I tentang meningkatkan kemampuan motorik halus melalui metode demontrasi dengan tekhnik menjahit jelujur di kelompok B yang berjumlah sepuluh anak, kemampuan motorik halus anak rata-rata masih rendah tidak dapat menyelesaikan tugasnya memerlukan bimbingan secara individu. Terlihat dari cara memegang jarum dan benang yang seharusnya dijepit jari telujuk dan ibu jari, sedangkan anak memegang benang dan jarum dengan kelima jarinya. Dan mata belum terfokus pada alat dalam melakukan kegiatan menjahit jelujur. Ini menandakan bahwa anak belum dapat menggunakan jari jemari tanganya dengan baik serta belum adanya koordinasi antara jari tangan dan mata jari tangan masih kaku belum luwes dan lentur.
Sepuluh anak yang diteliti rata-rata kemampuan motorik halusnya rendah,  tetapi ada enam anak yang dapat menyelesaikan tugasnya bekerja sendiri tanpa bantuan guru meskipun hasilnya kurang sempurna dan itu menunjukan bahwa anak tersebut mempunyai kemampuan motorik halus dan kemampuan berkreasi serta berimajinasi. Berdasarkan dari hasil penelitian siklus I yang menunjukan kemampuan motorik halus anak melalui metode demontrasi tekhnik menjahit jelujur kemampuan motorik halus anak masih rendah diperlukan latihan yang berulang-ulang. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan siklus II.
3.  Deskrifsi  Pelaksanaan Tindakan  Siklus II
a.    Perencanaan Pembelajaran
            Rencana kegiatan pembelajaran siklus II pelaksanaanya pada tanggal 18 Maret 2014, rencana kegiatan pembelajaran dengan teknik menjahit jelujur sesuai dengan tema alat komunikasi, instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan lembar tes kemampuan motorik halus. Rencana kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal/pembukaan, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan penutup. Kegiatan menjahit jelujur dilaksanakan pada kegiatan inti  dengan indikator menjahit jelujur pada pola sederhana.
b.   Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
            Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di mulai dengan kegiatan awal/pembukaan selama tiga puluh menit yaitu kegiatan di luar kelas (out door), masuk kelas, mengkondisikan anak, berdo’a, mengabsen, menyanyi, kegiatan nilai-nilai agama dan moral (NAM), melakukan apersepsi yang berhubungan dengan tema, menjelaskan materi kegiatan hari ini.
            Kegiatan inti dilaksanakan selama enam puluh menit yaitu bidang pengembangan bahasa bermain peran.Bidang pengembangan kognitif menunjukan dan menyebutkan no HP mainan. Bidang pengembangan motorik halus dengan kegiatan menjahit jelujur. Guru kelas melakukan observasi pada waktu pelaksanaan kegiatan. Istirahat selama tiga puluh menit
Kegiatan penutup selama tiga puluh menit melakukan tanya jawab tentang kegiatan hari ini. Menyampaikan pesan-pesan moral, merencanakan kegiatan hari esok , berdoa setelah kegiatan, mengucapkan salam dan pulang.
1.   Kegiatan Awal/Pembukaan ( 30 Menit)
            Kegiatan awal peneliti mengkondisikan anak dari mulai berbaris dan masuk kelas dengan tertib. Didalam kelas anak-anak duduk dengan rapih dan tertib, seorang anak memimpin mengucapkan salam dan berdo’a sebelum belajar. Masih dalam kegiatan awal anak-anak di pimpin oleh peneliti untuk mengucapkan beberapa do’a harian. Peneliti mengabsen kehadiran anak dan menanyakan kabar anak dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi tentang tema yang berupa tanya jawab mengenai kegunaan alat komunikasi, beberapa anak ada yang aktif menjawab pertanyaan peneliti, tetapi ada juga yang bercakap-cakap dengan temanya. Peneliti menjelaskan tema dan kegiatan hari ini.
2.   Kegiatan inti ( 60 Menit)
 Pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan inti peneliti melakukan tanya jawab tentang kegunaan alat komunikasi, anak-anak antusias menjawab, ada juga yang pasif hanya mendengarkankan, ada yang sibuk dengan urusanya sendiri, peneliti mengajak anak bermain peran menelepon menggunakan HP mainan  berbicara menghubungi temanya.Untuk kegiatan kognitif satu persatu anak disuruh menunjukan no.HP pada HP mainan. Kegiatan selanjutnya guru memperlihatkan hasil menjahit jelujur pada pola bentuk huruf HP pada pada piring kertas, semua anak tampak antusias ingin melakukan menjahit jelujur seperti yang dipegang guru.Selanjutnya peneliti menjelaskan dan mempraktekan langkah demi langkah cara menjahit jelujur pada pola berbentuk huruf HP.Anak memperhatikan dengan penuh semangat. Setelah menjelaskan peneliti membagikan peralatan menjahit jelujur pada anak( pita dengan bermacam-macam warna, jarum yang ujungnnya tumpul, piring kertas yang sudah di lubangi dan berbentuk pola huruf HP. Suasana agak kondusif tidak terlalu ramai karena mungkin anak merasa tidak asing lagi melakukan kegiatan menjahit jelujur. Anak-anak melihat dan meniru peneliti yang terus berbicara sambil mempraktekan memberi contoh cara menjahit jelujur. Guru memberikan bimbingan pada anak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan menjahit jelujur. Anak sudah mulai dapat mengerjakan kegiatan menjahit jelujur dengan benar, jari jemari anak sudah mulai lentur dan sudah adanya gerakan koordinasi antara mata dan jari tangan.
3.    Istirahat (30 menit)
            Kegiatan istirahat anak mencuci tangan , berdo’a sebelum makan dan makan bekal, selanjutnya bermain bebas diluar kelas dan bermain di dalam kelas.
4.    Kegiatan Penutup ( 30 menit)
Kegiatan penutup peneliti menanyakan pada anak tentang kegiatan yang telah dilaksanakan hari ini. Peneliti memberikan pujian pada anak yang dapat menyelasaikan tugasnya dengan baik dan memberi motivasi pada anak yang belum mampu melakukan kegiatan teknik menjahit jelujur. Anak senang dan ingin melakukan kegiatan menjahit jelujur lagi. Anak meminta pada guru untuk membawa hasil menjahit jelujur ke rumah untuk diperlihatkan pada orang tuanya. Peneliti bercakap-cakap pada anak menyampaikan pesan-pesan moral dan merencanakan kegiatan untuk hari esok. Peneliti mengajak anak bernyanyi beberapa lagu anak-anak dan lagu pulang sekolah. Diakhiri dengan berdo’a dan mengucapkan salam.
Adapun proses dari hasil kegiatan anak pada pembelajaran menjahit jelujur dengan pola sederhana bentuk huruf HP berdasarkan dari hasil observasi peneliti dan tim kolaborasi yang telah dilakukan adalah untuk nilai perkembanganya adalah:


Tabel.4.4
Lembar Penilaian Anak

No
Nama Anak Didik
Nilai Perkembangan Anak
Jml
Persen
tase
%
Keterangan Aspek Yang di Nilai

1

2

3

4
1
Apep
**
**
**
**
8
40
1.Mampu memegang  benang dan jarum dengan benar
2.Mampu memasukan benang  pada lubang pada bahan sesuai dengan pola
3.Mampu  menjahit jelujur sesuai dengan pola.
4.Mampu  menyelesaikan tugas  yang diberikan



2
 Cahaya
***
***
***
***
12
60
3
Desta Mutiara
***
***
***
***
12
60
4
Elsa Maidayana
***
**
***
**
**
***
***
**
20
100
5
Kharisa
**
**
**
**
**
**
****
16
80
6
Nabila Zahra 
**
**
**
**
8
40
7
Revalisa
**
***
**
***
**
***
**
***
20
100
8
Sandi
**
**
**
**
**
**
**
**
16
80
9
Tata
**
**
**
**
**
**
****
16
80
10
Tiara
***
***
***
***
12
60
Jumlah
140
70.
Rata-rata
14.4
70.


                                                            Tabel.4.5
Persentase Nilai Perkembangan Anak


Nilai

1

2

3

4

1

2

3

4

Bintang 1

0

0

0

0

0 %

0 %

0 %

0 %

Bintang 2

2

2

2

2

20 %

20 %

20 %

20 %

Bintang 3

3

3

3

3

30 %

30 %

30 %

30 %

Bintang 4

3

3

3

3

30 %

30 %

30 %

30 %

Bintang 5

2

2

2

2

20%

20%

20%

20%

Jumlah

10

10

10

10

100 %

100 %

100 %

100%

GRAFIK 4.2
Hasil Kegiatan Menjahit Jelujur Siklus II


 
100 %--
90%-----
80%------
70%------
60%------
50%------
40%------
30%------
20%..---
10%---
0%-----
                         1         2         3         4            5           6
Text Box: 0%Text Box: 70 %1.                Kemampuan rata-rata anak sesuai Indikator  pembelajaran menjahit jelujur yaitu anak dapat memiliki kemampuan motorik halus, berkreasi,dan berimajinasi.
2.                Satu anak yang memiliki bintang satu belum muncul (BM)
Text Box: 20 %3.                Tiga anak yang mencapai bintang dua mulai muncul (MM)


Text Box: 30 %
 
4.                Tiga  anak yang mencapai bintang tiga berkembang (B)


Text Box: 30%
 
Text Box: 20%5                 Tiga anak yang mencapai bintang empat berkembang sesuai harapan (BSH)   
6.                Anak yang mencapai bintang lima berkembang dengan baik (BB)
c. Analisis
Hasil analisis aktivitas anak dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menjahit jelujur sesuai dengan aspek –aspek penilaian tersebut diatas maka rata-rata kemampuan anak masih rendah perlu bimbingan secara individu dan latihan secara berulang-ulang. Adapun persentase penguasaan pembelajaran menjahit jelujur rata-rata anak mencapai 70%, anak yang mencapai bintang satu belum muncul(BM) 0 %, dua anak yang mencapai bintang dua mulai muncul (MM) 20%, tiga anak yang mencapai bintang tiga berkembang (B) 30%, tiga anak yang mencapai bintang empat berkembang sesuai harapan (BSH) 30% dan anak yang mencapai bintang lima berkembang dengan baik (BB) 20%. Dari penelitian yang diperoleh selama kegiatan menjahit jelujur, anak-anak antusias dan bersemangat suasana anak kondusif faktor penyebabnya adalah anak mulai dapat melakukan kegiatan menjahit jelujur dan hanya beberapa anak saja yang minta bantuan guru. Kemampuan motorik halus yang dimiliki anak  dari tindakan siklus I ada peningkatan dari jumlah rata-rata pada 50% pada tindakan siklus dua kemampuan motorik halus, kemampuan bekreasi, kemampuan berimajinasi serta adanya koordinasi antara gerakan jari tangan dan mata  kemampuan anak meningkat menjadi 70%
d.   Refleksi.
            Berdasarkan dari analisis data penelitian siklus I tentang meningkatkan kemampuan motorik halus melalui metode demontrasi dengan tekhnik menjahit jelujur di kelompok B yang berjumlah sepuluh anak, kemampuan motorik halus anak rata-rata sudah ada peningkatan. Anak mulai dapat melakukan kegiatan menjahit jelujur dengan benar Terlihat dari cara memegang jarum dan benang sudah benar dijepit jari telujuk dan ibu jari. Jari-jari tangan sudah lentur melakukan kegiatan dengan konsentrasi, mata terfokus dalam melakukan kegiatan menjahit jelujur. Ini menandakan bahwa anak sudah dapat menggunakan jari jemari tanganya dengan baik serta adanya koordinasi antara jari tangan dan mata.  
Sepuluh anak yang diteliti rata-rata kemampuan motorik halusnya mulai meningkat, dua orang anak kemampuanya mulai berkembang, enam anak dapat menyelesaikan tugasnya walaupun belum sempurna, dua anak dapat menyelesaikan menjahit jelujur dengan baik sangat memuaskan.Anak rata-rata mempunyai kemampuan motorik halus dan kemampuan berkreasi serta berimajinasi. Berdasarkan dari hasil tindakan siklus II kemampuan motorik halus anak sudah ada peningkatan dari hasil tindakan I.
B.   Pembahasan
Penerapan metode demontrasi dengan model tekhnik menjahit jelujur guna meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia lima sampai enam tahun di Kelompok Bermain (Kober) Asy-Syifa Desa Kaso Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis dilaksanakan melalui penelitian tindakan kelas.
Untuk mengetahui kondisi dan temuan-temuan yang ada dilapangan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian dilaksanakan dua siklus dengan kegiatan terdiri dari  perencanaan, tindakan/pelaksanaan, analisis dan refleksi. Perencanaan pembelajaran menjahit jelujur antara lain : menentukan kelas dan waktu penelitian, mendiskusikan dan menyusun pedoman untuk melakukan aktivitas pembelajaran motorik halus anak, membuat skenario rencana kegiatan menjahit jelujur yang dibuat untuk setiap siklus dengan tahap memegang benang dan jarum dengan ibu jari dan telunjuk, tahap penerapan teknik menjahit jelujur, tahap menjahit jelujur dengan benar.  
Pelaksanaan kegiatan menjahit jelujur dilaksanakan dalam dua siklus, siklus satu menjahit jelujur pada pola bentuk amplop dengan tema alat komunikasi, siklus dua menjahit jelujur pada pola bentuk hruf HP tema alat komunikasi. Adapun aktivitas anak dalam kegiatan menjahit jelujur, anak meniru bagaimana cara memegang benang dan jarum dengan menggunakan jari telunjuk dan jempol tangan serta memasukan benang pada pola yang sudah di lubangi dengan baik. Anak meniru dan mempraktekan langkah – langkah kegiatan menjahit jelujur secara beruntun, kegiatan ini dilakukan berulang-ulang agar anak mampu mengikuti gerakan yang dilihatnya sesuai dengan tahapan menggunakan konsep ( manipulation ). Aktivitas anak dalam mempraktekan cara menjahit jelujur yang membutuhkan ketelitian, kecermatan, konsentrasi anak dalam melakukan gerakan tangan. Dalam melakukan gerakan harus ada koordinasi antara gerakan jari tangan dan mata.
Dalam pelaksanaan tindakan peneliti melakukan observasi dan mencatat kemampuan motorik halus anak waktu kegiatan menjahit jelujur,  sebagai evaluasi apakah  kegiatan menjahit jelujur dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan pada anak waktu kegiatan menjahit jelujur peneliti menganalisis dan merefleksikanya. Refleksi dan analisis data dilakukan untuk mengetahui masalah dan hambatan yang ditemui sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan atau belum. Jika tujuan belum tercapai maka peneliti menyusun rencana selanjutnya.
Dari hasil observasi, pengamatan dan pencatatan kemampuan motorik halus anak melalui proses pembelajaran tekhnik menjahit jelujur peneliti  menganalisis hasil tindakan silkus satu dan tindakan siklus dua, dari hasil analisi menunjukan bahwa kemampuan motorik halus anak, kemampuan berkreasi, kemampuan berimajinasi anak ada peningkatan, sesuai dengan tujuan indikator dilaksanakanya kegiatan menjahit jelujur yang diberikan pada anak sudah di anggap baik dan tidak perlu untuk melakukan tindakan berikutnya.
Dari uraian pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan metode demontrasi dengan tekhnik menjahit jelujur di Kelompok Bermain (Kober) mendapat simpulan bahwa dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak, kemampuan berkreasi dan daya imajinasi memerlukan proses lama dengan latihan – latihan dan bimbingan secara individu. Untuk menghasilkan karya anak yang baik kelenturan, keluwesaan jari tangan dan kemampuan mengkoordinasikan gerakan jari tangan serta mata sangat penting dimiliki anak dalam kegiatan menjahit jelujur.
Kelemahan menggunakan metode demontrasi dengan teknik menjahit jelujur pada pelaksanaan tindakan kelas ini adalah anak yang mempunyai kemampuan motorik halus rendah, daya tangkap dan konsentrasi yang kurang diperlukan bimbingan khusus secara individu memerlukan waktu lama yang menyebakan anak lain yang masih perlu bimbingan kurang mendapat perhatian guru.


  

No comments:

Post a Comment