Thursday, February 15, 2018

MAKALAH PERKEMBANGAN WAWASAN MANUSIA



BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Manusia adalah salah satu makhluk yang diciptakan Allah SWT yang memilki karakteristik yang khas. Untuk memahami siapakah manusiai itu? Maka, manusia harus dikaji sebagai obyek yang menyeluruh dan mendalam yaitu dengan memahami potensi kehidupan yang mempengaruhi hidupnya. Sedangkan akal tidak termasuk dalam potensi kehidupan. Sebab manusia dapat hidup meskipun akalnya hilang. Namun akal merupakan kelebihan yang diberikan kepada manusia. Dari akal pikiran manusia  timbulah rasa ingin tahu, rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami, dan menjelaskan berbagai hal yang ada dan juga berusaha untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya. Semua ini menyebabkan manusia mendapatkan pengetahuan.
Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas. Pada manusia  kuno, untuk memuaskan diri, mereka mencoba membuat jawaban sendiri. Dengan menggunakan logika, muncullah pengetahuan yang berkuasa pada lautan, hutan, dan seterusnya.  Pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan disebut mitos. Dengan demikian seiring perkembangan zaman pola pikir manusia akan terus-menurus berubah-ubah. 


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Perkembangan Wawasan Pengetahuan Manusia?
2.      Bagaimana proses lahirnya ilmu pengetahuan alam modern?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahuiPerkembangan Wawasan Pengetahuan Manusia
2.      Untuk mengetahui proses lahirnya ilmu pengetahuan alam modern serta metode, sikap dan langkah-langkah operasionalnya.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Wawasan Pengetahuan Manusia
1.      Rasa Ingin Tahu
Menurut ilmu alamiah bahwa manusia itu mempunyai ciri-ciri, yaitu jasmaniah komplek, mengalami metabolisme atau pertukaran zat, bergerak, mudah terangsang oleh lingkungan, mempunyai potensi untuk berkembang-biak, dan pada akhirnya akan mati. Dari ciri-ciri di atas ternyata manusia itu sama dengan binatang atau makhluk lain.
Rasa ingin tahu yang dimiliki makhluk lain, seperti air dan udara atau benda mati lainnya, bukanlah atas kehendaknya sendiri, melainkan akibat dari pengaruh ilmiah yang bersifat kekal. Makhluk-makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang rasa ingin tahunya dengan cara pertumbuhan atau berpindah, namun pertumbuhan atau gerakan itu terbatas, yaitu untuk mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap dan berlangsung sepanjang zaman.
Kehendak untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain yang dilakukan oleh binatang, yaitu untuk mengetahui apakah di tempat itu ada cukup makanan untuknya sendiri atau bersama yang lain? Apakah suatu tempat cukup aman untuk membuat sarang? dan sebagainya, merupakan pengetahuan bagi binatang. Namun, pengetahuan itu tidak berubah dari zaman ke zaman (instink).
Bagaimana halnya dengan manusia? Manusia juga memiliki instinkseperti yang dimiliki oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Tetapi, tidak tetap sepanjang zaman. Itulah perbedaan manusia dengan makhluk lain dalam hal rasa ingin tahu.

2.      Mitos
ProsesPerkembangan Wawasan Pengetahuan Manusia selanjutnya setelah rasa ingin tahu adalah mitos.
A.    Pengertian Mitos
Mitos adalah suatu pengetahuan berdasarkan penghayatan digabungkan dengan pengalaman dan didasarkan dengan kepercayaan. Dalam istilah lain disebutkan bahwa mitos adalah pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan. Dalam kajian ilmu filsafat, mitos ini dibuang jauh-jauh karena tidak sesuai dengan akal sehat atau rasio manusia.
B.     Sejarah Mitos
Bermula dari rasa ingin tahu yang tinggi yang merupakan ciri khas manusia, selanjutnya berkembang apa yang dinamakan mitos. Masyarakat zaman pra Yunani Kuno sekitar tahun 15 – 7 SM. Percaya pada mitos dan itu merupakan salah satu jaaban yang dihubungkan dengan pengalaman dan kepercayaan saat itu. Untuk itulah manusia mereka-reka sendiri jawban atau keingintahuan itu. Sebagai contoh; apakah pelangi itu? Karena tidak dapat dijawab. Maka mereka-reka jawban bahwa pelangi adalah selendang "bidadari", maka timbullah pengetahuan baru yaitu "bidadari".
Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babylonia, yaitu kira-kira 700 – 600 SM. Maka pada zaman itu manusia ada yang pro dan ada juga yang kontra pada mitos
C.    Timbulnya Mitos
Mitos timbul disebabkan antara lain oleh keterbatasan alat indra manusia:
a.       Keterbatasan pengetahuan
Keterbatasan pengetahuan ini disebabkan oleh keterbatasan penginderaan, baik langsung maupun tidak langsung.
b.      Keterbatasan penalaran
Yang dimaksud keterbatasan penalaran di sini adalah keterbatasan manusia dalam pemikirannya.
c.       Ingin segera mendapat jawaban
Karena fenomena alam yang terjadi pada masa lalu mendesak manusia untuk mengemukakan jawaban, maka timbullah mitos dan ini merupakan jawaban kenapa mitos diterima pada masa itu.

3.      Mitos antara Pro dan Kontra
Masyarakat dahulu dapat menerima mitos karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan pemikirannya, sedangkan hasrat ingin tahunya berkembang terus. Itulah sebabnya mitos merupakan jawaban yang paling memuaskan pada zaman itu.
Puncak hasil pemikiran seperti di atas, terjadi pada zaman Babylonia, yaitu kira-kira 700-600 SM. Kita ambil salah satu contoh, di antaranyaHeroskop atau ramalan nasib manusia berdasarkan perbintangan. Masyarakat waktu itu, bahkan mungkin masih ada pada masa sekarang, dapat menerima karena pengetahuan yang mereka peroleh dari kenyataan pengamatan dan pengalaman tidak dapat digunakan untuk memacahkan masalah hidup yang mereka hadapi, ini merupakan contoh orang-orang yang pro akan mitos. Kemampuan berpikir manusia semakin maju disertai perlengkapan pengamatan, misalnya teropong bintang, maka mitos dengan berbagai legendanya makin ditinggalkan dan beralih kepada akal sehat. Inilah contoh dari orang-orang yang kontra akan mitos.
Orang-orang Yunani yang patut dicatat sebagai pelopor perubahan, sebagaimana yang telah dijelaskan sedikit pada sub bahasan A adalah sebagai berikut:
a.       Anaximander (610 – 546 SM),
b.      Anaximanes (560 – 520 SM.),
c.       Herakleitos (560 – 570 SM,),
d.      Phytagoras (+ 500 SM.),
e.       Demokritas (460-370 SM.),
f.        Empedokles (480-430 SM.),
g.      Plato (427-345 SM.),
h.      Aristoteles (384-322 SM.),
i.        Ptolomeus (127 – 151 M.),
j.        Ibn Shina (abad 11),
B.      Lahirnya Ipa Modern Sebagai Bukti Berkembangnya Wawasan Pengetahuan Manusia
Pada mulanya manusia percaya mitos yang sekarang dinilai sebagai pengetahuan semu (pseduo knowledge). Mengapa? Karena mitos tidak pernah memuaskan maka dicarilah pengetahuan sesungguhnya (pure science). Objek utama yang dipikirkan manusia adalah alam sehingga lahirlah pengetahuan alam (natural science). Untuk menemukan ilmu pengetahuan, harus digunakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme, yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah.
Pengetahuan yang disusun dengan cara pendekatan ilmiah atau metode keilmuan, diperoleh melalui kegiatan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah ini dilaksanakan secara sistematik dan terkontrol berdasarkan atas data-data empiris. Kesimpulan dari penelitian ini dapat menghasilkan suatu teori. Teori ini masih dapat menghasilkan suatu teori dan masih dapat diuji konsistensi serta kemantapannya. Metode keilmuan itu bersifat objektif, bebas dari keyakinan perasaan dan prasangka pribadi serta bersifat terbuka.
Jadi, suatu ilmu pengetahuan dapat digolongkan sebagai ilmu pengetahuan bilamana cara memperolehnya menggunakan metode keilmuan, yaitu gabungan rasionalisme dan emperisme. Secara lengkap dapat dikatakan bahwa suatu himpunan pengetahuan dapat disebut IPA bilamana persyaratan berikut: objeknya pengalaman manusia yang berupa gejala-gejala alam, yang dikumpulkan melalui metode keilmuan serta mempunyai manfaat untuk kesejahteraan manusia.  Kapan ilmu pengetahuan (sains) lahir ? secara waktu mungkin sulit untuk ditetapkan tetapi yang jelas sesuatu dinyatakan pengetahuan sains adalah apabila pendekatan kebenaran tertumpu pada rational approach and empiric approach yakni kebenaran yang secara rasional dapat dimengerti dan difahami serta dibuktikan secara fakta dan menggunakan peralatan ilmiah.

1.      Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu pengetahuan yang fungsional terhadap masalah tertentu. (Kamus Besar Bahasa Indonesia; PN Balai Pustaka, 1989). Pendekatan ilmiah wujudnya adalah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapat lewat metode ilmiah.
Untuk mencapai kebenaran, yaitu kesesuaian  antara pengetahuan itu sendiri dengan faktanya  maka di butuhkan suatu metode atau cara yang tepat. Dan ini disebut dengan metode ilmiah.  

2.      Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol.
1.      Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalah
Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan  data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.

2.      Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis
Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.

3.      Metode ilmiah didasarkan pada data empiris
Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah.


4.      Pada metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara terkontrol
Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan seperti apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.

3.      Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.
Sikap-sikap Ilmiah meliputi:
(1)   Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang.Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
(2)   Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu. Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.
(3)   Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri.
(4)   Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat. Contoh: Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.
(5)   Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.
(6)   Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki.apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
(7)   Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
(8)   Sikap tekun, Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
   Menurut ilmu alamiah bahwa manusia itu mempunyai ciri-ciri yang kompleks, yang sama dengan makhluk lainnya, akan tetapi manusia juga mempunyai perbedaan tersendiri dari makhluk lainnya.Yang membedakan adalah manusia di karuniai oleh Allah SWT akal pikiran yang menjadi kelebihan tersendiri dari makhluk Allah yang lain,karena dengan akal manusia jadi mempunyai rasa ingin tau tentang apa yang dilihatnya.
   Mitos adalah suatu pengetahuan berdasarkan penghayatan digabungkan dengan pengalaman dan didasarkan dengan kepercayaan, Bermula dari rasa ingin tahu yang tinggi yang merupakan ciri khas manusia.
   Seiring berjalannya waktu,pengertian tentang mitos dan lain sebangainya pun hilang dengan datangnya ilmu pengetahuan modern yang menjadi bukti bahwa wawasan manusia tentang ilmu pengetahuan semakin berkembang. Dan ilmu pengetahuan modern ini pun mempunyai metode-metode yang sistematis,empiris dan terkontrol.

B.     Saran




DAFTAR PUSTAKA

Mawardi, Nur Hayati.IAD-ISD-IBD. Bandung: Pustaka Setia, 2000.
Abdurrahman, Hafidz. Islam: Politik dan Spiritual (Singapore: Lisan Ul-Haq,1998)
Trianto, Wawasan Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Prestasi Pustaka,2007)
Mien Roosmini dkk, Ilmu Alamiah Dasar. Semarang: IKIP,1989

No comments:

Post a Comment