Wednesday, June 9, 2021

SOP PELAYANAN EKLAMSI

 

SOP PELAYANAN EKLAMSI

SOP

No. Dokumen

 

No. Revisi

 

Tanggal  Terbit

 

Halaman

 

UPTD Puskesmas Tambaksari

 

 

 

H. Iim Ibrahim, SKM

NIP. 196410201984121001

 

1.    Pengertian

Eklamsia adalah kelainan akut pada preeklamsi ringan atau berat, dalam kehamilan , persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang dengan atau tanpa penurunan kesadaran (gangguan sistem saraf pusat)

 

2.    Tujuan

Tujuan Umum : melakukan penilaian klasik , klasifikasi dan penatalaksanaan serta mencegah komplikasi.

Tujuan Khusus :

a. Mencegah tanda dan gejala hipertensi karena kehamilan dan menentukan diagnosis yang paling mungkin dalam hubungan dengan hipertensi yang dipicu karena kehamilan.

b. Melakukan penatalaksanaan preeklamsia/eklamsia dan hipertemsi kronik pada ibu hamil.

c. Melakukan pemberian obat anti kejang (Magnesium sulfat dan Diazepam) serta obat antihipertensi penatalaksanaan preeklamsi berat eklamsi

 

3.    Kebijakan

Upaya untuk mendeteksi sedini mungkin komplikasi hipertensi karena kehamilan

4.    Anamnesis

1. Umur kehamilan > 20 minggu

2. Hipertensi

3. kejang.

4. Penurunan kesadaran

5. Pengelihatan kabur

6. Nyeri kepala hebat

7. Nyeri ulu hati

5.    Pemeriksa Fisik

1. Kesadaran somnolen sampai koma

2. Tanda vital TD: >140/90 mmHg

3. Proteinuria minimal 1+

4. Penurunan kesadaran tanpa disertai kejang

6.    Diagnosa Banding

Hipertensi menahun, kelainan ginjal.

7.    Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang

Preeklamsi Ringan : Urin Lengkap

Preeklamsi Berat/Eklamsi :

Pemeriksaan Laboratorium

-       Pemeriksaan Hb, Ht, Leukosit, trombosit, urin lengkap.

-       Pemeriksaan USG.

 

8.    Penatalaksanaan

Penatalaksanaan

Pengobatan medisinal

1. Infus cairan RL

2. Pemberian obat : MgSO4

 

Cara pemberian MgSo4 sama dengan preeklamsi berat.

Bila timbul kejang-kejang ulangan maka dapat diberikan 2g MgSO4 40 %.IV selama 2 menit, sekurang-kurangnya 20 menit setelah pemberian terakhir . dosis tambahan 2 g hanya diberikan sekali saja. Bila setelah di beri dosis tambahan masih tetap kejang maka diberikan amobarbital 3-5 mh/kg/bb/iv pelan-pelan.

Perawatan pasien dnegan serangan kejang.

 

dirawat dikamar isolasi yang cukup terang.

 Masukan sudip lidah kedalam mulut pasien.

 Kepala direndahkan: daerah orofaring dihisap.

 

Fiksasi badan pada tempat tidur yang cukup longgar guna mencegah fraktur.

9.    Referensi

Permadi, wiryawan dr.Dr. SpOG(K) dkk. 2015. Panduan praktek klinis Obstetri & Ginekologi. Penerbit: DEP./SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran RSUP DR. HASAN SADIKIN.

 

10. Rekam Histori Perubahan

 

No.

Yang Dirubah

Isi Perubahan

Tanggal Mulai Diberlakukan

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment